Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengelolaan dan pemanfaatan sumber energi di Kalimantan Timur masih didominasi oleh sumber energi yang tidak terbarukan. Sementara kebijakan tentang pemanfaatan sumber energi tersebut belum sepenuhnya berpihak kepada masyarakat Kalimantan Timur.
Demikian diutarakan Wakil Ketua DPRD Kaltim Yahya Anja. Menurut Politisi Partai Demokrat ini, hal itu disebabkan perusahaan-perusahaan tambang yang mengeksploitasi sumber-sumber daya alam masih berorientasi pada ekspor yang secara ekonomis lebih menguntungkan.
"Memang di sisi lain, Kalimantan Timur masih sangat membutuhkan sumber daya tersebut untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi baru seperti energi listrik. Sebenarnya tidak menguntungkan mengingat cadangan sumber energi itu terbatas ketersediaannya," kata Yahya.
Menurutnya dalam waktu 2009 hingga 2013, batu bara tetap menjadi andalan ekspor Kalimantan Timur. Tiap tahun produksinya mengalami kenaikan. Hingga pertengahan April 2013 lalu sempat mengalami penurunan.
Penurunan produksi batu bara ini disebabkan oleh melemahnya harga batu bara dunia. Perlahan harganya mulai membaik. Jika kenaikan produksi ini tetap berlanjut, dan kondisi ekspor batu bara membaik, tentu kembali mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur.
Hanya saja, mengingat persediaannya semakin menipis, perlu perubahan orientasi pemanfaatan sumber energi itu. Sekarang seharusnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber daya alam difokuskan pada sumber-sumber yang dapat diperbaharui atau yang sering disebut Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
"Kalimantan Timur mempunyai potensi energi terbarukan yang sangat melimpah. Diperlukan pengembangan dan pengelolaan energi terbarukan melalui beberapa program yang efektif. Hal lain yang menguntungkan dalam pengembangan energi terbarukan ini adalah karakteristiknya yang ramah lingkungan," urainya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/dhi/met)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Demikian diutarakan Wakil Ketua DPRD Kaltim Yahya Anja. Menurut Politisi Partai Demokrat ini, hal itu disebabkan perusahaan-perusahaan tambang yang mengeksploitasi sumber-sumber daya alam masih berorientasi pada ekspor yang secara ekonomis lebih menguntungkan.
"Memang di sisi lain, Kalimantan Timur masih sangat membutuhkan sumber daya tersebut untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi baru seperti energi listrik. Sebenarnya tidak menguntungkan mengingat cadangan sumber energi itu terbatas ketersediaannya," kata Yahya.
Menurutnya dalam waktu 2009 hingga 2013, batu bara tetap menjadi andalan ekspor Kalimantan Timur. Tiap tahun produksinya mengalami kenaikan. Hingga pertengahan April 2013 lalu sempat mengalami penurunan.
Penurunan produksi batu bara ini disebabkan oleh melemahnya harga batu bara dunia. Perlahan harganya mulai membaik. Jika kenaikan produksi ini tetap berlanjut, dan kondisi ekspor batu bara membaik, tentu kembali mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur.
Hanya saja, mengingat persediaannya semakin menipis, perlu perubahan orientasi pemanfaatan sumber energi itu. Sekarang seharusnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber daya alam difokuskan pada sumber-sumber yang dapat diperbaharui atau yang sering disebut Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
"Kalimantan Timur mempunyai potensi energi terbarukan yang sangat melimpah. Diperlukan pengembangan dan pengelolaan energi terbarukan melalui beberapa program yang efektif. Hal lain yang menguntungkan dalam pengembangan energi terbarukan ini adalah karakteristiknya yang ramah lingkungan," urainya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/dhi/met)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014