Terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2016 silam, Ngatmi (50) mengaku baru sekali memanfaatkan layanan kesehatan, yaitu operasi tumor pada salah satu rumah sakit milik pemerintah di Kota Samarinda.

Saat menjalani operasi tumor pada November 2022, Ngatmi menceritakan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit sangat baik. Mulai dari rawat jalan hingga dirawat inap, bahkan di ruang operasi seluruh petugas memberikan pelayanan dengan baik.

“Semua lancar, tidak ada hambatan, setelah ke puskesmas dan dapat rujukan ke rumah sakit langsung diperiksa dan dilayani dengan baik,” ungkap Ngatmi.

Ia menceritakan, mulanya ia merasa sehat dan beraktivitas seperti biasa sebagai ibu rumah tangga, namun kemudian ia menyadari muncul benjolan di payudaranya. 

Dengan perasaan khawatir ia beranikan diri untuk menjalani pemeriksaan, hingga pada Oktober 2022 ia divonis menderita tumor dan harus menjalani pengangkatan agar tidak menyebar.

“Saat tahu hasilnya dari dokter, saya sempat drop sekitar lima hari, apa lagi mendengar mau operasi, saya benar-benar lemas waktu itu dan cuma bisa nangis,” kenangnya.

Melihat kondisi Ngatmi yang sedang drop, Lasimin (59) suami Ngatmi mencoba mencari informasi tentang penyakit yang sedang diderita istrinya, ia juga bersama keluarga selalu memberikan dukungan agar psikologisnya segera pulih dan mampu menghadapi kondisi yang sedang dialami.

“Untungnya saya punya keluarga dan suami yang sangat luar biasa, mereka memberikan semangat agar saya fokus untuk kesehatan, tidak usah banyak pikiran, jangan dengarkan info-info yang tidak benar. Mereka juga memberikan semangat bahwa yang mengalami kondisi seperti ini tidak hanya saya dan banyak yang sembuh,” terang Ngatmi.

Setelah kondisi psikologis Ngatmi pulih, kemudian ia melanjutkan proses pengobatan yang direncanakan akan dilakukan operasi pengangkatan. Ternyata di sana tidak hanya dirinya yang menderita penyakit tersebut, ada wanita yang lebih muda dari dirinya juga menderita tumor.

“Benar, ternyata di rumah sakit saya bertemu dengan orang-orang yang memiliki penyakit yang sama dengan saya, ada yang masih muda ada juga yang lebih tua dari saya, di sana kami saling menguatkan,” ujar Ngatmi.

Manurut Ngatmi, hampir semua pasien yang menderita penyakit seperti dirinya berobat menggunakan JKN, karena biayanya cukup mahal jika harus menggunakan biaya pribadi, sehingga kehadiran Program JKN sangat membantu.

Sementara Lasimin menambahkan, jika tidak menggunakan JKN untuk berobat, dirinya sebagai kepala keluarga pasti akan sangat kesusahan mencari biaya berobat, karena tidak ada persiapan apapun dan jarak antara kondisi sehat dengan sakitnya sangat singkat.

“Saya bersyukur dengan JKN dapat menjamin seluruh biaya pengobatan dari tingkat puskesmas hingga operasi di rumah sakit, sampai kontrol pun ditanggung, benar-benar tidak ada biaya pribadi,” tutur Lasimin. (adv) 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023