Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur mendorong terciptanya kelembagaan petani yang kuat di daerah sehingga para petani mampu menjalankan usaha pertanian lebih maju dan berkembang pesat.
"Tujuannya agar petani bisa mengelola perkebunan mereka secara mandiri dan modern, mulai pemilihan benih hingga pemasaran hasil panen," kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ence Achmad Rafiddin Rizal di Paser, salah satu kabupaten di Kaltim, Jumat.
Menurutnya penggunaan benih unggul bermutu menjadi kunci keberhasilan pertanian modern di Kalimantan Timur.
Benih unggul tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta mampu beradaptasi dengan perubahan iklim.
Oleh sebab itu, lanjut Rizal diperlukan kelembagaan yang menaungi produsen benih, karena Kelembagaan ini bertujuan untuk memastikan distribusi pengetahuan, bantuan fisik, serta menjaga kualitas bibit yang diberikan kepada petani.
Melalui kelembagaan, petani bisa mendapatkan pelatihan, akses informasi, serta dukungan modal untuk mengembangkan usaha mereka.
"Hal ini diupayakan untuk mencegah penyebaran benih ilegal yang dapat merugikan masyarakat," katanya.
Rizal mengungkapkan tingginya penggunaan benih kelapa sawit palsu di tingkat petani dikarenakan beberapa hal, diantaranya belum tersedianya benih bersertifikat secara memadai di tingkat petani, rendahnya pemahaman petani terhadap penggunaan benih bersertifikat, kurangnya akses petani terhadap benih bersertifikat,
Selain itu, pemicu lainnya harga benih bersertifikat relatif mahal, benih palsu bisa beredar dengan cara mudah dan murah, dan sulit membedakan antara benih bersertifikat dan tidak bersertifikat atau palsu.
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur mendorong produsen benih untuk menyediakan benih berkualitas dengan harga terjangkau.
Selain itu, perlu dibangun sistem distribusi yang efektif untuk memastikan benih sampai ke tangan petani.
Untuk memastikan penyediaan benih kelapa sawit unggul berjalan efektif, perlu dipetakan lokasi sumber benih, produsen, dan pekebun dalam ekosistem bisnis.
Hal ini dapat dilakukan melalui lembaga Produsen Benih berbasis Korporasi dalam satu wadah, yaitu Korporasi Petani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Tujuannya agar petani bisa mengelola perkebunan mereka secara mandiri dan modern, mulai pemilihan benih hingga pemasaran hasil panen," kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ence Achmad Rafiddin Rizal di Paser, salah satu kabupaten di Kaltim, Jumat.
Menurutnya penggunaan benih unggul bermutu menjadi kunci keberhasilan pertanian modern di Kalimantan Timur.
Benih unggul tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta mampu beradaptasi dengan perubahan iklim.
Oleh sebab itu, lanjut Rizal diperlukan kelembagaan yang menaungi produsen benih, karena Kelembagaan ini bertujuan untuk memastikan distribusi pengetahuan, bantuan fisik, serta menjaga kualitas bibit yang diberikan kepada petani.
Melalui kelembagaan, petani bisa mendapatkan pelatihan, akses informasi, serta dukungan modal untuk mengembangkan usaha mereka.
"Hal ini diupayakan untuk mencegah penyebaran benih ilegal yang dapat merugikan masyarakat," katanya.
Rizal mengungkapkan tingginya penggunaan benih kelapa sawit palsu di tingkat petani dikarenakan beberapa hal, diantaranya belum tersedianya benih bersertifikat secara memadai di tingkat petani, rendahnya pemahaman petani terhadap penggunaan benih bersertifikat, kurangnya akses petani terhadap benih bersertifikat,
Selain itu, pemicu lainnya harga benih bersertifikat relatif mahal, benih palsu bisa beredar dengan cara mudah dan murah, dan sulit membedakan antara benih bersertifikat dan tidak bersertifikat atau palsu.
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur mendorong produsen benih untuk menyediakan benih berkualitas dengan harga terjangkau.
Selain itu, perlu dibangun sistem distribusi yang efektif untuk memastikan benih sampai ke tangan petani.
Untuk memastikan penyediaan benih kelapa sawit unggul berjalan efektif, perlu dipetakan lokasi sumber benih, produsen, dan pekebun dalam ekosistem bisnis.
Hal ini dapat dilakukan melalui lembaga Produsen Benih berbasis Korporasi dalam satu wadah, yaitu Korporasi Petani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024