Samarinda (ANTARA Kaltim) – Pembangunan dua proyek tambahan yang erat kaitannya dengan alur pelayaran di Balikpapan yakni pembangunan Jembatan Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU) lewat titik Melawai-Nipahnipah dan rencana pembangunan Pangkalan TNI AL juga di perairan Melawai belum menemukan titik terang. Terutama terkait berapa meter ketinggian jembatan yang akan dibangun dari permukaan air laut.
 
Dikatakan dua proyek tambahan, karena proyek ini sebelumnya tak tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Terkait hal ini, Muhammad Adam Sinte, legislator Dapil Balikpapan dari Fraksi Hati Nurani Rakyat (Hanura) mengatakan, perlu adanya pembahasan yang lebih mendalam terkait fenomena tersebut agar perencanaan pembangunan jangka panjang ke depan lebih terarah.

“Perlu pembahasan seluruh kawan-kawan dunia usaha dan stake holder lainnya dengan melibatkan konsultan perencanaan jembatan, guna menemukan titik terang,” kata politikus berlatar belakang pengusaha ini.

Dalam pemberitaan di sejumlah media, PT Waskita Karya menginginkan ketinggian jembatan 50 meter, sementara Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Balikpapan meminta ketinggian jembatan 65 meter dengan patokan tinggi kapal yang melintas mencapai 58 meter. Persoalan ini masih menjadi abu-abu, belum ada kejelasan berapa ketinggian jembatan yang akan dibangun nantinya.

Adam mengusulkan perencanaan pembangunan jembatan jangka panjang ke depan dengan mengubah konsep dan desain jembatan serta menerapkan sistem jembatan terbuka secara vertikal.

Yakni pada bagian tengah jembatan bisa di angkat ke atas agar kapal yang hendak melintas di bawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Misalnya jika tinggi kapal yang melintas di atas 65 meter.

Oleh karenanya, perlu pembahasan mendalam bersama pihak-pihak terkait untuk mencari solusi dan jalan tengah karena perencanaan ini menyangkut teknis, tehnologi dan biaya yang cukup besar guna merancang pembangunan jembatan yang lebih maksimal, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Ia mencontohkan Jembatan Ampera di Palembang menerapkan sistem tersebut dengan kecepatan pengangkatan sekitar 10 meter per menit sehingga membutuhkan waktu 30 menit untuk mengangkat penuh jembatan. Ia mengharapkan perencanaan pembangunan jembatan yang ada di Balikpapan sama, sehingga dapat memudahkan aktivitas pelayaran melintas ketika permukaan air laut pasang tinggi. (Humas DPRD Kaltim/adv/ast/oke)

 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014