Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Provinsi Kalimantan Timur (Forikan Kaltim) berkomitmen membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan program percepatan penanganan stunting atau gangguan pertumbuhan anak yang ada di daerah.
Ketua Forikan Kaltim dr Yulia Zubir Akmal mengatakan program yang dijalankan diantaranya adalah gerakan memakan dengan sasaran kepada anak - anak, karena banyaknya kandungan gizi yang terdapat pada ikan dan sangat penting bagi pertumbuhan anak.
"Untuk menjalankan program ini kami melibatkan seluruh TP-PKK di kabupaten/kota," kata dr Yulia dalam keterangan di Samarinda, Senin.
Menurutnya, upaya percepatan penanganan stunting ini tidak dapat dilakukan hanya sepihak. Melainkan, butuh kerja sama antar instansi ataupun dinas-dinas yang ada di daerah. Bahkan, hingga sampai ke level desa yang langsung menyentuh masyarakat.
Baca juga: DKP Kaltim dorong pembuatan pakan ikan mandiri
"Jadi benar-benar ini forum yang melibatkan lintas sektor. Tidak hanya forikan atau ketua PKK saja," terang dr Yulia.
Istri Pj Gubernur Kaltim ini juga menerangkan bahwa cara kerja forikan dengan TP-PKK bisa dikatakan hampir sama. Yakni, melibatkan lintas sektor maupun dinas-dinas terkait yang mensinergikan antara semuanya.
"Kekuatan TP-PKK dan forikan sama-sama memiliki struktur sampai ke desa dan memiliki kader-kader yang sampai sekarang terbukti bersinggungan langsung dengan masyarakat," ujar wanita yang berkarir di Kementerian Kesehatan ini.
Sementara itu, terkait dengan peningkatan konsumsi ikan dr. Yulia menyampaikan bahwa ke depannya akan memperkuat koordinasi di lapangan. Salah satunya, juga melibatkan posyandu.
Baca juga: DKP Kaltim lakukan penyelidikan terhadap praktik pengeboman ikan
"Tadi kita juga sudah berdiskusi. Saat ini ada posyandu. Kemudian ada masyarakat yang rentan dan butuh peningkatan gizi, misalnya ibu hamil, balita, lansia, dan keluarga miskin. Mereka bisa dikatakan bertemu hanya 1 kali dalam sebulan di posyandu. Nah, posyandu seharusnya menjadi ajang untuk berbagi informasi, berbagi resep, memperkenalkan seputar gizi, ikan, dan lainnya. Harusnya idealnya begitu," paparnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap posyandu harus meningkatkan kinerja dan program kegiatannya.
"Jadi akan diupayakan bukan hanya sebagai tempat menimbang balita saja. Harus ada program inovasi untuk meningkatkan kualitas posyandu sebagai sarana yang membantu mendorong peningkatan konsumsi ikan maupun perbaikan gizi di masyarakat," jelasnya. (Adv/Diskominfo)
Baca juga: DKP Kaltim belum sarankan budidaya ikan di kolam pasca tambang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
Ketua Forikan Kaltim dr Yulia Zubir Akmal mengatakan program yang dijalankan diantaranya adalah gerakan memakan dengan sasaran kepada anak - anak, karena banyaknya kandungan gizi yang terdapat pada ikan dan sangat penting bagi pertumbuhan anak.
"Untuk menjalankan program ini kami melibatkan seluruh TP-PKK di kabupaten/kota," kata dr Yulia dalam keterangan di Samarinda, Senin.
Menurutnya, upaya percepatan penanganan stunting ini tidak dapat dilakukan hanya sepihak. Melainkan, butuh kerja sama antar instansi ataupun dinas-dinas yang ada di daerah. Bahkan, hingga sampai ke level desa yang langsung menyentuh masyarakat.
Baca juga: DKP Kaltim dorong pembuatan pakan ikan mandiri
"Jadi benar-benar ini forum yang melibatkan lintas sektor. Tidak hanya forikan atau ketua PKK saja," terang dr Yulia.
Istri Pj Gubernur Kaltim ini juga menerangkan bahwa cara kerja forikan dengan TP-PKK bisa dikatakan hampir sama. Yakni, melibatkan lintas sektor maupun dinas-dinas terkait yang mensinergikan antara semuanya.
"Kekuatan TP-PKK dan forikan sama-sama memiliki struktur sampai ke desa dan memiliki kader-kader yang sampai sekarang terbukti bersinggungan langsung dengan masyarakat," ujar wanita yang berkarir di Kementerian Kesehatan ini.
Sementara itu, terkait dengan peningkatan konsumsi ikan dr. Yulia menyampaikan bahwa ke depannya akan memperkuat koordinasi di lapangan. Salah satunya, juga melibatkan posyandu.
Baca juga: DKP Kaltim lakukan penyelidikan terhadap praktik pengeboman ikan
"Tadi kita juga sudah berdiskusi. Saat ini ada posyandu. Kemudian ada masyarakat yang rentan dan butuh peningkatan gizi, misalnya ibu hamil, balita, lansia, dan keluarga miskin. Mereka bisa dikatakan bertemu hanya 1 kali dalam sebulan di posyandu. Nah, posyandu seharusnya menjadi ajang untuk berbagi informasi, berbagi resep, memperkenalkan seputar gizi, ikan, dan lainnya. Harusnya idealnya begitu," paparnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap posyandu harus meningkatkan kinerja dan program kegiatannya.
"Jadi akan diupayakan bukan hanya sebagai tempat menimbang balita saja. Harus ada program inovasi untuk meningkatkan kualitas posyandu sebagai sarana yang membantu mendorong peningkatan konsumsi ikan maupun perbaikan gizi di masyarakat," jelasnya. (Adv/Diskominfo)
Baca juga: DKP Kaltim belum sarankan budidaya ikan di kolam pasca tambang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023