Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Jepang melalui Konsuler Jepang di Surabaya membuka peluang kerjasama di berbagai bidang dengan Pemprov Kaltim. Tawaran kerjasama tersebut disampaikan Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, Drs Noboru Nomura saat melakukan pertemuan dengan Plt Sekprov Kaltim Dr Rusmadi di Kantor Gubernur Kaltim, Kamis (23/10).

Peluang yang dimungkinkan untuk dikerjasamakan meliputi bidang pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan juga kerjasama bidang ekonomi.  "Ada peluang beasiswa untuk D2 dan D3. Sedangkan untuk dosen-dosen ITK (Institut Teknologi Kalimantan), kami akan bicarakan dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya," kata Nomura.

Sementara untuk kemungkinan pengiriman lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk melanjutkan pendidikan hingga akhirnya mereka dapat kembali ke Indonesia dengan sertifikat siap kerja, Noboru Nomura melihat peluang itu bisa dilakukan dengan syarat fokus profesi/kerja apa yang dibutuhkan.

Dia mencontohkan, jika di Jepang, profesi yang sangat dibutuhkan adalah juru rawat atau perawat. Pasalnya, jumlah penduduk usia di Jepang saat ini sangat tinggi dibanding penduduk usia muda. Karena itu, banyak orang tua di Jepang memerlukan tenaga perawat.

"Perawat dari Indonesia itu terkenal di Jepang. Mereka sangat rajin dan cocok dengan para orang tua di Jepang. Fokus seperti ini yang harus kita sesuaikan dan kami perlu tahu lebih rinci sejak awal," ujar lulusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) itu.

Peluang lain yang dibuka pemerintah Jepang adalah bantuan program pendidikan skala kecil dengan alokasi maksimal 10 juta yen atau setara Rp 1 miliar untuk setiap program. Dalam setahun, pemerintah Jepang menyiapkan setidaknya 4 program atau 40 juta yen.

"Syarat program ini harus diberikan kepada NGO (organisasi non pemerintah), bukan untuk pemerintah. Kalau usulan disampaikan pemerintah, tentu tidak bisa kami lanjutkan," jelas Nomura.

Selain menjelaskan kemungkinan kerjasama bidang pendidikan, Nomura juga memberi banyak saran bagi Kaltim untuk dapat menarik lebih banyak wisatawan asal Jepang yang umumnya menyukai keindahaan wisata pantai dan bawah laut. Dia memberi banyak masukan terkait pentingnya penyiapan infrastruktur yang baik di kawasan wisata Pulau Derawan dan sekitarnya.

"Warga Jepang di Singapura mencapai 50.000 orang. Jauh lebih banyak dibanding di Jakarta yang hanya sekitar 10.000 orang. Jika ada penerbangan langsung Singapura-Berau, tentu akan lebih baik. Selain itu, fasilitas kesehatan, kebersihan fasilitas umum seperti toilet, penginapan dan ketersediaan air bersih perlu diperhatikan. Sebab semua itu akan menjadi penilaian mereka untuk datang ke Kaltim," pesannya.

Sedangkan untuk kemungkinan kerjasama ekonomi melalui investasi perusahaan-perusahaan Jepang ke Kaltim, khususnya yang memanfaatkan jalur ALKI II, Nomura menegaskan pentingnya jaminan ijin ekspor dari Kaltim ke negara tujuan. "Kami punya pengalaman kurang baik. Pengusaha kami membuka usaha di Sulawesi Selatan dan ternyata tidak bisa ekspor langsung ke Jepang, tapi harus mampir dulu di Surabaya. Ini kan biaya mahal dan tidak kondusif untuk investasi," ujar Nomura.  

Sementara Plt Sekprov Kaltim Rusmadi menyambut baik tawaran kerjasama ini dan berharap terjalin kerjasama saling menguntungkan antara Kaltim dan Jepang.

"Kami sangat menyambut baik rencana kerjasama ini. Kaltim memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa. Kami berharap potensi besar ini dapat digarap oleh putra-putri daerah. Kami memberikan beasiswa, bukan hanya S1, tapi juga S2 dan S3," kata Rusmadi.

Dia juga mengingatkan jajaran Pemprov agar segera menyiapkan konsep-konsep kerjasama yang lebih rinci untuk ditindaklanjuti, baik bidang pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan ekonomi.

Mendampingi Plt Sekprov Kaltim dalam pertemuan tersebut, Staf Ahli Gubernur bidang Pendidikan, Sigit Muryono, Kepala Dinas Pendidikan Musyahrim, Kepala BPPMD Diddy Rusdiansyah dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setprov Kaltim, S Adiyat. (Humas prov kaltim/sul)

 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014