Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) melakukan pendampingan pengolahan usaha dan pemasaran kopi lokal varietas liberika, bagi pelaku ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar pasar meluas dan pendapatan bertambah.
"Hal yang menjadi penekanan dalam pendampingan adalah pengembangan kualitas dan pemasaran kopi, kemudian berbagai langkah meningkatkan daya saing produk perkebunan agar mudah diterima di pasar," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, Kamis.
Pendampingan yang dirangkai dengan pelatihan tersebut mengangkat tema "Pendampingan Pengolahan Usaha dan Pemasaran Kopi", digelar di Desa Perangat, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, selama dua hari pada 22-23 Juli.
Rafiddin didampingi Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Taufiq Kurrahman, melanjutkan bahwa kegiatan tersebut diikuti sebanyak 10 peserta dari kelompok tani pembudidaya kopi di desa setempat, agar mereka lebih terampil dalam budidaya, pengolahan, hingga pemasaran.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kelembagaan pekebun, mengoptimalkan mutu produk, meningkatkan daya saing pasar kopi, serta untuk memperkenalkan komoditas kopi lokal di Perangat secara luas." ujarnya.
Hal ini dilakukan karena kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dan merupakan komoditas ekspor, karena mayoritas penduduk dunia adalah penggemar kopi, sehingga pembinaan dan pengawalan bagi produsen kopi merupakan hal penting.
Dinas Perkebunan Kaltim, kata Taufiq, memiliki komitmen tinggi mengembangkan kopi, terutama varietas liberika, agar mereka mampu bersaing dengan komoditas kopi unggulan dari daerah lain.
"Mengingat tren kopi yang terus berkembang dan adanya peluang yang ditawarkan oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), maka pelatihan ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis kopi lokal guna meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.
Sedangkan narasumber yang dilibatkan dalam pelatihan ini merupakan orang yang ahli di bidang masing-masing, seperti pada hari pertama oleh Rudarmono dari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, ia membahas tentang pengolahan pascapanen kopi.
Dilanjutkan dengan narasumber Hadi Suprapto yang menjelaskan tentang proses sertifikasi halal agar tidak ada keraguan bagi konsumen dalam menikmati kopi yang diproduksi mereka.
Masing-masing narasumber tidak hanya menyajikan teori, tapi juga melanjutkan dengan praktik pemangkasan kopi agar bisa berbuah lebih cepat dan lebih banyak, dilanjutkan pula dengan penilaian sertifikasi halal untuk produk kopi luwak.
Hari kedua diisi oleh Lisa Anggraeni dari Sahabat Koperasi dan UMKM Nusantara, ia membagikan pengalaman dalam strategi pemasaran dan merek produk kopi, peserta juga melakukan praktik pembuatan minuman kopi dengan berbagai varian rasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024