Komando Distrik Militer (Kodim) 0913/ Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), mengajak kaum ibu memeriksakan bayi mereka ke posyandu secara rutin agar mendapat pelayanan maksimal untuk mencegah stunting.
 
"Seluruh Bintara Pembina Desa (Babinsa) di jajaran Kodim 0913/PPU mendapat tugas membantu masyarakat di wilayah binaan, salah satunya adalah membantu menangani stunting," kata Babinsa Sidorejo Koramil 01/Penajam Sertu Djatmiko pada keterangan tertulis di Samarinda, Rabu.
 
Apalagi berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada akhir 2023 angka stunting Kabupaten PPU naik 2,8 persen dari 21,8 pada 2022 menjadi 24,6 persen.
 
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU ingin membantu pemerintah pusat untuk menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024, sehingga diperlukan bantuan berbagai pihak, termasuk TNI. 
 
Oleh karena itu pihaknya mengajak membawa bayi ke posyandu untuk dilakukan penimbangan dan pemeriksaan kesehatan lainnya, sehingga jika ada bayi yang mengalami stunting maupun indikasi stunting, maka bisa dilakukan penanganan maupun edukasi bagi kaum ibu tentang apa yang harus dilakukan.
 
Adapun penyebab terjadinya stunting  antara lain sanitasi di lingkungan anak, persoalan nutrisi atau asupan gizi yang kurang, termasuk faktor pola asuh orang tua.
 
"Untuk memastikan hal ini, tentu ada tim kesehatan dan kader posyandu yang mengetahui karena mereka telah mendapat pelatihan, maka orang tua sebaiknya membawa bayinya ke posyandu terdekat di tiap desa, agar mendapat pelayanan dan informasi penting untuk kesehatan anak," katanya.
 
Untuk Desa Sidorejo yang menjadi wilayah binaannya, kata dia, sudah meluncurkan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting pada Senin (10/6), sehingga bagi calon pengantin, ibu hamil, dan ibu yang mempunyai balita diajak datang ke posyandu.
 
"Kegiatan pelayanan posyandu secara serentak untuk Juni ini, untuk seremoni digelar di Posyandu Mente I Desa Sidorejo dua hari lalu. Tujuan intervensi serentak antara lain untuk mendeteksi dini masalah gizi dan memberikan edukasi pencegahan maupun penanganan stunting," katanya.
 
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024