Tenggarong (ANTARA Kaltim)  - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari meminta Dinas Perhubungan agar memperketat pengawasan operasional kapal atau feri penyeberangan, yang merupakan transportasi alternatif penghubung Tenggarong dengan Tenggarong Seberang.

"Dishub harus mengawasi lebih intensif dan ketat feri penyeberangan itu, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Rita saat dihubungi, Minggu (2/2).

Dishub kata Rita Widyasari perlu menguji kelayakan setiap kapal, termasuk menentukan kapasitas muatan sesuai konstruksi atau kemampuan kapal itu.

Selanjutnya, menurut dia kapasitas muatan kapal itu ditempel pada tempat yang mudah di lihat di masing-masing kapal, agar calon penumpang bisa dengan mudah melihat.

Selain itu, kapasitas muatan sebuah kapal atau perahu juga diumumkan di tiap tempat penyebrangan.

"Supaya masyarakat pun tahu kapasitas kapal itu baik untuk mobil maupun sepeda motor ," katanya.

"Jika pengusaha kapal mengabaikan ketentuan, maka harus ada sanksi yang tegas," katanya.

Rita Widyasari mengaku turut prihatin atas kecelakaan kapal penyeberangan yang terjadi pada Sabtu (1/2) sore yang menyebabkan belasan sepeda motor tenggelam.

"Saya tak ingin kejadian seperti itu terulang lagi, makanya pengawasan di penyeberangan harus ketat," tegasnya.

Pada Sabtu sore (1/2) sekitar pukul 16. 30 Wita perahu bermotor pengangkut kendaraan roda dua atau oleh warga setempat di sebut feri tradisonal, tenggelam di perairan Sungai Mahakam, Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa nahas tersebut namun 13 sepeda motor tenggelam di Sungai Mahakam tepatnya di kawasan Jalan Mangkuraja RT 1, Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang.

Kepala Badan Penanghulangan Bencana Daerah Kutai Kartanegara Darmansyah, mengatakan, kapal Nur Nadila tersebut tengah mengangkut 13 sepeda motor, dengan25 penumpang seta seorang motoris dan ABK.

Feri penyeberangan yang dikemudiakan DH tersebut diduga terbalik akibat kelebihan muatan.

"Motoris feri penyebarangan itu saat ini duperiksa di Polres Kutai Kartanegara. Dugaan sementara, feri itu terbalik akibat kelebihan muatan," kata Darmansyah.

Sejak ambruknya Jembatan Kartanegara yang menghubungkan Kota Tenggarong dengan Tenggarong Seberang pada November 2011 lalu, fery penyeberangan tradisional menjadi salah satu transportasi alternatif bagi warga, selain kapal fery ASDP yang disediakan pemerintah. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014