Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) memberikan pelatihan warga lokal sekitar Kota Nusantara untuk diberdayakan sebagai tenaga pengamanan dalam mendukung pembangunan ibu kota baru Indonesia itu pada sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
"Segala sesuatu yang dibutuhkan di Kota Nusantara perlu libatkan warga lokal, termasuk dengan pengamanan," ujar Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin di Penajam, Rabu.
Sebanyak 160 warga berbagai kecamatan di wilayah sekitar Kota Nusantara, seperti Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, serta Kecamatan Samboja Barat, Loa Kulu, Loa Janan, dan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara diberikan pelatihan untuk diberdayakan sebagai tenaga pengamanan.
Warga lokal tidak hanya menjadi penonton dalam pembangunan Kota Nusantara, tetapi juga diharapkan menjadi pelaku aktif yang menjaga ketertiban dan stabilitas keamanan.
"OIKN ingin pastikan peserta pelatihan punya peluang besar terserap dalam pasar kerja di OIKN maupun sektor swasta yang berpotensi di Kota Nusantara," katanya.
Melibatkan warga lokal dalam menjaga keamanan juga merupakan langkah penting, kata dia, untuk mengurangi ketergantungan tenaga kerja dari luar daerah dan meminimalisasi kesenjangan sosial dan ekonomi di wilayah sekitar ibu kota baru Indonesia.
Pelatihan tersebut adalah program satuan pengamanan (satpam) garda pratama yang dilaksanakan OIKN bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kota Samarinda, Polda Kalimantan Timur, serta PT Bina Sarana Multi Cipta Indonesia.
Program pelatihan juga untuk memenuhi tenaga pengamanan profesional yang berada dari warga lokal, khususnya dari wilayah sekitar Kota Nusantara.
Peserta tidak hanya diberikan pelatihan menyangkut tugas dan fungsi dasar satpam, kata dia, juga mencakup teknik pengamanan, penggunaan peralatan pengamanan, pengawasan CCTV, dan pengetahuan hukum terkait batasan wewenang satpam.
"Peserta juga dilatih untuk hadapi situasi darurat kebakaran dan kerusuhan, serta dibekali keterampilan komunikasi, dasar Bahasa Inggris, serta pelatihan fisik dan mental, agar siap dalam menghadapi situasi yang berpotensi menimbulkan konflik," tambahnya.
Pelatihan tersebut diberikan untuk memberdayakan warga lokal agar turut serta dalam menjaga keamanan dan mendapatkan keterampilan yang dapat bermanfaat bagi kesejahteraan jangka panjang, demikian Alimuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Segala sesuatu yang dibutuhkan di Kota Nusantara perlu libatkan warga lokal, termasuk dengan pengamanan," ujar Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin di Penajam, Rabu.
Sebanyak 160 warga berbagai kecamatan di wilayah sekitar Kota Nusantara, seperti Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, serta Kecamatan Samboja Barat, Loa Kulu, Loa Janan, dan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara diberikan pelatihan untuk diberdayakan sebagai tenaga pengamanan.
Warga lokal tidak hanya menjadi penonton dalam pembangunan Kota Nusantara, tetapi juga diharapkan menjadi pelaku aktif yang menjaga ketertiban dan stabilitas keamanan.
"OIKN ingin pastikan peserta pelatihan punya peluang besar terserap dalam pasar kerja di OIKN maupun sektor swasta yang berpotensi di Kota Nusantara," katanya.
Melibatkan warga lokal dalam menjaga keamanan juga merupakan langkah penting, kata dia, untuk mengurangi ketergantungan tenaga kerja dari luar daerah dan meminimalisasi kesenjangan sosial dan ekonomi di wilayah sekitar ibu kota baru Indonesia.
Pelatihan tersebut adalah program satuan pengamanan (satpam) garda pratama yang dilaksanakan OIKN bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kota Samarinda, Polda Kalimantan Timur, serta PT Bina Sarana Multi Cipta Indonesia.
Program pelatihan juga untuk memenuhi tenaga pengamanan profesional yang berada dari warga lokal, khususnya dari wilayah sekitar Kota Nusantara.
Peserta tidak hanya diberikan pelatihan menyangkut tugas dan fungsi dasar satpam, kata dia, juga mencakup teknik pengamanan, penggunaan peralatan pengamanan, pengawasan CCTV, dan pengetahuan hukum terkait batasan wewenang satpam.
"Peserta juga dilatih untuk hadapi situasi darurat kebakaran dan kerusuhan, serta dibekali keterampilan komunikasi, dasar Bahasa Inggris, serta pelatihan fisik dan mental, agar siap dalam menghadapi situasi yang berpotensi menimbulkan konflik," tambahnya.
Pelatihan tersebut diberikan untuk memberdayakan warga lokal agar turut serta dalam menjaga keamanan dan mendapatkan keterampilan yang dapat bermanfaat bagi kesejahteraan jangka panjang, demikian Alimuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024