PS Makassar (PSM) masih kehilangan tuah Stadion Batakan, Balikpapan. Hasil seri 0-0 lawan PSIS Semarang di stadion berkapasitas 40 ribu penonton pada Jumat 20/9 malam jadi satu tandanya.
Pekan lalu bahkan hasilnya lebih buruk. Yuran Fernandez dan kawan-kawan dipencundangi Arema Malang, tim yang bahkan belum pernah menang di lima pertandingan awal Liga Indonesia.
Satu gol Dalberto di pertengahan babak kedua cukup mengamankan tiga poin curian Singo Edan dan membuat Pelatih PSM Bernardo Tavares mencak-mencak.
Sebelum itu, Juku Eja juga harus puas berbagi poin dengan Persib Bandung, tim yang biasa dibantai Pasukan Ramang bila main di kandang di Makassar. Skor akhir 0-0 dan Maung Bandung pun bersiul-siul mengantongi satu poin dari Batakan.
Praktis, setelah tiga kali menang berturutan dan mengantongi 9 poin hingga sukses bertengger di puncak klasemen Liga Indonesia, catatan positif PSM terhenti. Di tiga laga terakhir PSM hanya menuai 2 poin dari potensi 9 yang bisa diraih, sehingga hanya menambah total poin sementara menjadi 11, tidak cukup untuk mempertahankan posisi pertama di klasemen. PSM pun digusur Borneo FC dan Persebaya Surabaya yang memiliki nilai sama, 13. Borneo naik ke top klasemen karena mencetak lebih banyak gol daripada Persebaya.
Pelatih Bernardo Tavares memiliki beberapa jawaban atas kenyataan tersebut. Pertama, sampai dengan pertandingan lawan Arema, enam penggawa Pasukan Ramang harus minggir karena cedera. Yuran Fernandez, bek tengah yang tingginya hampir dua meter itu salah satunya. Juga gelandang Daisuke Sakai yang terakhir kali main saat PSM melibas Dewa United 3-1.
Kemudian, skuadnya tidak bisa berlatih dengan baik di Kota Minyak, karena ketiadaan lapangan rumput sepakbola yang bagus.
“Kondisi lapangan (tempat latihan) yang ada di sini membuat pemain rawan cedera,” kata Tavares.
Di dalam daftar lapangan yang disediakan Panitia Liga 1, lapangan latihan yang disediakan adalah Lapangan Bima Sakti di Markas Lanud Dhomber Balikpapan, Lapangan Brimob Polda Kaltim di Staal Kuda, Lapangan Stadion Sudirman di Jalan Tanjung Pura, termasuk juga Lapangan Telkom di Komplek Telkom Jalan MT Harjono. Risiko cendera meningkat bila lapangan terasa keras bila diinjak.
Dan, masih soal lapangan, Tavares juga protes hal kondisi lapangan rumput Stadion Batakan. Rumput di lapangan sekarang, ujarnya, sudah "boncel-boncel" di sana-sini. Daerah di depan gawang menjadi yang terparah.
“Membuat kami tidak bisa main bawah, main bola-bola pendek cepat,” kata Tavares. Terlihat beberapa kali dalam pertandingan, saat sedang meluncur, bola tiba-tiba saja naik seperti dipantulkan dan pemain pun kehilangan kontrol atas bola tersebut.
***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024