Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Paser Erwan Wahyudi mengatakan program kampung buah dengan nama " Paser Berbuah" yang dikembangkan dikelola oleh masing-masing badan usaha milik desa (Bumdes).
"Sudah tiga desa di Kecamatan Tanah Grogot, ditetapkan sebagai kampung buah, nanti Bumdes yang kelola, " kata Erwan di Tanah Grogot, Jumat (25/8).
Ia mengatakan ketiga desa tersebut sebagai lokasi proyek awal dari program kampung buah sebelum melanjutkan ke desa-desa lainnya.
Erwan menuturkan, tahun 2023 sudah dimulai, DTPH Kabupaten Paser sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan setempat. Salah satu buah yang dikembangkan adalah buah alpukat.
Lanjutnya, untuk anggaran pengembangan buah alpukat tersebut bersumber dari anggaran ketahanan pangan desa di samping anggaran dari pemerintah daerah.
"Anggaran ketahanan pangan di desa bisa mendukung program ini, ” katanya.
Saat ini DTPH Paser sedang membuat regulasi dan payung hukum sebagai dasar pelaksanaan program tersebut.
Menurutnya, regulasi harus dibuat minimal Peraturan Bupati (Perbup). Saat ini sedang dibuat surat keputusannya, ke depan juga akan dibuat Peraturan Daerah (Perda).
DTPH Paser, kata Erwan terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk merumuskan program tersebut dengan tujuan menyamakan persepsi semua pihak.
"Program kampung buah kedepannya akan dikembangkan lagi menjadi agrowisata. Namun untuk mengarah ke sana diperlukan koordinasi lebih lanjut," ucap Erwan.
Dikemukakannya DTPH Paser masih menunggu data yang sedang dihimpun pemerintah kecamatan dan berbicara dengan kepala desa untuk menyamakan persepsi.
Sementara itu Camat Tanah Grogot, Abdul Rasyid, mengatakan tiga desa yang siap untuk menjadi lokasi pengembangan kampung buah yakni Desa Jone, Janju, dan Padang Pangrapat.
“Desa lain masih dibicarakan. Untuk luasan lahannya juga masih belum ditentukan,” kata Rasyid.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Sudah tiga desa di Kecamatan Tanah Grogot, ditetapkan sebagai kampung buah, nanti Bumdes yang kelola, " kata Erwan di Tanah Grogot, Jumat (25/8).
Ia mengatakan ketiga desa tersebut sebagai lokasi proyek awal dari program kampung buah sebelum melanjutkan ke desa-desa lainnya.
Erwan menuturkan, tahun 2023 sudah dimulai, DTPH Kabupaten Paser sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan setempat. Salah satu buah yang dikembangkan adalah buah alpukat.
Lanjutnya, untuk anggaran pengembangan buah alpukat tersebut bersumber dari anggaran ketahanan pangan desa di samping anggaran dari pemerintah daerah.
"Anggaran ketahanan pangan di desa bisa mendukung program ini, ” katanya.
Saat ini DTPH Paser sedang membuat regulasi dan payung hukum sebagai dasar pelaksanaan program tersebut.
Menurutnya, regulasi harus dibuat minimal Peraturan Bupati (Perbup). Saat ini sedang dibuat surat keputusannya, ke depan juga akan dibuat Peraturan Daerah (Perda).
DTPH Paser, kata Erwan terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk merumuskan program tersebut dengan tujuan menyamakan persepsi semua pihak.
"Program kampung buah kedepannya akan dikembangkan lagi menjadi agrowisata. Namun untuk mengarah ke sana diperlukan koordinasi lebih lanjut," ucap Erwan.
Dikemukakannya DTPH Paser masih menunggu data yang sedang dihimpun pemerintah kecamatan dan berbicara dengan kepala desa untuk menyamakan persepsi.
Sementara itu Camat Tanah Grogot, Abdul Rasyid, mengatakan tiga desa yang siap untuk menjadi lokasi pengembangan kampung buah yakni Desa Jone, Janju, dan Padang Pangrapat.
“Desa lain masih dibicarakan. Untuk luasan lahannya juga masih belum ditentukan,” kata Rasyid.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023