Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengajak kelompok tani lokal untuk menjadi pionir pertanian perkotaan (urban farming) dengan mulai memanfaatkan ruang yang ada untuk ditanami sayur dan buah-buahan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna A. Safitri dalam keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan pertanian perkotaan setidaknya memiliki tiga keunggulan, yakni tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga penggunaan lahannya efisien karena menggunakan teknologi.
Kemudian, lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan pupuk secara berlebih, dan menghasilkan produksi pangan yang sehat karena tidak tercemar.
"Itu yang nanti akan menjiwai pertanian perkotaan kita," ujar Deputi Myrna dalam sambutannya di kegiatan Sosialisasi Buku Panduan Penyelenggaraan Pertanian Perkotaan, Penajam Paser Utara, Kamis.
Ia menambahkan lahan di sekitar rumah, mengembangkan kebun komunitas, taman atap (rooftop garden), kebun vertikal, tanaman buah dalam pot, hidroponik, hingga akuaponik merupakan contoh bentuk pertanian perkotaan.
“Pertanian perkotaan itu memanfaatkan tidak hanya lahan tapi juga bangunan, nanti akan ada bangunan-bangunan tinggi, apartemen, gedung pemerintahan, itu ada atapnya bisa dimanfaatkan," jelas Deputi Myrna.
Ia juga mengemukakan terdapat enam prinsip pertanian perkotaan di IKN, yakni tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan, penerapan teknologi yang tepat guna dan ramah lingkungan, integrasi pemanfaatan sumber pangan lokal, menghasilkan pangan sehat dan berkualitas, menumbuhkan modal sosial, dan mendukung terwujudnya ekonomi sirkular.
Dalam kesempatan sama, Direktur Ketahanan Pangan Otorita IKN Setia P. Lenggono mengatakan pertanian perkotaan harus didesain sedemikian rupa.
"Kita membuat koridor untuk teman-teman petani, jadi kita desain sejak awal sehingga pertanian perkotaan ini justru mempercantik kota, tidak hanya mendukung ketahanan pangan keluarga tapi juga memiliki fungsi estetik mempercantik kota Ibu Kota Nusantara," tuturnya.
Ia mengingatkan kepada para kelompok tani agar segera mempersiapkan diri menyambut kedatangan para aparatur sipil negara (ASN) di IKN.
"Ini potensi yang besar untuk kebutuhan pangan yang bisa disediakan oleh Ibu-Bapak sekalian," katanya.
Salah satu peserta sosialisasi, Sri Sudarwati dari Kelompok Tani Desa Suka Raja mengatakan untuk menarik minat masyarakat mulai melakukan pertanian perkotaan adalah dengan membuat demplot pertanian perkotaan.
Selain itu ia berharap agar warga lokal jangan sampai dikesampingkan. "Supaya kami dilibatkan dalam pembangunan IKN ini dengan pertanian-pertanian yang lebih modern dari sebelumnya. Kemudian, untuk memudahkan kita untuk sebagai penyuplai sayur atau buah dan sebagainya, supaya anak muda juga tertarik," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, turut hadir perwakilan kelompok tani dari berbagai desa dan kelurahan dari kawasan IKN, yakni Desa Argo Mulyo, Desa Bukit Raya, Desa Bumi Harapan, Desa Karang Jinawi, Kelurahan Pamaluan, Kelurahan Sepaku, Desa Suka Raja, Desa Suko Mulyo, Desa Tengin Baru, dan perwakilan kelompok tani Hidroponik Nusantara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna A. Safitri dalam keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan pertanian perkotaan setidaknya memiliki tiga keunggulan, yakni tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga penggunaan lahannya efisien karena menggunakan teknologi.
Kemudian, lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan pupuk secara berlebih, dan menghasilkan produksi pangan yang sehat karena tidak tercemar.
"Itu yang nanti akan menjiwai pertanian perkotaan kita," ujar Deputi Myrna dalam sambutannya di kegiatan Sosialisasi Buku Panduan Penyelenggaraan Pertanian Perkotaan, Penajam Paser Utara, Kamis.
Ia menambahkan lahan di sekitar rumah, mengembangkan kebun komunitas, taman atap (rooftop garden), kebun vertikal, tanaman buah dalam pot, hidroponik, hingga akuaponik merupakan contoh bentuk pertanian perkotaan.
“Pertanian perkotaan itu memanfaatkan tidak hanya lahan tapi juga bangunan, nanti akan ada bangunan-bangunan tinggi, apartemen, gedung pemerintahan, itu ada atapnya bisa dimanfaatkan," jelas Deputi Myrna.
Ia juga mengemukakan terdapat enam prinsip pertanian perkotaan di IKN, yakni tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan, penerapan teknologi yang tepat guna dan ramah lingkungan, integrasi pemanfaatan sumber pangan lokal, menghasilkan pangan sehat dan berkualitas, menumbuhkan modal sosial, dan mendukung terwujudnya ekonomi sirkular.
Dalam kesempatan sama, Direktur Ketahanan Pangan Otorita IKN Setia P. Lenggono mengatakan pertanian perkotaan harus didesain sedemikian rupa.
"Kita membuat koridor untuk teman-teman petani, jadi kita desain sejak awal sehingga pertanian perkotaan ini justru mempercantik kota, tidak hanya mendukung ketahanan pangan keluarga tapi juga memiliki fungsi estetik mempercantik kota Ibu Kota Nusantara," tuturnya.
Ia mengingatkan kepada para kelompok tani agar segera mempersiapkan diri menyambut kedatangan para aparatur sipil negara (ASN) di IKN.
"Ini potensi yang besar untuk kebutuhan pangan yang bisa disediakan oleh Ibu-Bapak sekalian," katanya.
Salah satu peserta sosialisasi, Sri Sudarwati dari Kelompok Tani Desa Suka Raja mengatakan untuk menarik minat masyarakat mulai melakukan pertanian perkotaan adalah dengan membuat demplot pertanian perkotaan.
Selain itu ia berharap agar warga lokal jangan sampai dikesampingkan. "Supaya kami dilibatkan dalam pembangunan IKN ini dengan pertanian-pertanian yang lebih modern dari sebelumnya. Kemudian, untuk memudahkan kita untuk sebagai penyuplai sayur atau buah dan sebagainya, supaya anak muda juga tertarik," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, turut hadir perwakilan kelompok tani dari berbagai desa dan kelurahan dari kawasan IKN, yakni Desa Argo Mulyo, Desa Bukit Raya, Desa Bumi Harapan, Desa Karang Jinawi, Kelurahan Pamaluan, Kelurahan Sepaku, Desa Suka Raja, Desa Suko Mulyo, Desa Tengin Baru, dan perwakilan kelompok tani Hidroponik Nusantara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023