Sekda Provinsi Kalimantan Timur(Kaltim) Sri Wahyuni menyatakan peringatan otonomi daerah(Otda) ke-28 merupakan momentum untuk memperkuat spirit daerah dalam membangun kemandirian dalam berbagai bidang.

Salah satu spirit kemandirian daerah itu, lanjut Sri Wahyuni di Samarinda, Kamis, adalah ketika daerah bisa menggali sumber-sumber pendapatan yang bersumber dari kekuatan lokal.

"Saat ini misalnya Provinsi Kaltim dalam struktur pendapatan kita, posisi pendapatan daerah strukturnya sudah sedikit lebih tinggi dari dana bagi hasil. Di 2045 kita sudah membuat perencanaan, sebuah komitmen bahwa nanti share ekonomi Kaltim tidak lagi bergantung pada sektor ekonomi yang tak terbarukan, pertambangan. Jadi kalau sekarang itu 40 sampai 60 persen itu masih sektor pertambangan dan mineral, tapi nanti 2045 manufaktur itu meningkat porsinya dari 20 persen menjadi 40 persen. Ini menjadi salah satu upaya kita untuk hilirisasi.

Meningkatkan kemandirian daerah melalui hilirisasi dan industri. Jadi tidak tergantung dengan sumber daya alam tak terbarukan," jelas Sri Wahyuni Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) ke-28 tingkat Provinsi Kalimantan Timur di halaman Kantor Gubernur Kaltim, Kamis.

Sri Wahyuni bertindak selaku inspektur upacara Hari Otda ke-28, yang dihadiri Danrem 091/ASN Brigjen TNI Yudhi Prasetiyo dan perwakilan unsur Forkopimda Kaltim, pimpinan serta pejabat administrator perangkat daerah lingkup Pemprov Kaltim.

Dalam amanat Menteri Dalam Negeri yang dibacakan Sekda Sri Wahyuni, peringatan Hari Otda ke-28 tahun 2024 ini mengangkat tema “Otonomi Daerah Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau dan Lingkungan Yang Sehat”.

“Tema ini dipilih untuk memperkokoh komitmen, tanggung jawab dan kesadaran seluruh jajaran pemerintah daerah akan amanah serta tugas untuk membangun keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di tingkat lokal serta mempromosikan model ekonomi yang ramah lingkungan untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang,” urai Sri Wahyuni.

Sesuai dengan tema Hari Otda ke-28, Sri Wahyuni menyebut bagaimana pembangunan daerah itu mengusung konsep ekonomi hijau, ekonomi ramah lingkungan.

"Pembangunan tetap dilakukan tetapi perhatian terhadap dampak lingkungan, pemanfaatan sumber daya yang efisien, pemanfaatan APBD yang tepat sasaran menjadi bagian yang menjadi perhatian kita," jelas Sri Wahyuni.

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024