Dua pesepeda asal Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur Wirawan Dwi (42) dan Sugeng Santoso (64) rela menempuh jarak 1.945 kilometer hanya untuk merayakan kemerdekaan Indonesia.

“Dengan beragam dinamika di negeri ini, kami bersyukur sudah terlahir dan besar di Indonesia. Perjalanan kami juga engeksplorasi tempat wisata dan kuliner di Indonesia,” ucap Wirawan yang merupakan pesepeda komunitas GXID, dalam rilis yang diterima di Sangatta, Minggu.

Dua pesepeda itu memulai perjalanan mereka dari Kota Surabaya menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak 1 Agustus dan mereka tiba pada 16 Agustus 2024.

Di Surabaya, mereka memulai dari Tugu Pahlawan atau Titik Nol Surabaya yang merupakan saksi dari perjuangan pahlawan Indonesia melawan para penjajah.

Kemudian, dia menyampaikan dalam perjalanan tersebut melewati tempat-tempat wisata untuk menggali keindahan yang dimiliki Republik Indonesia.

“Tidak ada jarak dengan masyarakat. Jadi dengan hal-hal yang dilalui, kami bisa tahu detail tentang pemandangan, kondisi alam, dan kondisi masyarakat. kami bisa sewaktu-waktu berhenti untuk ngobrol dengan masyarakat. Bisa sewaktu-waktu berhenti untuk foto-foto. Kalau pakai kendaraan lain, terasa ada jarak karena pace-nya lebih cepat,” tuturnya.

Dalam perjalanan menuju IKN, kedua pesepeda itu melewati empat provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Cerita inspiratif itu dibagikan Wirawan kepada Polygon dan Antaranews Kaltim.

Wirawan mengatakan tidak ada kendala dalam menyelesaikan kegiatan ini. Setiap orang bisa saja mengikuti jejak yang mereka lakukan, namun perlu tekad yang kuat.

“Tantangan terberat itu sebenarnya di diri kita sendiri. Seringkali kita merasa tidak mampu? Itu yang membatasi kita sebenarnya. Padahal kalau kita lakukan, seberat apapun akan mampu juga,” katanya.

Mereka menggunakan Polygon seri gravel Bend R. Sepeda gravel yang masih digemari konsumen sejak rilis 2023. Wirawan menjelaskan sepeda tersebut sesuai untuk perjalanan yang jauh.

“Kombinasi gear yang sangat mumpuni di berbagai medan meskipun tanjakan Kalimantan sangat banyak dan tinggi, ditambah beban yang saya taruh di carrier sepeda,” ujar Wirawan. 

Wirawan juga mengungkapkan dia sangat bangga bisa berkolaborasi dengan produk karya anak bangsa pada 2024.

“Polygon merupakan sepeda asal Indonesia. Local pride, ya. Produk Indonesia yang saya pikir sangat bisa bersaing dengan sepeda-sepeda luar negeri yang sudah dikenal merek-nya. Mungkin ini lebih baik. Nggak sekadar mumpuni, ini produk bagus,” kata Wirawan.

Rekan Wirawan dalam perjalanan ke IKN, Sugeng Santoso atau akrab disapa Opa Sugai, sudah tidak asing dengan bersepeda jarak jauh. Dia menyampaikan kontur Kalimantan yang banyak tanjakan dan turunan yang cukup curam.

“Kalimantan memang rute dan kontur jalanannya banyak rolling-nya (naik dan turun) dan hampir semuanya perkebunan sawit dan karet. Saat naik terasa terjal sehingga perlu ngegas,” kata Opa Sugai.

Meski sudah menginjak kepala enam, kondisi tubuh Opa Sugai masih tetap bugar karena konsisten bersepeda setiap hari sejauh 50-75 km selama dua jam.

Bersepeda adalah cara yang dipilih oleh Wirawan dan Opa Sugai sebagai bentuk perayaan mutlak atas keberagaman Indonesia. Mulai dari suku, budaya, masyarakat, hingga alam yang berbeda. Bagi mereka, sepeda merupakan cara yang paling tepat untuk menjadi teman misinya mengenal Indonesia.

Saat berkelana menggunakan sepeda ke IKN, Opa Sugai tertarik dengan budaya Dayak asli Pulau Kalimantan. “Penduduknya, masyarakat Dayak sangat ramah dan welcome buat goweser,” tutur Opa Sugai.

Sampai di IKN, mereka terpukau dengan istana negara yang ada di IKN. Mereka juga berkesempatan bertemu dengan desainer dan pembangun Garuda di belakang Istana Negara, I Nyoman Nuarta.

"IKN bagus banget tempatnya. Saya dengan berbagai sudut pandang kamera, setiap detailnya sangat bagus. Itu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Diskusi dan melihat sudut pandang beliau itu menyenangkan,” katanya.

Meski mengaku tidak mudah, perjalanan gowes duo pesepeda itu tentu tidak lepas dari konsistensi bersepeda yang sudah dibangun beberapa tahun terakhir. Mereka juga mengajak masyarakat untuk berolahraga sepeda.

Pewarta: Muhammad Hafif Nikolas

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024