Jakarta (ANTARA Kaltim) - Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pemprov Kaltim yang dikelola Badan Perijinan   dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim,  sukses menduduki posisi empat besar dalam Investment Award 2014 untuk kategori provinsi terbaik. Prestasi ini sangat membanggakan, mengingat sebelumnya Kaltim tidak pernah masuk dalam nominasi 10 provinsi terbaik dalam urusan penyelenggaraan PTSP bidang penanaman modal.

Penganugerahan penghargaan kepada penyelenggara PTSP bidang penanaman modal terbaik itu dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal  (BKPM) Mahendra Siregar kepada Plt Sekprov Kaltim Dr H Rusmadi di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (7/10).

Kaltim sukses menduduki peringkat keempat dari 34 provinsi di Indonesia yang menjadi objek survei. Kaltim berada di bawah Jawa Timur, Sumatera Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam survei dan penilaian yang dilakukan PT Surveyor Indonesia.

“Kita sangat bersyukur   karena kerja keras kita kemudian berbuah penghargaan yang dinilai oleh tim independen yang sangat profesional. Pesan terpenting yang ingin kami sampaikan, bahwa Pemprov Kaltim akan terus berupaya membangun iklim dan proses perijinan yang lebih baik. Bagaimana pun investasi ini sangat diperlukan untuk mendorong laju perkembangan ekonomi Kaltim,”  kata Rusmadi usai menerima penghargaan.

Rusmadi menjelaskan, akselerasi dan percepatan perluasan pembangunan ekonomi Kaltim tidak mungkin akan berjalan maksimal tanpa partisipasi para investor. Sebab itu, dukungan swasta tentu sangat diharapkan. Salah satu pemantik ketertarikan swasta untuk berinvestasi adalah kemudahan dalam hal perijinan.

“Intinya kita akan terus maksimalkan PTSP untuk menyederhanakan pelayanan, menyederhanakan biaya dan menyederhanakan persyaratan. Tujuannya agar perijinan bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Dengan begitu, investasi juga akan mengalir lebih deras lagi ke Kaltim,”  lanjut Rusmadi.

Terkait investasi yang saat ini masuk ke Kaltim, Rusmadi mengungkapkan, pihaknya mengarahkan laju investasi untuk sektor pertambangan  lebih fokus ke manufaktur atau pengolahan hasil tambang batu bara.  

Hal tersebut sangat berkaitan dengan kebijakan Gubernur Awang Faroek Ishak agar sejak tahun 2015, tidak ada lagi sumber daya alam Kaltim yang dijual dalam bentuk mentah. Harus ada nilai tambah produk sehingga memberi dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Kaltim.

Sementara terkait keberhasilan Kaltim mendapatkan Investment Award 2014 untuk PTSP bidang penanaman modal kali ini, Kepala BPPMD Kaltim Diddy Rusdiansyah yang mendampingi  Plt Sekprov Kaltim Rusmadi     menjelaskan, bahwa sebelumnya Kaltim tidak pernah masuk dalam nominasi provinsi terbaik untuk kategori  PTSP penanaman modal ini. Tahun ini, Kaltim masuk nominasi 10 besar provinsi dan sukses berada di posisi empat secara nasional.

“Saat ini kita baru melaksanakan 15 kewenangan. Sebentar lagi akan ditambah 26 kewenangan dari 7 satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Jika ini bisa terus kita tingkatkan, maka PTSP kita akan semakin baik,” ungkap Diddy.

Perkembangan investasi Kaltim bergerak sangat positif sejak tahun 2011 hingga 2014. Pada 2011 persetujuan investasi  masih berkisar Rp4,1 triliun, pada 2012 meningkat menjadi Rp10,7 triliun. Pada tahun 2013 angkanya terus bergerak  naik menjadi 27,6 triliun dan tahun ini hingga triwulan III sudah mencapai Rp38,2 triliun.

Pada saat penyerahan Investment Award 2014 tersebut, juga disampaikan paparan oleh tim dari National University of Singapore (NUS). Dari kajian yang  mereka lakukan di 34 provinsi di Indonesia, ternyata Kaltim masih menjadi provinsi yang memiliki tingkat daya saing (competitivenees) ketiga  terbaik secara nasional dibawah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Penyerahan penghargaan kemarin juga disaksikan oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasojo. (Humas Prov Kaltim/sul)

 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014