Selama setengah hari penuh Rabu 25/10, Pertamina menggelar latihan penanganan keadaan darurat di Kilang Balikpapan. Sebanyak 400 orang terlibat langsung dan ribuan lagi jadi pendukung.

Mau sekedar latihan atau tidak, wajah General Manager (GM) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho, tetap terlihat tegang. Dari ruang kontrol di Kantor Besar, tiap sebentar ia berbicara melalui radio.

“Saya harus memastikan semua ditangani dengan benar dan sesuai dengan prosedur,” kata GM Nugroho, Kamis. Untuk itu, ujarnya, dirinya sendiri perlu latihan itu.

GM berkomunikasi dengan banyak pihak. Di radio ia bicara dengan komandan tim yang menghadapi langsung kejadian di lapangan dan menerima laporan perkembangan situasi penanganan.

Lewat radio GM memastikan pertama dan utama keselamatan manusia. Kemudian secara cepat menganalisis kejadian dan menyesuaikan penanganan dengan level kejadian tersebut.

Di ruang kontrol sendiri, dalam sekian menit bila diperlukan segera berkumpul para manajer, siap memberikan segenap pengetahuan mereka akan unit kerjanya agar penanganan kejadian bisa maksimal, cepat, dan tepat.

Latihan menghadapi keadaan darurat ini adalah rutin dalam kerja dunia eksplorasi, eksploitasi, juga produksi minyak dan gas. Latihan itu sendiri adalah bagian dari kerja. Saking rutinnya, dalam setiap hari arahan keselamatan ditegaskan frasa berikut, “Hari ini tidak ada latihan penanganan keadaan darurat, jadi bila ada bunyi alarm atau sirene, …”

“Artinya memang benar sedang terjadi sesuatu,” jelas Humas KPI Ely Chandra Peranginangin.

Tentu di pengumuman juga selalu diingatkan dan disampaikan, “Harap tetap tenang. Hentikan pekerjaan dan segera menuju Tempat Berkumpul terdekat atau sesuai arahan.”

Di mana Tempat Berkumpul atau Muster Point adalah hal pertama yang harus diingat setiap yang bekerja di lingkungan seperti kilang atau pabrik, bahkan sekarang juga diluaskan ke hotel atau kantor biasa.  Dia harus tahu jalan menuju tempat itu dari lokasi dia bekerja.

“Sebab kami ini bekerja di lingkungan yang berbahaya. Di dalam kilang itu, di sekeliling kita adalah benda-benda yang mudah terbakar,” kata Ely Chandra lagi.

Ditambah lagi di dalam kilang minyak, sering kali lagi benda-benda yang mudah terbakar itu tidak sekedar mudah terbakar, tapi juga bisa sangat eksplosif karena sebelumnya berada di bawah tekanan atau kompresi. Minyak harus dipompa, gas harus dimampatkan. Karena itu, percikan saja dari api seperti yang dihasilkan korsleting listrik, apalagi oleh gesekan batu dengan logam di lighter alias mancis alias pemantik, sudah cukup membuat ledakan yang kedengaran hingga berkilo-kilometer.

Dalam simulasi latihan Rabu, diskenariokan asal apinya tidak tanggung-tanggung. Awan mendung yang beberapa hari ini menaungi Balikpapan selain mengirim hujan, juga mengirim kilat dan petir. Listrik ribuan volt yang tercipta di langit itu menyambar tiga tangki yang berlokasi dekat dengan jalan raya dan dekat pemukiman warga.

Setelah ledakan, asap tebal membumbung dan menyebar, melingkupi hingga Kampung yang padat penduduk tersebut. Segera dilaporkan ada korban jiwa.

“Makanya nama latihan ini Major Emergency Drill Level 2,” sebut Chandra.  

Dari rekaman latihan serupa tahun lalu yang melibatkan Kampung Atas Air, digambarkan sejumlah braindwir, truk-truk merah besar dengan sirene mengaung dan lampu merah-biru berkeredap segera memasuki kawasan kilang dan mendekati lokasi kebakaran. Pada saat yang sama para teknisi, karyawan yang bekerja di dalam kilang, termasuk mereka yang ada di proyek perluasan kilang RDMP, bergegas ke Titik Berkumpul.

