Waktu menunjukkan pukul 21.30 Wita ketika Ajun Inspektur Dua (Aipda) Suyono menerima pesan singkat di grup WhatsApp. Isi pesannya, harga TBS sawit naik.

Aipda Suyono adalah seorang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Polsek Pasir Belengkong, Polres Paser, Kalimantan Timur.

Sebagai Bhabinkamtibmas, Suyono memiliki tanggung jawab pembinaan untuk tiga desa, yakni Desa Damit, Sangkuriman, dan Desa Suatang Keteban.

Suyono yang sedari tadi duduk santai di kursi malas, langsung bangkit dan bersiap berangkat.

Mengenakan seragam lengkap, ia berpamitan kepada istrinya. Sang istri mengizinkan dan tak bertanya karena sudah tahu konsekuensi profesi suaminya.

Lalu ia pun pergi menuju kantornya, sekitar enam kilometer dari tempat tinggalnya di Kota Tanah Grogot.

Di Mapolsek, anggota Bhabinkamtibmas yang lain sudah menunggu. Hanya sebentar mereka bercakap-cakap, selanjutnya masing-masing pergi menuju loading ramp (tempat penampungan sementara buah sawit sebelum dikirim ke pabrik pengolahan minyak sawit).

"Ada 20 loading ramp di sini yang tersebar di beberapa desa," kata  Suyono di Mapolsek Pasir Belengkong, Selasa (6/6). 

Menurut Yono, panggilan akrab Suyono, setiap ada kenaikan harga TBS sawit, sejumlah anggota Bhabinkamtibmas menyambangi loading ramp, memastikan kegiatan jual beli berlangsung dengan aman.

"Kami hanya memantau. Jika harga sawit sedang naik, biasanya kerap terjadi pencurian TBS sawit. Pemilik loading ramp segera memberitahukan polisi jika mendapati TBS sawit yang dia beli mencurigakan, singkatnya ditengarai sebagai barang curian," katanya.

Pemilik loading ramp, lanjut Yono, merasa khawatir dituduh sebagai penadah barang curian, sehingga mereka memberi informasi adanya kenaikan tandan buah segar (TBS).

Berpatroli di Loading ramp atau patroli TBS, hanya salah satu dari berbagai tugas rutin para Bhabinkamtibmas di Polsek Pasir Belengkong. Warga di sana memang banyak berprofesi sebagai petani sawit.
Bhabinkamtibmas merupakan ujung tombak tugas Polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban, kerana kejadian sosial di masyarakat memang cukup kompleks.

"Apapun masalah yang terjadi di tengah masyarakat,  kami sebagai Bhabinkamtibmas harus tanggap, bahkan harus bisa memberikan pemecahannya," kata Asmuin, teman sejawat Yono di Polsek Pasir Belengkong.
Kata Asmuin, harga sawit yang naik juga bisa memicu masalah, harga sawit turun pun kadang muncul masalah.

Ia pun bercerita, kasus kekerasan dalam rumah tangga yang pernah dia tangani, bermula dari harga sawit saat jatuh.

"Suaminya yang biasa dapat uang lumayan banyak saat harga naik, tiba tiba uang yang dibawa suaminya tidak seperti biasanya, terjadilah cek-cok antara suami dan istri, sehingga berujung pada penganiayaan, sehingga Bhabinkamtibmas harus bisa memediasi," kata Asmuin.

Banyak kasus di masyarakat yang harus ditangani aatau dimediasi oleh seorang Bhabinkamtibmas, agar tidak sampai berlanjut ke proses hukum.

"Tentu ada rambu-rambu, mana kasus yang masih bisa diselesaikan dengan mediasi, mana yang mesti dilanjutkan ke proses hukum," kata Asmuin yang pernah bertugas di satuan Reskrim Polres Paser ini.

Bagi Yono maupun Asmuin, menjadi anggota Bhabinkamtibmas memang cukup berat dan kompleks. Apalagi  di Polsek Pasir Belengkong, satu anggota Bhabinkamtibmas membawahi tiga desa yang wilayahnya sangat luas.

"Kalau hanya dipikirkan, tugas Bhabinkamtibmas ya berat, tapi kalau dijalani, terasa ringan, biasa saja," katanya.

Sebagai ujung tombak Polri dalam menjaga dan memelihara kamtibmas, kata Asmuin, seorang Bhabinkamtibmas harus mengenali karakter masyarakat dari desa yang jadi binaannya.

Caranya, harus banyak menyambangi warga, supaya tahu denyut yang terjadi di masyarakat," kata Asmuin yang membina Desa Sungai Batu, Laburan, dan Desa Laburan Baru ini.

Sekecil apapun masalahnya, kata Asmuin, seperti kabel PLN yang jatuh dan membahayakan warga, anggota Bhabinkamtibmas harus peka.

"Harga telor ayam yang naik drastis pun, seorang Bhabinkamtibmas harus bisa menjelaskan kepada warga. Apapun masalahnya, Bhabinkamtibmas harus mencarikan solusi," katanya. 

Baik Yono maupun Asmuin, anggota Bhabinkamtibmas harus banyak menambah wawasan tentang apa saja, sosial, ekonomi bahkan masalah politik. Isu-isu aktual yang sedang hangat dibicarakan masyarakat juga harus tahu.

Apalagi, kata Asmuin, saat ini sudah memasuki tahun politik, sehingga Bhabinkamtibmas harus bisa mengikuti perkembangan politik. Sedangkan hal yang terpenting adalah memelihara dan menjaga kamtibmas selama tahun politik berjalan.

"Polisi tidak berpolitik, tetapi harus melek politik, Bhabinkamtibmas harus tahu peta politik di wilayah binaannya untuk mengurangi gesekan politik saat memasuki tahun politik" katanya.

Perkembangan teknologi informasi, terutama dengan kehadiran media sosial, membuat seorang Bhabinkamtibmas harus familiar menggunakan gadget. Sebut saja aplikasi facebook, instagram, youtube, tiktok,  maupun whatsapp. 

“Aplikasi facebook atau whatsapp harus ada di handphone Bhabinkamtibmas, karena di sini kebanyakan masyarakat memiliki dua aplikasi itu," kata Yono.

Kedua aplikasi medsos itu, kata dia, mempermudah kerja seorang Bhabinkamtibmas dalam memantau  apa saja kejadian di masyarakat, terutama di wilayah yang menjadi binaannya.

Dengan luasnya wilayah yang menjadi tanggungjawabnya, kata Yono, ia merasa terbantu ketika ada peristiwa yang berpotensi mengganggu kamtibmas, kami  bisa  langsung ke lokasi, sehingga cepat ditangani dan melebar ke masyarakat lain, apalagi jika peristiwa yang terjadi menyangkut SARA.

Menurut Yono, ada satu modal yang harus dimiliki oleh Bhabinkamtimas yaitu ketulusan dalam bekerja. Kecepatan Bhabinkamtibmas dalam merespon pengaduan maupun laporan dari masyarakat sangat ditentukan seberapa tulus seorang Bhabinkamtibas dalam bekerja.

Pewarta: R. Wartono

Editor : M.Ghofar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023