Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Maraknya penebangan hutan untuk kepentingan komersil oleh beberapa pihak, membuat hutan kota di Kalimantan Timur (Kaltim) semakin menipis.

"Hal itu terbukti keberadaan hutan di ibukota Kaltim, Samarinda, berada di bawah standar kelayakan. Samarinda memiliki luas wilayah 71.800 Kilometer persegi, berarti seharusnya hutan kota minimal 7.180 hektare," kata Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Safuad di Samarinda, Rabu.

Kenyataanya, total luas hutan kota Samarinda hanya 0,96 persen dari luas wilayah perkotaan. Minimnya hutan kota itulah dipercaya sebagai faktor demikian mudahnya bencana seperti banjir dan longsor terjadi di Samarinda.

Sebaiknya para pengusaha yang menggunakan hasil alam untuk kepentingan masing-masing, haruslah segera melakukan penanaman kembali. Agar penyerapan air lebih mudah terjadi, katanya.

"Sangat prihatin sekali, tempat yang dulunya menjadi penampungan air kini penuh oleh bangunan, baik itu perumahan maupun gedung perkantoran. Usaha-usaha yang menggunakan hasil alam seharusnya tidak meninggalkan begitu saja lahan yang sudah dieksploitasi," ujarnya.

Dia mengharapkan, pemerintah dapat menggerakkan aksi untuk penyelamatan lingkungan sejak dini. Seperti menjaga hutan kota agar terus tumbuh berkembang, dan selalu dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Upaya untuk menggalakkan Kaltim Green harus dilaksanakan seluruh kota dan kabupaten di Kaltim, khususnya ibu kota Kaltim sendiri," kata Safuad.

Dia menambahkan, bila memungkinkan pemerintah dapat kembali melaksanakan aksi yang dulu pernah dilakukan, yaitu pemberian bibit kepada setiap rumah secara gratis yang bertujuan untuk menambah tanaman yang ada di Kaltim.

"Saya sendiri dulu pernah mendapatkan bibit buah-buahan seperti lai, durian dan sebagainya oleh pemerintah. Saya rasa apabila program tersebut kembali diadakan, tentunya seluruh masyarakat akan senang," ucapnya.

Terlebih apabila hasilnya dapat memberikan keuntungan bagi siapapun yang menanamnya. Dan Kaltim pun akan hijau kembali. Bisa dikatakan ini simbiosis mutualisme, juga untuk anak cucu kita ke depan, katanya.(*)

Pewarta: Susylo Asmalyah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014