Wali Kota Samarinda Andi Harun mengirim surat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia (RI) untuk meminta evaluasi tarif pesawat kelas ekonomi berjadwal di Samarinda, yang dinilai menjadi salah satu faktor penyebab inflasi di Kota Tepian.
 
“Saya beberapa waktu lalu sempat berbincang dan melaporkan kepada Presiden RI bahwa inflasi yang terjadi di Kota Samarinda disebabkan oleh faktor Administrasi Price (AP), yaitu harga angkut barang dengan menggunakan pesawat kerap kali alami kenaikan dan penurunan harga,” kata Andi Harun di Samarinda, Rabu.
 
Ia mengatakan sekarang mungkin keterbatasan penerbangan di berbagai daerah menyebabkan harga itu relatif kurang normal.
 
Andi Harun menyebutkan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor: 20 Tahun 2019 tentang tata cara dan formulasi perhitungan tarif batas atas penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri. Tarif batas atas  pesawat kelas ekonomi berjadwal  di Samarinda Rp1,6 juta.
 
“Tapi fakta di lapangan rata-rata Rp2 jutaan, dan setiap kali ada harga di sisi transportasi pasti mempengaruhi harga di komoditas,” ujarnya.
 
Oleh karena itu, ia meminta ke Kementerian Perhubungan untuk bisa mengevaluasi harga transportasi di Samarinda secara berkala.
 
Andi Harun berharap dalam mengatur harga tersebut juga perlu melibatkan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) sebagai asosiasi, kemudian Kemenhub sebagai regulator dan  maskapai sebagai operator.
 
“Idealnya tarif itu dapat dievaluasi selama tiga bulan, dan ini ada kecenderungan sumbangan tiket pesawat ini peningkatan inflasi hingga di angka delapan persen,” katanya.
 
Andi Harun optimis, apabila hal tersebut bisa diatasi, maka akan membantu semua barang komoditas kembali normal, tidak hanya pada sisi transportasi udara tetapi juga transportasi laut dan darat.
 
Saat disinggung soal kebutuhan pokok seperti beras, Andi Harun menuturkan, rata-rata beras di Kaltim dan Samarinda berasal dari pulau Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
 
“Kedua provinsi tersebut saat ini memang ada terpengaruh dengan El-nino, dan pasokannya ke wilayah-wilayah penerima menjadi masalah,” tuturnya.
 
Andi Harun  bersyukur walaupun di Kaltim dan Samarinda mengalami adanya kenaikan harga, untuk ketersediaan stok beras di Kaltim masih  aman dan belum sampai di luar batas normal.
 
“Kita berharap terkait kondisi sekarang bisa lebih turun, kalau belum bisa normal seperti sebelumnya, dan stok ketersediaan pangan di Samarinda sejauh ini masih mencukupi lima hingga enam bulan ke depan,” pungkasnya.

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023