Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan melalui stasiun Geofisika mencatat sebanyak 21 gempa susulan setelah gempa bermagnitudo 5,5 melanda Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
"21 gempa itu gempa susulan berkekuatan tertinggi 4.2M dan terendah 2,6M," jelas Kepala Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan, Rasmid di kantornya, Senin (16/9) malam.
Rasmid menjelaskan, berdasarkan catatannya secara keseluruhan terdapat 23 kali gempa bumi dalam kurun waktu 24 jam melanda Berau yang diawali gempa pembuka sekitar pukul 19.29 wita dengan kekuatan 4,1M.
"Kemudian jam 21.08 wita gempa berkekuatan 5,6M terjadi dan dirangkai 7 gempa susulan pada jam yang sama," jelasnya.
Selang satu jam kemudian atau tepatnya sekitar pukul 22.00 wita gempa susulan masih terjadi sebanyak tiga kali.
"Kemudian pukul 23.00 wita intensitas kegempaan menurun hanya terjadi dua kali, sebelum kembali meningkat pada pukul 24.00 wita sebanyak tiga kali," papar Rasmid.
Setelahnya, kata Ramsid gempa hanya terjadi sesekali sekitar pukul 01.00 wita, 03.00 wita, 07.00 wita, dan 09.00 wita.
"Memasuki siang hari tidak ada tercatat aktifitas kegempaan," tutur Rasmid.
Gempa kembali masuk dalam catatan dapur Stasiun Geofisika Balikpapan pada sore hari, sekitar pukul 16.00 wita, dan 18.00 wita.
Sebelumnya Rasmid menyampaikan gempa ini diakibatkan oleh adanya pergerakan sesar aktif yang melintasi kawasan tersebut yakni sesar Mangkalihat yang memiliki panjang hingga 100 Kilometer.
Dalam kesempatan itu, Rasmid juga sedikit melakukan koreksi hasil analisa, dimana sebelumnya ia menyampaikan hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrusrt fault).
"Berdasarkan hasil analisa mekanisme sumber terbaru kami menunjukkan gempa memiliki pergerakan mendatar (strike slip)," tuturnya.
Hingga informasi ini diturunkan, nampak Stasiun Geofisika Balikpapan masih terus melakukan pemantauan aktifitas kegempaan di Berau.
"Dari dapur kami bila terjadi gempa, hasilnya kami terima 3 menit kemudian, tapi bila berkekuatan besar langsung diambil alih pusat," demikian Rasmid.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"21 gempa itu gempa susulan berkekuatan tertinggi 4.2M dan terendah 2,6M," jelas Kepala Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan, Rasmid di kantornya, Senin (16/9) malam.
Rasmid menjelaskan, berdasarkan catatannya secara keseluruhan terdapat 23 kali gempa bumi dalam kurun waktu 24 jam melanda Berau yang diawali gempa pembuka sekitar pukul 19.29 wita dengan kekuatan 4,1M.
"Kemudian jam 21.08 wita gempa berkekuatan 5,6M terjadi dan dirangkai 7 gempa susulan pada jam yang sama," jelasnya.
Selang satu jam kemudian atau tepatnya sekitar pukul 22.00 wita gempa susulan masih terjadi sebanyak tiga kali.
"Kemudian pukul 23.00 wita intensitas kegempaan menurun hanya terjadi dua kali, sebelum kembali meningkat pada pukul 24.00 wita sebanyak tiga kali," papar Rasmid.
Setelahnya, kata Ramsid gempa hanya terjadi sesekali sekitar pukul 01.00 wita, 03.00 wita, 07.00 wita, dan 09.00 wita.
"Memasuki siang hari tidak ada tercatat aktifitas kegempaan," tutur Rasmid.
Gempa kembali masuk dalam catatan dapur Stasiun Geofisika Balikpapan pada sore hari, sekitar pukul 16.00 wita, dan 18.00 wita.
Sebelumnya Rasmid menyampaikan gempa ini diakibatkan oleh adanya pergerakan sesar aktif yang melintasi kawasan tersebut yakni sesar Mangkalihat yang memiliki panjang hingga 100 Kilometer.
Dalam kesempatan itu, Rasmid juga sedikit melakukan koreksi hasil analisa, dimana sebelumnya ia menyampaikan hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrusrt fault).
"Berdasarkan hasil analisa mekanisme sumber terbaru kami menunjukkan gempa memiliki pergerakan mendatar (strike slip)," tuturnya.
Hingga informasi ini diturunkan, nampak Stasiun Geofisika Balikpapan masih terus melakukan pemantauan aktifitas kegempaan di Berau.
"Dari dapur kami bila terjadi gempa, hasilnya kami terima 3 menit kemudian, tapi bila berkekuatan besar langsung diambil alih pusat," demikian Rasmid.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024