Pemerintah desa di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, diminta memprogramkan pembangunan sumur bor pada Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes), guna mengatasi krisis air untuk pengairan persawahan, terutama saat musim kemarau.
 
Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara Makmur Marbun di Penajam, Kamis, mengatakan sumur bor menjadi salah satu solusi atasi krisis air pengaturan lahan persawahan menyusul penyelesaian pembangunan Bendung Gerak Sungai Talake.
 
Pembangunan Bendung Gerak Sungai Talake di perbatasan Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser dinilai penting bagi petani sebagai sumber air irigasi lahan persawahan dua kabupaten itu.
 
Ribuan hektare lahan persawahan di Kabupaten Penajam Paser Utara belum memiliki sumber air untuk irigasi sehingga pemerintah desa diminta bekerja sama mencari solusi pengairan sawah.

Baca juga: Pembangunan bendung gerak Sungai Talake untuk irigasi berlanjut
 
"Desa bisa berkolaborasi mengatasi krisis air untuk irigasi lahan persawahan, terutama saat kemarau melalui program pembangunan sumur bor," ujarnya.
 
Pemerintah desa, menurut Makmur, memiliki Dana Desa dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dua sumber anggaran itu dapat digunakan untuk program pembangunan sumur bor.
 
Saat ini, lahan persawahan di Kabupaten Penajam Paser Utara mengandalkan pengairan sistem tadah hujan. Ketika musim kemarau, para petani di Penajam tidak dapat menanam padi karena kekurangan sumber air irigasi.
 
Kondisi itu mempengaruhi hasil produksi padi dan kesejahteraan petani di daerah berjuluk Benuo Taka itu.

Baca juga: Lahan sawah di Kabupaten Penajam belum tergarap maksimal

Pewarta: Nyaman Bagus Purwaniawan

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023