Bupati Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, Bonifasius Belawan Geh mengatakan program penanaman padi seluas 10 hektare (ha) per kampung adalah untuk mewujudkan ketahanan pangan agar tidak tergantung dengan daerah lain.
"Terima kasih atas dukungan para petinggi (kepala desa) yang telah mendukung mewujudkan penanaman 10 ha padi per kampung (desa), sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan," kata Bupati Mahulu saat temu wicara dengan kelompok tani se-Kecamatan Long Pahangai di Long Pahangai, Kaltim, Rabu.
Temu wicara ini digelar di Ladang Sungai Kunih, Kampung Datah Naha. Ia mengimbau semua kampung di Kecamatan Long Pahangai mewujudkan ketahanan pangan, karena kondisi geografis yang jauh dari ibu kota kabupaten dan sulit dijangkau, termasuk di Kecamatan Long Apari.
Dua kecamatan ini sulit dijangkau karena lokasinya ada di hulu riam Sungai Mahakam, yakni Riam Udang dan Riam Panjang. Untuk melewati riam ini sulit karena ketika musim kemarau air sungai sedikit, sehingga tidak bisa dilintasi kapal panjang pengangkut logistik.
Sedangkan, ketika musim hujan, maka air akan meluap dan berarus deras, sehingga sulit juga dilintasi perahu panjang (speed boat), sehingga harus menunggu arus sedang, baru bisa melintasi riam.
Ketika dua kecamatan tersebut tidak tersedia bahan pangan, maka warga akan kesulitan memenuhi kebutuhan makanan, sehingga harus ada tanaman pangan tersendiri yang mampu mencukupi kebutuhan lokal, maka gerakan menanam padi 10 ha per kampung ini menjadi salah satu solusi.
"Program ini untuk mendukung target yang ingin dicapai bersama, yakni agar tidak kekurangan bahan pangan, khususnya di Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari yang rentan terhadap krisis pangan akibat akses yang sulit," kata Bupati.
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Mahulu Damianus Tamha mengatakan, tahun 2023 ini sedikitnya sudah ada 20 kampung yang telah siap melaksanakan program tanam padi lahan kering seluas 10 ha.
"Pemkab Mahulu juga mendorong penggunaan pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah, sebagai langkah penting dalam menjaga produktivitas lahan padi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Terima kasih atas dukungan para petinggi (kepala desa) yang telah mendukung mewujudkan penanaman 10 ha padi per kampung (desa), sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan," kata Bupati Mahulu saat temu wicara dengan kelompok tani se-Kecamatan Long Pahangai di Long Pahangai, Kaltim, Rabu.
Temu wicara ini digelar di Ladang Sungai Kunih, Kampung Datah Naha. Ia mengimbau semua kampung di Kecamatan Long Pahangai mewujudkan ketahanan pangan, karena kondisi geografis yang jauh dari ibu kota kabupaten dan sulit dijangkau, termasuk di Kecamatan Long Apari.
Dua kecamatan ini sulit dijangkau karena lokasinya ada di hulu riam Sungai Mahakam, yakni Riam Udang dan Riam Panjang. Untuk melewati riam ini sulit karena ketika musim kemarau air sungai sedikit, sehingga tidak bisa dilintasi kapal panjang pengangkut logistik.
Sedangkan, ketika musim hujan, maka air akan meluap dan berarus deras, sehingga sulit juga dilintasi perahu panjang (speed boat), sehingga harus menunggu arus sedang, baru bisa melintasi riam.
Ketika dua kecamatan tersebut tidak tersedia bahan pangan, maka warga akan kesulitan memenuhi kebutuhan makanan, sehingga harus ada tanaman pangan tersendiri yang mampu mencukupi kebutuhan lokal, maka gerakan menanam padi 10 ha per kampung ini menjadi salah satu solusi.
"Program ini untuk mendukung target yang ingin dicapai bersama, yakni agar tidak kekurangan bahan pangan, khususnya di Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari yang rentan terhadap krisis pangan akibat akses yang sulit," kata Bupati.
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Mahulu Damianus Tamha mengatakan, tahun 2023 ini sedikitnya sudah ada 20 kampung yang telah siap melaksanakan program tanam padi lahan kering seluas 10 ha.
"Pemkab Mahulu juga mendorong penggunaan pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah, sebagai langkah penting dalam menjaga produktivitas lahan padi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023