Presiden Joko Widodo menekankan arti penting keberlanjutan dan kesinambungan kepemimpinan suatu negara, guna mencapai visi dan mimpi besar bangsa Indonesia.

"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin (stasiun pengisian bahan bakar). Kalau meteran pom bensin mulai dari nol ya, apakah kita mau begitu? Ndak kan. Masak kaya meteran pom bensin," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam arahan peluncuran rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).

Presiden menekankan kepemimpinan yang berkelanjutan dan berkesinambungan merupakan aspek penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Untuk membawa kapal Indonesia menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045, menjadi lima besar ekonomi dunia," katanya.

Indonesia Emas 2045 mengusung proyeksi pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita yang mencapai 23.000-30.300 dolar AS setelah perhitungan PNB per kapita 5.030 dolar AS pada 2023. Indonesia Emas 2045 juga harus memangkas tingkat kemiskinan menjadi 0,5-0,8 persen.

"Sekarang, meski sudah single digit di angka 5,7 persen; tapi masih tetap tinggi dan di tahun 2045 diperkirakan kemiskinan 0,5-0,8 persen," ujarnya.

Presiden menembahkan tidak ada satu negara pun yang bisa mencapai kemakmuran ketika stabilitas negara itu tidak terjaga.

"Tidak ada satu negara pun yang berhasil mencapai kemakmuran saat kondisinya tidak stabil, saat negaranya terpecah, yang berkonflik, kisruh terus; enggak akan mencapai kemakmuran," jelasnya.

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023