Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah mengoptimalkan pos pelayanan terpadu (posyandu) agar bisa melayani orang yang lanjut usia (lansia), di samping memaksimalkan penanganan terhadap pertumbuhan balita dalam program menekan atau mencegah  stunting.
 
"Hal ini berarti  layanan di posyandu akan lebih fokus pada pengawalan siklus kehidupan, di mana lansia, remaja, bayi, dan balita akan mendapatkan layanan yang terintegrasi dalam satu tempat," ujar Kepada Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim Fit Nawati di Samarinda, Jumat.
 
Ia menuturkan, dengan adanya integrasi  tersebut, Dinkes Kaltim berharap keluarga yang memiliki bayi atau balita juga akan membawa lansia ke posyandu.
 
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan penanganan terhadap penyakit tidak menular dan mengupayakan kesehatan dan produktivitas lansia," jelasnya
 
Ia berharap dengan adanya layanan integrasi  tersebut, Dinkes Kaltim dapat memberikan perhatian yang holistik terhadap kesehatan masyarakat, termasuk pertumbuhan balita dan penanganan kesehatan semua fase usia.
 
"Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memaksimalkan upaya pencegahan stunting pada balita dan meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup lansia," sebut Fit Nawati.
 
Dikemukakannya, dalam pengawasan posyandu bukan hanya Dinas Kesehatan yang terlibat, tetapi juga Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) serta dinas lain yang saling terkait.
 
Menurutnya, salah satu indikator penting yang dipantau dalam posyandu adalah pertumbuhan bayi. Pemantauan pertumbuhan balita saat ini sekitar 40 persen, namun harapannya adalah mencapai minimal 90 persen.
 
"Dengan memantau pertumbuhan bayi, kita dapat mengetahui jika ada gangguan gizi dan melakukan intervensi sejak dini," tandasnya.
 
Fit Nawati. menambahkan, jika pertumbuhan bayi tidak naik, pada saat pemeriksaan kedua kali, mereka harus dirujuk. Jika ada indikasi masalah gizi, sudah cukup dengan satu kali pemeriksaan, maka segera merujuk bayi tersebut.
 
 "Dengan begitu, petugas kesehatan dapat segera menangani masalah gizi  sejak dini," ujarnya.
 

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023