Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari mengajak investor untuk menangkap peluang bisnis pariwisata di daerahnya.

"Seluruh hotel di Tenggarong terisi penuh, sehingga saya berharap investor dapat menangkap peluang ini untuk menanamkan modalnya membangun akomodasi atau usaha pariwisata lainnya," ungkap Rita Widyasari pada pembukaan EIFAF 2014 yang berlangsung di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Minggu.

Ia optimistis, pariwisata Kutai Kartanegara terus berkembang, salah satunya karena berpartisipasinya tim "folklore" atau kesenian dari negara-negara anggota International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Art (CIOFF).

Berpartisipasnya "folklore" CIOFF sejak Erau 2013 itu kata Rita Widyasari merupakan upaya untuk menggaungkan Erau dan Kutai Kartanegara di kancah internasional.

"EIFAF ini untuk melestarikan budaya daerah dalam pergaulan budaya antar bangsa. Tim kesenian CIOFF akan menyampaikan kenegaranya masing-masing tentang bagaimana Erau dan Tenggarong, ini baik untuk pariwisata Kutai Kartanegara," kata Rita Widyasari.

Erau lanjut dia, merupakan agenda pariwisata daerah dan nasional yang merupakan komitmen Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura bersama Pemkab Kutai Kartanegara untuk menjunjung warisan tradisi yang bermuara pada pengembangan pariwisata.

Hal itu juga menurut Rita Widyasari, merupakan salah satu upaya Pemkab Kutai Kartanegara untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam (SDA) yang tak terbarukan.

"Sektor pariwisata adalah merupakan salah satu strategi pembanguan Gerbang Raja, sehingga akan terus kami kembangkan," ujar Rita Widyasari.

EIFAF 2014 yang dibuka Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasojo diawali dengan parade kesenian dari 11 negagara anggota CIOFF, termasuk kesenian dari berbagai kabupaten/kota di Kaltim.

Ke-11 tim kesenian dari negara-negara anggota CIOFF yaitu dari Belanda, Italia, Hungaria, Kroasia, Latvia, Colombia, Rusia, Mesir, Korea Selatan, Bangladesh dan Filipina.

Tim kesenian dari Bangladesh tidak mengikuti parade tersebut.

Usai parade, lalu dilanjutkan tarian persembahan dari Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, kemudian di akhiri dengan drama tari massal `Keajaiban Tradisi` yang dibawakan 300 penari dari sanggar seni se-Kutai Kartanegara.    (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014