Sedikitnya 2.000 warga dan 35 usaha terdampak langsung atas molornya proyek pekerjaan penanganan banjir di Kota Balikpapan, antara lain peninggian Jalan MT Harjono di ruas Global Sport-Simpang Empat Balikpapan Baru dan pengerjaan parit besar di Simpang Jalan MT Harjono-Jalan Mayor Pol Zainal Arifin (Jalan Beler), Balikpapan, oleh kontraktor pelaksana PT Fahreza Duta Perkasa.
 

“Warga yang terdampak langsung ini jumlahnya sekitar 2.000 orang, mereka adalah yang terutama diidentifikasikan tinggal di Perumahan Wika, Sepinggan Pratama, Balikpapan Regency,” papar Ketua Pusat Bantuan Hukum Perhimpunan Advokat Indonesia (PBH Peradi) Balikpapan Ardiansyah, Kamis.

Di Perumahan Wika juga kontraktor membuat parit di badan jalan yang saat ini sudah selesai, namun keadaan jalan belum dikembalikan seperti sebelumnya.

Kemudian ada juga kerugian yang diderita para pelaku usaha, terutama yang usahanya berlokasi di sekitar Global Sport dan Simpang Jalan Beler di Jalan MT Harjono jumlah yang terdampak setidaknya ada 35 usaha.

“Dari perhitungan kami juga, jumlah kerugian warga dan usaha paling sedikit Rp5 miliar,” ungkap Ardiansyah.

PBH Peradi bersama warga masih terus menghitung jumlah warga terdampak langsung dan kerugian yang terjadi tersebut, karena itu, kata Ardiasnyah, bisa saja jumlah warga dan usaha terdampak itu akan bertambah.

PBH Peradi bersama warga tengah menyiapkan gugatan class action kepada para pihak, terutama PT Fahreza Duta Perkasa sebagai kontraktor pelaksana pekerjaan penanganan banjir di Kota Balikpapan, dalam hal ini terutama pekerjaan pembuatan parit-parit dan saluran air di sejumlah titik di sepanjang Jalan MT Harjono dan sekitarnya.

“Begitu persyaratannya cukup, kami segera daftarkan gugatan ini ke PN Balikpapan,” kata Ardiansyah lagi.

PT Fahreza mulai menutup jalan pada 26 Januari 2023, penutupan dilakukan untuk pekerjaan mengurug dan meninggikan badan jalan hingga 2,8 meter dari sebelumnya, pekerjaan ini ditargetkan selesai pada 11 Februari 2023.

Namun demikian, hingga awal April ini pekerjaan tersebut belum selesai dan jalan belum dibuka kembali untuk lalu lintas.

Sebelumnya kontraktor berjanji untuk membuka sebagian ruas tersebut sehingga bisa digunakan lalu lintas, setidaknya untuk satu arah pada 22 Maret 2023 namun janji itu gagal terealisasi.

“Dasar kami menghitung kerugian adalah masalah yang dialami warga karena penutupan jalan tersebut masih berlangsung mulai 12 Februari hingga saat ini,” lanjut Ardiansyah.

Bagi warga, kerugian yang terjadi antara 26 Januari-12 Februari sendiri tidak dihitung dan dianggap sebagai pengorbanan dan sumbangsih untuk pembangunan Balikpapan.

Adapun masalah yang timbul sebab penutupan ruas jalan itu adalah kemacetan sejak simpang Jalan MT Harjono-Jalan Sjarifuddin Joes, kemudian di Jalan Sjarifuddin Joes ruas dari depan Markas Polda Kaltim hingga Balikpapan Regency.

Kemudian jarak tempuh yang bertambah jauh, bertambah lama, dan bersama dengan kemacetan menambah pengeluaran warga atas bahan bakar minyak.

Ada pun kerugian yang diderita pelaku usaha terutama karena akses jalan menuju tempat usaha mereka ditutup sama sekali oleh pekerjaan proyek ini, kontraktor tidak membuatkan akses sementara agar sedemikian rupa usaha masih bisa berjalan.

Di sekitar Global Sport antara lain ada gudang-gudang bahan bangunan, juga gudang bahan makanan, begitu penutupan jalan dilakukan dan tidak dibuatkan jalan akses, maka seluruh kegiatan usaha pun terhenti.

Menurut Ardiansyah, bahkan terdapat sejumlah kendaraan niaga milik para pengusaha yang tidak bisa ke luar karena ketiadaan akses tersebut.

Global Sport sendiri, yang adalah pusat jasa olahraga yang menyediakan sejumlah lapangan untuk bermain futsal, bulutangkis, basket, gym, hingga ring untuk olahraga beladiri, pun tak diberi akses sama sekali.

Ketua PBH Peradi Balikpapan Ardiansyah (ANTARA/novi abdi)

Di Simpang Jalan Beller, keadaannya lebih kurang sama,  PT Fahreza membongkar jembatan-jembatan yang menjadi akses dari Jalan MT Harjono ke tempat usaha masyarakat dan tidak membuatkan jalan akses alternatif.  

“Bagaimana pelanggan kami bisa datang kalau begini caranya,” keluh pemilik usaha layanan kecantikan MS Glow Nanda Adi Surya.

Walaupun kemudian akses ke ruko tempat MS Glow berada dibuatkan dengan menumpang jembatan tetangganya, setelah terlebih dahulu sebagian tembok tinggi yang membatasi lahan diantaranya dibongkar.

Yang tambah bikin kesal warga, kata Ardiansyah, setelah membongkar jembatan akses warga, kemudian tidak segera ada pekerjaan lanjutan, kegiatan pekerjaan proyek seolah terhenti tanpa ada penjelasan kepada para pelaku usaha yang terdampak.

Menurut Alfian, pengusaha lainnya di Simpang Beller, apa yang dilakukan kontraktor tidak sesuai dengan apa yang disampaikan pihak kontraktor saat bertemu pemilik usaha di kantor Kelurahan Damai.

Dalam kesempatan itu disampaikan PT Fahreza Duta Perkasa akan melakukan kegiatan secepatnya, dan akan menanggung kerugian apabila pekerjaan berlarut-larut.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023