Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur (Dishut Kaltim) Joko Istanto menyatakan Gladi Posko yang pihaknya gelar selama lima hari pada 4-8 Agustus ini, merupakan bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring mendekatnya musim kemarau.
Hal ini dilakukan karena berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan, musim kemarau di sebagian besar wilayah Kaltim dimulai Agustus ini, sehingga akan banyak daun dan ranting kering yang berpotensi terbakar.
"Gladi Posko Karhutla adalah bentuk simulasi yang dilakukan untuk meningkatkan kesiapan dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, sehingga semua unsur langsung tanggap apa yang harus dilakukan saat terjadi karhutla," ujar Joko Istanto di Samarinda, Selasa.
Gladi Posko bertujuan untuk memastikan bahwa semua elemen yang terlibat dapat bekerja sama secara efektif dan efisien dalam menghadapi situasi darurat karhutla, yakni dengan merespon cepat terhadap situasi di lapangan.
Gladi Posko ini masuk dalam rangkaian Apel Siaga yang dilakukan pada Senin kemarin, yakni untuk meningkatkan kesiapsiagaan, koordinasi, sinergi, kesiapan pasukan/brigade, dan kesiapan peralatan penanggulangan karhutla.
"Ketika dilakukan Gladi Posko, ini berarti semua pasukan atau brigade sudah siap beraksi menghadapi keadaan darurat, tim sudah siap beraksi dengan benar, cepat, tepat, dan terukur," katanya.
Sementara Ketua Pelaksana Apel Siaga dan Gladi Posko Shahar Al Haqq mengatakan kegiatan yang digelar di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Unmul Tanah Merah selama lima hari ini diikuti 1.002 orang untuk Apel Siaga dan 632 personil untuk giat Gladi Posko.
"Peserta Apel Siaga diikuti 1.002 orang dari berbagai unsur seperti forkopimda, OPD lingkup provinsi dan kabupaten/kota, UPT Kementerian LHK, UPTD KPHP dan Taman Hutan Raya lingkup Dinas Kehutanan Kaltim, unit manajemen, dan organisasi sosial," katanya.
Sedangkan peserta Gladi Posko 632 personel, dari lebih 33 instansi dengan 264 personel, 19 unit manajemen dengan 152 personel, 27 kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) dengan 216 personel, dari dari sejumlah kabupaten/kota di Kaltim.
Dalam kegiatan ini juga ada beberapa perlombaan meliputi pengecekan titik panas, menghitung luas dan membuat peta areal terbakar, gelar dan gulung selang pemadam, ketangkasan pemadaman mekanis menggunakan mesin pompa.
"Kemudian lomba ketangkasan pemadaman menggunakan peralatan manual, ketangkasan menggunakan pompa punggung, pertolongan mandiri pada korban, dan lomba pembuatan tenda Posko Karhutla," kata Shahar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024