DPRD Paser Kabupaten Paser  bersama Perusahaan Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Kandilo menggelar rapat dengar pendapat terkait menghadapi krisis air bersih yang terjadi hampir sepekan pendistribusian air tidak maksimal.

"Kami mendapat keluhan dari masyarakat soal krisis distribusi air bersih dari Perumda Tirta Kandilo, khususnya di Kota Tanah Grogot. Saya minta Perumda segera mencari solusinya," kata Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Paser Abdulah saat rapat dengan jajaran direksi Perumda Tirta Kandilo, di gedung DPRD , Selasa (15/8)

Ia mengatakan permasalahan krisis distribusi air bersih yang terjadi hampir sepekan ini dikeluhkan masyarakat Kota Tanah Grogot dan harus dicarikan solusinya agar pelayanan kepada masyarakat bisa maksimal.

"Yang dikeluhkan masyarakat air mati dan airnya keruh, " katanya. 

Dari keluhan tersebut, kata Abdullah,  Perumda Tirta Kandilo diharapkan dapat memberikan solusi, baik bahan baku, pengolahan, dan pendistribusiannya. 

Hal senada juga disampaikan Wakil ketua II DPRD Paser Fadly Imawan. 

"Masyarakat merasakan dampak yang sangat berat apabila air mati atau tidak mengalir.Selain itu, kualitas air buruk sekali, ada dugaan yang beredar dari masyarakat bahwa bahan kimia yang digunakan untuk air tersebut rendah," kata Fadly. 

Menanggapi pertanyaan anggota dewan tersebut, Direktur Perumda Tirta Kandilo, Suryanto Agustono menjelaskan, kendala air bersih yang dialami masyarakat beberapa hari terakhir disebabkan karena masalah yang kompleks.

"Sistem pengolahan air, mulai dari bahan baku hingga air didistribusikan melewati proses panjang." kata Agus.

Ia menjelaskan, hal yang dihadapi oleh Perumda Tirta Kandilo karena  adanya pendangkalan pada musim kemarau menyebabkan bahan baku yaitu air Sungai Kandilo tidak masuk ke prasedimentasi sehingga air yang dihasilkan dari pengolahan tidak maksimal.

Kemudian Sistem Pengolahan Air WTP (Water Treatment Plant) yang belum pernah dilakukan pemeliharaan sejak pertama dibangun tahun 2020  juga sebagai salah satu faktor penyebab penyediaan air tidak optimal. 

"WTP belum pernah diadakan perbaikan sehingga banyak komponen rusak dan tidak berfungsi, akibatnya kualitas dan filtrasi mengalami gangguan, sehingga air yang diolah tidak maksimal," bebernya.

Selain itu, tingkat kebocoran pipanisasi di Kota Tanah Grogot yang mencapai 39 persen menyebabkan pendistribusian air kepada masyarakat semakin rendah.

"Dari pantauan kami di lapangan, terdapat 11 titik kebocoran terparah. Kebocoran disebabkan karena pipa yang sudah tua dan tanah yang asam," kata Agus. 

Meski demikian, pendangkalan dan kurangnya air yang masuk prasedimentasi dapat diatasi dengan bantuan pompa.

Menurutnya secara garis besar, memerlukan penambahan Instalasi jaringan air bersih dan peremajaan pipanisasi di wilayah Kota Tanah Grogot. 

Sementara dari hasil rapat dengar pendapat tersebut, DPRD Paser meminta kepada pihak Perumda Tirta Kandilo untuk segera membuat perencanaan pembangunan instalasi baru dan pelaksanaan peremajaan pipanisasi.

Selanjutnya, terkait anggaran peremajaan pipanisasi akan diusahakan agar bisa dianggarkan pada APBD perubahan atau alternatif penganggaran lainnya sehingga permasalahan tersebut cepat teratasi.

"Kami mendukung adanya percepatan penanganan guna penyelesaian krisis air. kebocoran atau sejenisnya bisa kita lakukan perbaikan bertahap," kata Abdullah.

Abdullah menambahkan keluhan masyarakat yang diterima DPRD  adalah air tidak mengalir, kualitas air yang keruh, hingga meteran air yang tetap berjalan meskipun air tidak mengalir menjadi bagian dari beragam keluhan masyarakat yang ditujukan kepada Perumda Tirta Kandilo untuk melakukan perbaikan pelayanan.

 

Pewarta: R. Wartono

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023