Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mendesak pemerintah Indonesia agar lebih serius dalam mengurangi emisi karbon, salah satunya dengan membangun ekosistem kendaraan listrik.
“Yang jelas harus dikurangi secara drastis mobil yang pakai bensin, insentifnya kan sudah ada … infrastrukturnya (untuk kendaraan listrik) harus ditambah … harus ada insentif dan regulasinya,” kata pendiri FPCI Dino Patti Djalal di Jakarta, Kamis malam.
Dia menyampaikan hal tersebut setelah acara konferensi pers Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2024 “S.O.S Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!” pada Kamis malam.
Selain penambahan infrastruktur untuk kendaraan listrik, Dino juga mengatakan bahwa penggunaan transportasi umum juga perlu ditingkatkan, seraya menambahkan bahwa pengurangan emisi karbon biasanya dimulai dari penggunaan transportasi umum.
“Kita mau orang tidak usah naik mobil. Kalau dia belum kuat beli mobil listrik … naik bus listrik saja dulu,” ujarnya.
Mantan duta besar Indonesia untuk AS itu juga menegaskan bahwa pemerintah Indonesia perlu serius dalam mengembangkan kendaraan listrik Indonesia.
“Esemka saja dibina dengan serius, masak 10 tahun belum ada satu pun mobil (Esemka) di jalan. Something is wrong,” kata Dino.
Kemudian dia melanjutkan bahwa Vietnam sudah lebih dulu mengembangkan kendaraan listrik mereka.
“Vietnam bikin VinFast, VinFast sekarang sudah ada dimana-mana di Vietnam. Dan lebih dari itu, udah bikin pabrik di Amerika,” ujar Dino.
Dia menyebutkan bahwa jenama kendaraan listrik asal Vietnam itu meluncurkan kendaraan listrik mereka di AS pada 2021, dan melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) pada 2023.
FPCI akan menyelenggarakan Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2024 dengan tema “S.O.S Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!” pada 24 Agustus di Jakarta.
Tema tersebut dipilih untuk menekankan pentingnya aksi nyata serta kerja sama dari para Climate Avengers untuk mencegah bencana dan kehancuran umat manusia.
INZS merupakan acara yang mengumpulkan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk berdiskusi dan membangun komitmen bersama dalam mencapai target emisi nol di Indonesia pada 2050.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024