Perum Bulog Kantor Cabang Samarinda, Kalimantan Timur, sedang masa persiapan melakukan Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), seiring adanya harga beras premium di kawasan perbatasan negara tersebut yang mengalami kenaikan.
Dari harga eceran tertinggi (HET) atau harga acuan pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah senilai Rp13.100 per kg, ternyata harga jual eceran di kawasan itu rata-rata sebesar Rp17.000 per kg, atau mengalami kenaikan 29,77 persen.
"Senin kemarin saya mengikuti rapat koordinasi (rakor) dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim yang membahas masalah ini, sehingga sekarang bersiap melakukan Gerakan Pangan Murah di Mahulu melalui subsidi ongkos angkut," kata Kepala Bulog Samarinda Ronny Anwar di Samarinda, Selasa.
Dalam rapat kemarin, katanya lagi, juga dibahas tentang beberapa hal mengapa harga beras premium di kawasan itu lebih tinggi ketimbang kabupaten/kota lain di Kaltim yang masuk wilayah kerja Bulog Samarinda.
Sejumlah hal yang menyebabkan harga beras naik seperti letak geografis dan jarak tempuh ke Kabupaten Mahulu yang cukup sulit dan sangat jauh dari Kota Samarinda, kondisi ini membuat biaya distribusi lebih mahal ketimbang ke daerah lain, sehingga dampaknya adalah harga menjadi naik.
“Langkah yang diambil Bulog Cabang Samarinda adalah Gerakan Pangan Murah (GPM) melalui subsidi ongkos angkut untuk seluruh komoditi yang diperjualbelikan, untuk mengendalikan harga di kawasan itu,” katanya.
Ia melanjukan, Gerakan pangan Murah yang segera digelar ini merupakan hasil koordinasi dan sinergisitas dengan sejumlah pihak, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahakam Ulu, kemudian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi Kalimantan Timur.
Untuk sementara beras yang disiapkan untuk dijual di GPM antara 10-20 ton, namun, lanjutnya, jumlah ini masih menunggu surat resmi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahulu, sedangkan biaya subsidi ongkos angkut dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi Kalimantan Timur.
"Mungkin bukan hanya komoditi beras yang naik, namun seluruh komoditi lainnya pun saat ini sudah di atas harga rata-rata, jika kita membandingkan dengan harga di kabupaten/kota yang jalur transportasinya mudah dijangkau,” kata Ronny.
Ia juga mengatakan, untuk angkutan beras dan komoditas lain dari Samarinda ke Mahulu dilakukan kombinasi angkutan darat dan sungai untuk mempercepat beras sampai, yakni dari Samarinda ke Kabupaten Kutai Barat menggunakan jalur darat, dilanjutkan angkutan sungai ke Ujoh Bilang, Ibu Kota Mahulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
Dari harga eceran tertinggi (HET) atau harga acuan pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah senilai Rp13.100 per kg, ternyata harga jual eceran di kawasan itu rata-rata sebesar Rp17.000 per kg, atau mengalami kenaikan 29,77 persen.
"Senin kemarin saya mengikuti rapat koordinasi (rakor) dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim yang membahas masalah ini, sehingga sekarang bersiap melakukan Gerakan Pangan Murah di Mahulu melalui subsidi ongkos angkut," kata Kepala Bulog Samarinda Ronny Anwar di Samarinda, Selasa.
Dalam rapat kemarin, katanya lagi, juga dibahas tentang beberapa hal mengapa harga beras premium di kawasan itu lebih tinggi ketimbang kabupaten/kota lain di Kaltim yang masuk wilayah kerja Bulog Samarinda.
Sejumlah hal yang menyebabkan harga beras naik seperti letak geografis dan jarak tempuh ke Kabupaten Mahulu yang cukup sulit dan sangat jauh dari Kota Samarinda, kondisi ini membuat biaya distribusi lebih mahal ketimbang ke daerah lain, sehingga dampaknya adalah harga menjadi naik.
“Langkah yang diambil Bulog Cabang Samarinda adalah Gerakan Pangan Murah (GPM) melalui subsidi ongkos angkut untuk seluruh komoditi yang diperjualbelikan, untuk mengendalikan harga di kawasan itu,” katanya.
Ia melanjukan, Gerakan pangan Murah yang segera digelar ini merupakan hasil koordinasi dan sinergisitas dengan sejumlah pihak, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahakam Ulu, kemudian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi Kalimantan Timur.
Untuk sementara beras yang disiapkan untuk dijual di GPM antara 10-20 ton, namun, lanjutnya, jumlah ini masih menunggu surat resmi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahulu, sedangkan biaya subsidi ongkos angkut dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi Kalimantan Timur.
"Mungkin bukan hanya komoditi beras yang naik, namun seluruh komoditi lainnya pun saat ini sudah di atas harga rata-rata, jika kita membandingkan dengan harga di kabupaten/kota yang jalur transportasinya mudah dijangkau,” kata Ronny.
Ia juga mengatakan, untuk angkutan beras dan komoditas lain dari Samarinda ke Mahulu dilakukan kombinasi angkutan darat dan sungai untuk mempercepat beras sampai, yakni dari Samarinda ke Kabupaten Kutai Barat menggunakan jalur darat, dilanjutkan angkutan sungai ke Ujoh Bilang, Ibu Kota Mahulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024