Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, mengaku prihatin atas penetapan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji.

"Siapapun pasti merasa prihatin dengan penetapan Pak SDA sebagai tersangka. Namun, saya yakin status SDA itu tidak mempengaruhi tim dalam memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa," ungkap Idrus Marham kepada wartawan di Samarinda, Jumat.

Menurut Idrus Marham yang juga sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Bidang Penggalangan Teritorail Koalisi Merah Putih, penetappan SDA sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu adalah secara pribadi.

"Status tersangka SDA itu secara pribadi dan bukan sebagai Ketua Umum PPP. Jadi, saya menilai, masyarakat saat ini sudah sangat cerdas dan rasional memilah dan melihat persoalan itu sebagai urusan pribadi dan bukan tim. Jadi, kami prihatin namun saya yakin hal itu tidak akan berpengaruh pada koalisi yang mengusung Parbowo-Hatta. Kami juga menyerahkan sepenuhnya masalah itu pada proses hukum," kata Idrus Marham.

Idrus Marham hadir di Samarinda bersama Edi Prabowo dalam rangka persiapan menyambut kedatangan Prabowo Subianto pada Tanwir Muhammadiyah Sabtu (24/5), sekaligus akan melantik tim pemenangan pasangan calon presiden dan cawapres itu di Kaltim.

Pada rapat persiapan tersebut, juga turut hadir tiga ketua DPD partai pengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Hatta, yakni Ketua DPD Partai Gerindra Ipong Muchlissoni, Ketua DPW PPP Rusman Ya`qub serta Ketua DPW PAN Kaltim, Darlis Pattolangi.

Terkait berbagai tuduhan yang ditujukan kepada Prabowo, di antaranya tudingan status kewarganegaraan ganda, Idrus Marham mengajak para politisi pendukung capres dan cawapres agar tidak lagi menggunakan intrik dan isu tetapi lebih mengedepankan ide dan program.

"Siapapun yang menyebarkan isu, intrik dan fitnah maka saya ingin katakan bahwa cara-cara seperti itu adalah cara yang secara tidak langsung akan menghancurkan masa depan Indonesia. Bangsa ini hanya bisa maju jika elit politik mengedepankan konsep pikiran. Mari kita hadapi pemilihan presiden pada 7 Juli 2014 dengan proses politik yang diwarnai adu konsep, bukan adu intrik, isu dan fitnah," ujar Idrus Marham.

Sementara, Edi Prabowo, Direktur Operasional tim pemenangan Prabowo-Hatta membantah status kewarganeragaan mantan Danjen Kopasus tersebut ganda.

"Saya saksinya yang selama dua tahun mendampingi beliau di Yordania. Memang saat itu, Prabowo sempat ditawari oleh Pangeran Abdullah (saat ini sebagai Raja Yordania). Tawaran itu karena memang mereka bersahabat tetapi karena negara kita tidak menganut sistem kewarganegaraan ganda sehingga Prabowo tetap memilih sebagai warga negara Indonesia," ungkap Edi Prabowo.   (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014