Samarinda (ANTARA Kaltim) - Orangtua bayi kembar siam asal Kabupaten Kutai Kartanegara, Lukman Ompusunggu (33) mengharapkan adanya bantuan khususnya dari pemerintah, sebab biaya operasi yang duibutuhkan untuk proses pemisahan cukup besar.

"Kami sangat mengharapkan adanya bantuan dari berbagai pihak, sebab biaya yang dibutuhkan untuk proses pemisahan anak kembar kami sangat besar, sementara kami tidak punya biaya," ungkap Lukman Ompusunggu, ditemui di rumah sakit Dirgahayu Samarinda, Jumat.

Sejak proses melahirkan hingga bayi kembarnya berada di dalam tabung inkubator, biaya yang telah dikeluarkan kata Lukman sudah lebih Rp14 juta.

"Sebagian besar biaya itu dibayar oleh pihak Jamsostek yakni Rp10 juta sementara saya sendiri telah mengeluarkan biaya Rp4 juta lebih. Namun, kami masih bingung mencari biaya untuk persiapan hingga proses operasi. Kami juga belum tahu dimana akan dilakukan proses operasi pemisahan namun berdasarkan keterangan dokter, kemungkinan besar akan dilakukan di Rumah Sakit dr. Sutomo Surabaya," ujar Lukman

Bekerja sebagai tenaga `maintenance` di perusahaan sub kontraktor PT Vico Indonesia, sebuah perusahaan produsen minyak dan gas yang beroperasi di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Timur, Lukman mengaku tidak memiliki cukup biaya untuk proses operasi pemisahan anak kembarnya tersebut.

Bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan dan telah diberi nama Natalia dan Natasya itu lanjut Lukman lahir pada Sabtu (14/12) sekitar pukul 19. 00 Wita melalui operasi caesar.

Sejauh ini kata Lukman, belum satupun pihak baik perusahaan maupun pemerintah setempat yang memberikan datang melihat kondisi bayi kembarnya tersebut.

"Kami berharap ada pihak yang bersedia membantu agar kedua anak kembar kami tersebut bisa dipisahkan. Pada pemeriksaan USG (ultrasonografi) kami sudah tahu kalau anak dalam kandusngan istri saya itu kembar tapi baru tahu kalau kondisinya dempet dada dan perut setelah lahir," ungkap Lukman.

Direktur Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, Drs Yohannes Ribut M.Kes mengatakan, telah memberi kebijaksanaan terhadap proses perawatan bayi kembar siam tersebut.

Pihak rumah sakit lanjut Yohannes juga berharap agar ada pihak yang mau membantu meringankan proses operasi yang akan dilakukan terhadap bayi kembar anak pasangan Lukman Ompusunggu (33) dengan Arta Maruli Hutabarat itu.

"Kami berharap, melalui teman-teman wartawan, ada pihak yang mau membantu meringankan beban orangtua dari bayi kembar siam tersebut sebab biaya yang dibutuhkan untuk proses operasi pemisahan tidak kecil. Kami (RS Dirgahayu) juga telah memberikan kebijaksanaan pada proses perawatan bayi kembar siam itu," ungkap Yohanes.

Sementara, Dokter spesialias bedah anak RSUD AW Sjahranie Samarinda dr. Dadik SpBA, mengatakan, untuk proses transp[ortasi saja dari Samarinda hingga ke Rumah Sakit dr. Sutomo Surabaya, Jawa Timur, biaya yang dibutuhkan mencapai Rp50 hingga Rp100 juta.

"Itu baru perkiraan biaya pemindahan, mulai dari Samarinda hingga ke Surabaya dan belum termausk biaya persiapan hingga operasi," ungkap dr. Dadik.

Kasus bayi kembar siam dempet dada dan perut (mirror conjoined twins) bertipe "thoraco abdomino phagus" kata dr. Dadik baru dua kali terjadi di Kaltim.

"Sebelumnya, kasus serupa pernah juga kami tangani di Kota Bontang dan berhasil dioperasi di Rumah Sakit dr. Sutomo Surabaya. Namun, setelah beberapa lama pasca operasi pemisahan itu, salah satunya akhirnya meninggal karena penyebab lain," kata dr. Dadik.   (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013