Samarinda (ANTARA Kaltim) - Hamparan pasir putih dihiasi cemara laut (Casuarina equisetifolia L.) serta panorama bawah laut dengan berbagai spesies ikan hias maupun terumbu karang, menambah keindahan objek wisata Pulau Derawan.

Di gugusan kepulauan dengan fanorama bahwa laut yang menawan itu juga terbentang Pulau Sangalaki, Pulau Maratua dan Pulau Kakaban. Pulau-pulau "surga" itu berada wilayah Kabupaten Berau.

Sejatinya Kepulauan Derawan merupakan tempat wisata terindah nomor dua setelah Raja Ampat di Papua yang telah mendunia itu.

Sementara Pulau Sangalaki yang tak jauh dari lokasi itu merupakan tempat bertelurnya penyu dan spot penyelaman yang menjadi salah satu pusat habitat Pari Manta di dunia.

Demikian juga Pulau Maratua memiliki keasrian pantai dan laut yang masih alami. Pulau itu juga menyuguhkan sejumlah goa eksotik yang menarik bagi wisatawan untuk melakukan petualangan dan menyusuri hutan ditumbuhi pepohonan d atas batu karang.

Pulau lain yang tak kalah unik dan eksotik adalah Pulau Kakaban yang menyerupai angka sembilan. Kakaban menyuguhkan keunikan alam yang hanya dapat ditemui di pulau-pulau yang berada di kawasan Mikronesia, Laut Pasifik, yakni terdapat danau berair payau yang terletak di tengah-tengah pulau.

Danau Kakaban telah ditetapkan sebagai kawasan warisan dunia pada 2004 oleh Unesco. Pulau ini dilindungi dari perusakan oleh manusia. Di lokasi itu bisa ditemuai empat spesies ubur-ubur (jelly fish) yang tidak menyengat, delapan jenis ikan-ikan kecil, serta biota-biota endemik yang unik.

Karena itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah menetapkamn Kepulauan Derawan sebagai kawasan industri pariwisata unggulan yang diharapkan dapat menjadi salah satu lokomotif perekonomian baru di "Benua Etam" (sebutan lain Kaltim).

Pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata di seluruh wilayah kabupaten/kota se-Kaltim. Industri pelancongan ini diyakini bisa dijadikan salah satu lokomotif perekonomian baru bagi Kaltim.

Karena itu Pemerintah Provinsi Kaltim telah mencanangkan Tahun Kunjungan Wisata untuk memperkenalkan potensi dan objek pariwisata Kaltim. Saat ini pembangunan infrastuktur giat dibangun untuk memberikan layanan terbaik pada wisatawan.

"Pembangunan jangka menengah lima tahun pertama sudah dilewati dan kami akan kembali melanjutkan pembangunan 5 tahun ke depan. Salah satunya, menggalakkan kunjungan wisatawan. Terdapat 24 tujuan wisata di seluruh Kaltim yg akan dipromosikan," ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

Ia mengatakan Kaltim memiliki beragam objek wisata menarik. Sebagai contoh Pulau Derawan dengan luas 44,6 haktare menjadi salah satu objek wisata kebanggaan masyarakat "Bumi Etam".

Keindahan pemandangan bawah laut dan panorama alam serta khasanah seni budaya yang dimiliki berbagai etnik di Provinsi Kaltim ini juga menjadi andalan untuk menarik minta wisatawan berkunjung ke "Bumi Borneo".

Bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu memuji keindahan pulau derawan dan memberikan peringkat 2 setelah Pulau Raja Ampat di Papua pada Festival Derawan 2013 lalu.

"Provinsi Kaltim memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Jika objek wisata itu didukung oleh infrastruktur serta sarana dan prasarana yang memadai dijamin akan mengundang wisatawan untuk mengunjungi objek wisata di Kaltim," kata Awang optimis.

Dengan pembangunan sarana dan prasarana, menurut dia, diharapkan pariwisata di Kaltim dapat terus berkembang sebagaimana diharapkan.

Awang mengatakan, sektor pariwisata di Kaltim akan dikembangkan menjadi lokomotif perekonomian baru. Dengan dukungan kondisi geografis Kaltim yang memiliki keanekaragaman obyek wisata alam yang tersebar di 15 kabupaten/kota se Kaltim dan Kaltara, pemprov akan menjadikan Kaltim pulau wisata.

"Gugusan Kepulauan Derawan menjadi salah satu objek wisata bahari unggulan. Obyek Kepulauan Derawan tidak hanya dikenal di kalangan wisatawan nusantara, tetapi sudah terkenal ke berbagai belahan dunia karena keindahan alam bawah laut," ujarnya.

Untuk menjangkau objek wisata Pulau Derawan tidak terlalu sulit terutama dengan adanya Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Guna menarik minat wisatawan berkunjung ke Kepulauan Derawan, Pemprov Kaltim bersama Pemkab Berau terus berupaya membenahi infrastruktur penunjang pariwisata di daerah tersebut.

