Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan yang mencakup wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara mencatat peningkatan aktifitas kegempaan di wilayah tersebut.

"Untuk di tahun ini, tepatnya hingga hari ini tercatat ada 153 gempa," kata Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan, Rasmid, Jumat (6/9).

Kendati tidak disebutkan secara rinci untuk aktifitas kegempaan di periode yang sama pada tahun lalu, sebanyak 153 gempa itu  katanya jumlahnya 2  sampai 3 kali lipat  dibanding  tahun 2023.

Ia mengatakan dari 153 gempa itu, puluhan diantaranya dapat dirasakan oleh masyarakat. Contohnya seperti yang terjadi di Mahakam Ulu (Kaltim), getarannya memiliki sekala kecil namun bisa dirasakan oleh masyarakat.

Rasmid menuturkan di Mahakam Ulu dalam satu bulan bahkan bisa terjadi tiga kali gempa, begitu juga di Kabupaten Berau. Kemudian di Tarakan Kalimantan Utara juga sampai empat kali dalam satu bulan.

"Yang cukup kuat  adalah di Kalimantan Selatan yang merupakan dampak dari gempa Kepulauan Bawean.

Lanjutnya, gempa itu cukup jauh, tapi karena struktur bebatuan maka di Kalimantan Selatan bisa merasakan getarannya.

Bahkan kata dia, gempa itu juga sempat dirasakan oleh Gubernur Kalimantan Selatan, sehingga mereka mengirimkan perwakilannya ke Balikpapan untuk memperdalam mitigasi.

Rasmid mengindikasikan, peningkatan itu tidak menutup kemungkinan merupakan siklus 10 tahunan dimana pada saat ini merupakan periode untuk melepaskan energi.

"Gempa bumi itu berulang ketika sesar bergerak memberikan tekanan pada batuan maka batuan yang memiliki elastisitas berbeda," terangnya.

Kemudian, setelah energi dari gesekan itu terkumpul batuan itu akan melepaskan energi tersebut dalam bentuk gempa bumi.

Rasmid  menjelaskan di Kalimantan memiliki sejumlah sesar seperti sesar Meratus yang memiliki panjang 100-110 kilometer. Sesar Meratus terbentang dari Utara hingga Selatan tepatnya di ujung Kabupaten Paser.

Selain itu ada juga sesar Sangkulirang yang merupakan lanjutan dari sesar Palukoro yang memiliki sejarah gempa besar dan Tsunami kecil pada pada 14 Mei 1921.

Selanjutnya ada sesar Mangkalihat sepanjang 100 kilometer, sesar Tarakan dengan panjang juga 100 kilometer. 

"Yang tidak kalah penting adalah sesar Purba yang hampir membelah Pulau Kalimantan dan dimulai dari Kalimantan Barat hingga Kabupaten Paser Bagian Utara tepatnya di Teluk Adang," ujar Rasmid.

Rasmid menambahkan sesar Purba memang tidak memiliki aktifitas yang cukup kuat namun kerap gempa-gempa kecil terjadi di kawasan tersebut.

Pewarta: Muhammad Solih Januar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024