Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sufian Agus berharap tidak ada lagi pasangan calon (paslon) tunggal yang bertarung pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak Kaltim tahun 2024.
“Untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada pilkada serentak 2024, kami berharap tidak ada lagi paslon tunggal atau peserta pilkada yang hanya melawan kotak kosong, sebab hal tersebut mempengaruhi jumlah partisipasi pemilih,” ungkap Sufian Agus di Samarinda, Jumat.
Ia menyatakan, kontestan calon kepala daerah yang hanya diikuti oleh calon tunggal menandakan kurangnya kompetisi politik yang sehat, sehingga hal tersebut mempengaruhi antusias masyarakat dalam menentukan pilihan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Tambahnya, pengalaman pada beberapa daerah di Kaltim yang hanya diikuti oleh calon tunggal memiliki partisipasi pemilih rendah, seperti yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan juga Kota Balikpapan pada pilkada 2020.
“Idealnya sebuah daerah yang mempunyai kompetisi politik yang sehat, paling tidak diikuti oleh sedikitnya tiga paslon, sedangkan jika hanya melawan kotak kosong, masyarakat malas ke TPS lantaran sudah merasa bahwa calon tunggal tersebut pasti menang, nah ini yang perlu diupayakan dari sekarang,” beber Sufian Agus.
Dia menerangkan, pada pilkada serentak di Kaltim 2020 lalu, kalau dilihat angka partisipasi pemilih masih di bawah standar nasional, dengan tingkat partisipasi 66 persen, sedangkan patokan standar nasional 77 persen.
Disampaikannya, pada pilkada 2020 lalu, tingkat partisipasi pemilih tertinggi ada di Kabupaten Mahakam Ulu dengan persentase 78,6 persen dari 26.544 Daftar Pemilih Tetap (DPT), diikuti Kutai Barat 71,97 persen dari 113.794 DPT, berikutnya Bontang 71,94 persen dari 121.694 DPT.
“Kemudian pada urutan tingkat partisipasi pemilih pada pilkada 2020 lalu ditempati Kabupaten Berau 70,43 persen dari 159.254 DPT, lalu Paser 68,55 persen dari 187.877 DPT, dilanjutkan Kutim 66,51 persen dari 232.641 DPT,” sebut Sufian Agus.
Lanjutnya, urutan berikutnya Kota Balikpapan dengan angka partisipasi 60,13 persen dari 443.243 DPT, terus Kutai Kartanegara 57 persen dari 488.055 DPT dan terendah Samarinda 52,26 persen dari 576.981 DPT.
“Jika dilihat secara keseluruhan, sembilan kabupaten/kota mengalami kenaikan tingkat partisipasi dibandingkan pada pilkada serentak 2015. Yang mengalami penurunan hanya Kabupaten Kukar pada pilkada 2020 hanya 57 persen dibandingkan pilkada 2015 dengan angka 58,44 persen,” ujar Sufian Agus.
Agus menuturkan, turunnya tingkat partisipasi pemilih di kabupaten Kukar, salah satu faktornya adalah kurang kompetisi dalam kontestan politik, yang hanya diisi calon tunggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
“Untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada pilkada serentak 2024, kami berharap tidak ada lagi paslon tunggal atau peserta pilkada yang hanya melawan kotak kosong, sebab hal tersebut mempengaruhi jumlah partisipasi pemilih,” ungkap Sufian Agus di Samarinda, Jumat.
Ia menyatakan, kontestan calon kepala daerah yang hanya diikuti oleh calon tunggal menandakan kurangnya kompetisi politik yang sehat, sehingga hal tersebut mempengaruhi antusias masyarakat dalam menentukan pilihan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Tambahnya, pengalaman pada beberapa daerah di Kaltim yang hanya diikuti oleh calon tunggal memiliki partisipasi pemilih rendah, seperti yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan juga Kota Balikpapan pada pilkada 2020.
“Idealnya sebuah daerah yang mempunyai kompetisi politik yang sehat, paling tidak diikuti oleh sedikitnya tiga paslon, sedangkan jika hanya melawan kotak kosong, masyarakat malas ke TPS lantaran sudah merasa bahwa calon tunggal tersebut pasti menang, nah ini yang perlu diupayakan dari sekarang,” beber Sufian Agus.
Dia menerangkan, pada pilkada serentak di Kaltim 2020 lalu, kalau dilihat angka partisipasi pemilih masih di bawah standar nasional, dengan tingkat partisipasi 66 persen, sedangkan patokan standar nasional 77 persen.
Disampaikannya, pada pilkada 2020 lalu, tingkat partisipasi pemilih tertinggi ada di Kabupaten Mahakam Ulu dengan persentase 78,6 persen dari 26.544 Daftar Pemilih Tetap (DPT), diikuti Kutai Barat 71,97 persen dari 113.794 DPT, berikutnya Bontang 71,94 persen dari 121.694 DPT.
“Kemudian pada urutan tingkat partisipasi pemilih pada pilkada 2020 lalu ditempati Kabupaten Berau 70,43 persen dari 159.254 DPT, lalu Paser 68,55 persen dari 187.877 DPT, dilanjutkan Kutim 66,51 persen dari 232.641 DPT,” sebut Sufian Agus.
Lanjutnya, urutan berikutnya Kota Balikpapan dengan angka partisipasi 60,13 persen dari 443.243 DPT, terus Kutai Kartanegara 57 persen dari 488.055 DPT dan terendah Samarinda 52,26 persen dari 576.981 DPT.
“Jika dilihat secara keseluruhan, sembilan kabupaten/kota mengalami kenaikan tingkat partisipasi dibandingkan pada pilkada serentak 2015. Yang mengalami penurunan hanya Kabupaten Kukar pada pilkada 2020 hanya 57 persen dibandingkan pilkada 2015 dengan angka 58,44 persen,” ujar Sufian Agus.
Agus menuturkan, turunnya tingkat partisipasi pemilih di kabupaten Kukar, salah satu faktornya adalah kurang kompetisi dalam kontestan politik, yang hanya diisi calon tunggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023