Karena hakikat zat dan benda yang ditanganinya adalah benda yang mudah meledak dan mudah terbakar itu, cara kilang mengantisipasi kebakaran tentu lebih dari pemukiman biasa menghadapi kemungkinan api.

Pertama, di kilang di mana pun di seluruh dunia, setiap tangki dikeliling tanggul beton yang tingginya sesuai dengan kapasitas tangki itu. Kadang-kadang satu tangki satu keliling tanggul, kadang satu keliling tanggul beberapa tangki sekaligus.

Tanggul ini untuk menghadapi kemungkinan tangki bocor atau tumpah. Dengan adanya tanggul, minyak tak akan mengalir jauh atau ke mana-mana dan membahayakan seluruh kilang. Di Kilang Balikpapan, bila minyak mengalir jauh dan ke mana-mana, bisa-bisa mencemari laut dan pemukiman warga.

Kedua, setiap tangki atau kawasan tangki, dikelilingi pipa-pipa berisi air atau material lain untuk memadamkan api. Di titik-titik tertentu, sudah terpasang meriam air dengan moncong bisa diarahkan ke sesuai kebutuhan.

Tugas fire fighters, para petugas pemadam kebakaran adalah mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut, selain tetap bersiaga dengan peralatan dan material pemadam kebakaran yang mereka bawa sendiri.

Maka dengan sekejap saja, api sudah terkepung. Api langsung digempur hujan buatan dari air yang ditembakkan ke udara, atau dicekik dengan busa.

“Hanya karena ini minyak saja api tidak serta merta padam. Lagi pula jumlahnya kan tidak seliter dua liter, tapi bisa ribuan liter,” kata Chandra.

Pada saat yang sama, bila ada korban, segera juga pertolongan diberikan. Petugas medik akan melihat jenis pertolongan apa yang dibutuhkan. Juga dicek, apakah bisa atau harus langsung di lokasi atau korban harus dipindahkan dulu, dan seterusnya. Begitu pula korban warga masyarakat yang ada di pemukiman.

Pada saat yang sama juga, bila keadaan mengharuskan, para penduduk di sekitar kejadian diungsikan ke tempat aman. Petugas Pertamina dengan dibantu aparat setempat mengatur pengungsian.

“Dalam kesempatan ini kami libatkan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Balikpapan dan Kampung Siaga Bencana (KSB),” sebut Chandra.

KSB adalah kumpulan relawan di lingkungan atau kampung yang bersangkutan. KSB antara lain ada di Keluraan Margasari atau Kampung Atas Air, juga ada di Kelurahan Baru Tengah. Mereka sudah terlatih menghadapi dan menangani kejadian-kejadian bencana, terutama kebakaran yang menjadi ancaman laten di Balikpapan seperti kebakaran.

“Bahkan kami juga punya jadwal latihan sendiri,” kata Abdal Nanang, ketua KSB Margasari. Sebab itu, ibu-ibu di Kampung Atas Air Margasari bisa melempar gulungan selang pemadam kebakaran dengan penuh gaya dan tahu cara memasang ujung selang ke hidran, serta  terlatih pula cara menyemprotkan airnya.

Pun begitu, untuk menambah rumit situasi latihan, tak lama setelah kejadian selesai ditangani, muncul aksi protes warga yang merasa dirugikan karena kebakaran itu.

Pada latihan tahun lampau, karena jumlah yang protes banyak dan terprovokasi, Pertamina sampai harus meminta bantuan personel pengamanan dari kepolisian yang begitu tiba langsung membuat pagar betis sementara wakil manajemen menemui warga.  

“Tahun ini skenario latihan kami berbeda dari tahun sebelumnya, karena lokasi tangki yang sekarang lebih dekat dengan fasilitas umum di Jalan Minyak, khususnya perkantoran PT Pertamina Patra Niaga,” terang GM Arafat. Di belakang kantor Pertamina Patra Niaga, sudah pemukiman warga Karang Jati.  

Menurut GM Arafat, dekatnya fasilitas tangki dengan fasilitas umum memerlukan koordinasi yang lebih intensif, khususnya mengenai pengendalian dampak kejadian kepada masyarakat sekitar maupun masyarakat kota Balikpapan secara umum.

