Samarinda  (ANTARA Kaltim) - KONI Kalimantan Timur akan melakukan evaluasi setiap bulan untuk atlet-atlet yang dipersiapkan menghadapi PON 2016 di Jawa Barat melalui program training center (TC) Desentralisasi Mandiri.

Ketua Bidang Binpres KONI Kaltim Alfons T Lung di Samarinda, Kaltim, Kamis, mengatakan, evalusi kepada atlet Kaltim tersebut akan dipantau oleh tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan TC Desentralisasi Mandiri.

"Teknisnya tetap akan diserahkan kepada pengprov cabang olahraga untuk menjalankan program promosi dan degradasi (promdeg) atlet yang tergabung dalam TC Desentralisasi Mandiri," tutur Alfons.

Menurut Alfons, promdeg tersebut diharapkan bisa terlaksana setiap bulannya sehingga ada sisi kompetisi bagi atlet yang ingin tergabung menuju program panjang persiapan PON 2016.

"Hendaknya promdeg dilakukan setiap bulan, supaya prestasi atlet di masing-masing cabang benar-benar terukur," ujarnya.

Dalam TC Desentralisasi Mandiri, atlet mendapat bantuan dari KONI Kaltim berupa uang saku dan kebutuhan penunjang latihan.

Tidak semua atlet bisa masuk program ini, kecuali para juara di kejuaraan nasional (Kejurnas). Jika sudah masuk program ini pun tak bisa berleha-leha, karena untuk mereka selalu dilakukan promosi dan degradasi.

Atlet yang dinilai pelatih performanya menurun, bisa keluar dari daftar. Sebaliknya, atlet yang performanya meningkat berpotensi masuk.

Karena itu, lanjut Alfons, setiap bulannya pasti ada atlet yang promosi karena prestasinya. Namun promdeg juga dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing cabor.

Selama proses TC Desentralisasi Mandiri itu juga dipantau tim monev. Mengenai monev selama bulan Ramadan ini, Alfons mengatakan disesuaikan jadwal latihan masing-masing cabang.

"Tapi umumnya ketika bulan Ramadan intensitas latihan menurun," jelasnya.

Mengenai penurunan intensitas latihan ini juga diakui salah seorang pelatih atletik Kaltim John Barahama. Menurutnya, selama Ramadhan intensitas latihan bisa mencapai 85 persen.

"Pasti turun karena atlet kan berpuasa, jadi tidak bisa dipaksa," pungkasnya.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014