Kini telah ada Bandara Kalimarau yang sudah dapat didarati pesawat Boeing 737-300 dan Airbus A-319 dan kini sedang dibangun Bandara Maratua yang akan mulai beroperasi 2015. Keberadaan bandara ini akan memudahkan akses wisatawan ke obyek wisata tersebut.

Demikian juga dengan pelabuhan di Tanjung Batu sebagai akses utama menuju Pulau Derawan dan ruas jalan dari Kecamatan Gunung Tabur sampai Kecamatan Pulau Derawan. Jalan yang dibangun lebih banyak jalan lurus, sehingga memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang melakukan perjalanan darat menuju Tanjung Batu sebagai Ibu Kota Pulau Derawan.

"Fasilitas akomodasi, seperti hotel dan restoran juga harus dibangun dengan baik, ditambah dengan sarana trasnsportasi untuk menuju Pulau Derawan. Semua akan dibenahi untuk mendukung Derawan sebagai destinasi wisata internasional," kata Awang.

Lokomotif perekonomian

Pengembangan idustri pariwisata di Provinsi Kaltim memang dipadang penting sebagai lokomotif perekonomian baru. Selama ini Kaltim hanya mengandalkan sumber daya alam (SDA), seperti minyak dan gas (migas) dan batu bara.

Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Zamruddin Hasid menilai peluang perekonomian Kaltim untuk maju relatif kecil jika masih mengandalkan SDA. Menjadikan SDA sebagai lokomotif utama perekonomian, seperti saat ini membuat Kaltim masuk perangkap.

"Efek buruk eksplorasi SDA bahkan terasa jelas. Bukan hanya merusak lingkungan, tapi menggerus beberapa sektor usaha," ujarnya.

Menurut dia, pertanian dan perikanan adalah dua sektor yang tak lagi produktif akibat terjadinya penurunan kualitas lingkungan karena eksploitasi alam. Kaltim tak bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama masih mengandalkan SDA.

Karena itu, menurut dia, dalam jangka pendek Kaltim bisa mengoptimalkan potensi lain di luar SDA jika ingin perekonomian tumbuh lebih cepat.

"Pertanian hingga industri pengolahan merupakan sektor potensial yang bisa dijadikan lokomotif. Syarat agar sektor-sektor tersebut sukses, pemerintah mesti lebih dulu membereskan persoalan infrastruktur, ujar Zamruddin memberikan solusi.

Demikian pula perhatian terhadap sarana transportasi agar melancarkan arus barang, menurut dia, Paling tidak bisa mengcover antar wilayah di Kaltim. Tak perlu ekspor dulu.

Sebagai informasi, kata rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produk domestik regional bruto (PDRB) Kaltim sepanjang 2013 menyentuh angka Rp425,4 triliun atau senilai Rp122 triliun berdasarkan harga konstan tahun 2000.

Jika tanpa migas dan batu bara, PDRB Kaltim hanya Rp164,6 triliun atau sepertiga dari PDRB keseluruhan. Artinya, tanpa dua sektor tersebut, pendapatan per kapita Kaltim tak lebih dari Rp20 juta per tahun.

"Dengan capaian itu, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada 2013 hanya 1,59 persen, terendah se-Indonesia," ujarnya.

Selama ini selalu didiskusikan keberadaan Kaltim pascatambang. Banyak pemikiran muncul namun hingga kini belum ada langkah konkret mengganti lokomotif ekonomi dari SDA ke non-SDA.

Sementara itu, kata Zamruddin potensi sumber daya buatan belum terakomodasi dengan baik. Padahal industri pengolahan merupakan potensi besar yang dapat dimaksimalkan termasuk industri skala menengah dan kecil.

Bagi industri pengolahan skala kecil, menurut dia, selain meningkatkan ekonomi kerakyatan, sekaligus pengamanan angka pengangguran dan kemiskinan di daerah. "Home industry" semacam produksi sarung, makanan, dan lain-lain, perlu digalakkan. Dia mengatakan, banyak daerah yang perekonomiannya tumbuh baik karena "home industry" semisal Jawa Barat dan Bali.

Meski demikian, Zamruddin menilai pemerintah daerah sudah cukup baik memacu ekonomi di luar SDA meski hasilnya masih kurang. Masyarakat diharapkan mendukung dengan tak lagi mempertahankan pola pikir mudah mendapat uang dari SDA.

Akankah industri pariwisata bisa mendongkrak perekonomian Provinsi Kaltim dan menjadi lokomotif perekonomian baru bagi "Benua Etam" tentunya sangat tergantung dari komitmen pemerintah di daerah ini untuk mengembangkan industri pelancongan. (*)

Pewarta: Masnun Maud

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014