Dampak tersebut bisa berupa dampak sosial dan juga ekonomi itu seperti lalu lintas yang terganggu karena jalan ditutup untuk penanganan kejadian. Jalan yang ditutup memaksa orang berbalik arah dan mengambil jalan lain.

“Seperti tadi, untuk upaya pemadaman, Jalan Minyak harus kita tutup. Kita juga mengungsikan seluruhnya 96 orang, di mana 66 orang pekerja dari dalam kilang dan 30 lainnya warga,” papar GM.

Jalan Minyak adalah nama lama Jalan Laksamana Madya Yos Sudarso. Meski sudah punya nama baru dari pahlawan yang gugur di Laut Arafuru itu, nama Jalan Minjak yang sudah ada sejak masa Hindia Belanda mulai membangun kilang Balikpapan, tak pernah hilang. Di jalan yang membentang dari utara ke selatan, dari pertigaan Karang Anyar hingga Pelabuhan Semayang di selatan sepanjang lebih kurang 3 km itu, di sisi baratnya adalah kilang Pertamina, di sisi timurnya hutan, perumahan, dan perkantoran perusahaan-perusahaan migas yang sekarang adalah grup Pertamina seperti Kantor Besar Pertamina (Kilang Pertamina Internasional), Pertamina Hulu Mahakam (PHM), dan Pertamina Patra Niaga (PPN), juga Pertamina Shipping yang tersembunyi.

Jalan Minyak adalah jalan alternatif menghindari keramaian Jalan Jendral Acmad Jani dan jalan ke Pelabuhan Semayang bagi truk-truk besar dari utara kota, atau sebaliknya, bagi truk pengangkut sayur yang baru turun dari ferry di pelabuhan menuju Pasar Pandansari. Bisa dikatakan, menutup Jalan Minyak bisa mengganggu denyut nadi ekonomi Kota Minyak.

Karena itu penanganan peristiwa yang mesti menutup Jalan Minyak harus cepat dan tepat.

“Untuk latihan kali ini tak sampai setengah hari. Dalam beberapa jam saja, Jalan Minyak pun bisa dibuka kembali untuk lalu lintas umum,” kata GM Arafat Bayu.

Warga yang terlibat dalam skenario tahun ini merupakan warga Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Balikpapan Tengah. Selain dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), juga turut terlibat Dinas Kesehatan, lurah dan staf Kelurahan Karang Jati, serta kelompok masyarakat Kampung Tanggap Bencana (Katana) Karang Jati, dan mitra binaan PT KPI Unit Balikpapan Kampung Siaga Bencana (KSB) Kelurahan Margasari dan Baru Tengah.

Dalam simulasi kali ini, KSB berperan dalam pelayanan di pos pengungsian. Mereka bergerak mulai dari mendirikan tenda-tenda darurat dan terus mendampingi warga.

“Dengan pelibatan masyarakat ini kami harapkan warga makin paham bagaimana cara menghadapi kondisi emergency atau keadaan darurat,” kata GM. Apalagi warga yang berada di sekitar wilayah operasional Pertamina.  Warga diharapkan tahu apa yang harus mereka lakukan, melapor ke siapa dan alur evakuasi itu seperti apa bila ada bencana.

Lebih penting lagi, Major Emergency Drill Level 2 ini juga perlu dilakukan sebagai latihan upaya preventif atau pencegahan keadaan darurat yang sebenarnya. Juga untuk memastikan peralatan siap digunakan dan para petugasnya menjadi berpengalaman dan selalu siaga.

Kesempatan latihan ini juga digunakan PT KPI unit Balikpapan melakukan kordinasi dan kerjasama dengan pekerja dari anak-anak perusahaan Pertamina lainnya di Balikpapan.

“Drill ini juga exercise (latihan) dari MOU Penanggulangan Keadaan Darurat yang sudah kami tanda tangani bersama antara PT KPI Unit Balikpapan, Kilang Pertamina Balikpapan, Pertamina Patra Niaga, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Kalimantan Timur dan Pertamina Hulu Sanga-sanga untuk penanggulangan bersama saat kondisi emergency,” demikian GM Arafat, yang begitu latihan selesai menjelang siang sudah bisa tersenyum kembali. 

 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023