Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kaltim pada Juni 2023 masih jauh di atas angka 100 yang merupakan angka keseimbangan, yakni masih sebesar 125,5 meski turun 1,81 persen ketimbang bulan sebelumnya.
"Secara umum NTP Kaltim pada Juni sebesar 125,5, terjadi penurunan 1,81 persen jika dibandingkan dengan Mei yang sebesar 127,81," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Rabu.
Penurunan NTP disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) turun 1,47 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,35 persen.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di perdesaan. NTP dihitung dengan membandingkan antara perbandingan It terhadap Ib.
Baca juga: Petani karet tingkatkan kualitas produk lewat bimbingan Disbun Kaltim
NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi, sehingga makin tinggi NTP maka secara relatif makin kuat tingkat daya beli petani.
Angka keseimbangan NTP adalah 100, jika di bawah 100 berarti petani rugi, jika di atas 100 berarti untung. Tapi jika jauh di atas 100, bisa dikatakan petani sejahtera.
Ia merinci NTP pada Juni 2023 pada masing-masing subsektor, yakni untuk Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 97,49, menggambarkan bahwa petani tanaman pangan masih merugi.
Kemudian Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) sebesar 111,37, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 157,22, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) sebesar 110,90, serta Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) sebesar 101,25.
Baca juga: DPTPH Kaltim imbau petani percepat proses tanam antisipasi kemarau
Dari lima subsektor pertanian di Kaltim, petani yang paling sejahtera adalah mereka yang berusaha di subsektor perkebunan rakyat, karena memiliki NTP paling tinggi yang mencapai 157,22.
"Pada Juni 2023 terdapat tiga subsektor yang mengalami kenaikan NTP yaitu subsektor tanaman pangan naik 1,87 persen, peternakan naik 2,56 persen, dan subsektor perikanan naik 0,62 persen," katanya.
Sebaliknya, terdapat dua subsektor lainnya yang mengalami penurunan yakni subsektor hortikultura turun 1,68 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 4,46 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Secara umum NTP Kaltim pada Juni sebesar 125,5, terjadi penurunan 1,81 persen jika dibandingkan dengan Mei yang sebesar 127,81," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Rabu.
Penurunan NTP disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) turun 1,47 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,35 persen.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di perdesaan. NTP dihitung dengan membandingkan antara perbandingan It terhadap Ib.
Baca juga: Petani karet tingkatkan kualitas produk lewat bimbingan Disbun Kaltim
NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi, sehingga makin tinggi NTP maka secara relatif makin kuat tingkat daya beli petani.
Angka keseimbangan NTP adalah 100, jika di bawah 100 berarti petani rugi, jika di atas 100 berarti untung. Tapi jika jauh di atas 100, bisa dikatakan petani sejahtera.
Ia merinci NTP pada Juni 2023 pada masing-masing subsektor, yakni untuk Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 97,49, menggambarkan bahwa petani tanaman pangan masih merugi.
Kemudian Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) sebesar 111,37, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 157,22, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) sebesar 110,90, serta Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) sebesar 101,25.
Baca juga: DPTPH Kaltim imbau petani percepat proses tanam antisipasi kemarau
Dari lima subsektor pertanian di Kaltim, petani yang paling sejahtera adalah mereka yang berusaha di subsektor perkebunan rakyat, karena memiliki NTP paling tinggi yang mencapai 157,22.
"Pada Juni 2023 terdapat tiga subsektor yang mengalami kenaikan NTP yaitu subsektor tanaman pangan naik 1,87 persen, peternakan naik 2,56 persen, dan subsektor perikanan naik 0,62 persen," katanya.
Sebaliknya, terdapat dua subsektor lainnya yang mengalami penurunan yakni subsektor hortikultura turun 1,68 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 4,46 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023