Pos Pantau TNI Angkatan Laut (AL) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, terus memberikan rasa aman bagi kapal pengangkut material untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang saat ini makin padat.
"Aktivitas pengangkut material dan logistik ke IKN tahun ini lebih sering ketimbang tahun lalu. Kalau tahun lalu sehari paling cuma satu kapal, tapi sekarang ada tiga kapal rata-rata dalam sehari," ujar Komandan Pos Pantau TNI AL Kabupaten PPU Peltu Mes Suharsono di Penajam, Rabu.
Sejumlah material yang kerap diangkut antara lain batu koral, tiang pancang, pipa besi maupun non-besi, logistik, dan sejumlah material lain, namun yang paling sering adalah batu koral dari Palu.
Aktivitas kapal pengangkut material lebih sering saat ini karena padatnya aktivitas pembangunan di kawasan IKN seperti istana negara, hunian pekerja, jalan logistik, jalan tol, embung, drainase, intake air baku, kantor kementerian koordinator, kompleks perkantoran, dan lainnya.
Sampai hari ini, lanjut Harsono, Pos TNI AL PPU sepenuhnya terus memberikan pengamanan demi kelancaran aktivitas kapal yang ke luar maupun masuk mengangkut material pembangunan di IKN dan sekitar IKN seperti Bendungan Sepaku Semoi dan lainnya.
Dalam hal ini, pihaknya selalu melakukan patroli di perairan antara Kota Balikpapan dan Kabupaten PPU, terutama untuk menjaga dan mengantisipasi terhadap kemungkinan gangguan yang bisa saja menghambat perjalanan kapal.
Ia mengatakan, saat ini jumlah personil di Pos TNI AL Penajam masih tiga orang, namun ia mendapat informasi akan ada penambahan personil untuk memperkuat pengamanan, karena selain mulai padatnya aktivitas kapal juga karena di kawasan tersebut telah ditetapkan menjadi IKN.
Ia juga mengimbau kepada pengelola atau pengemudi kapal klotok, untuk menghentikan mengangkut penumpang di luar jam yang sudah ditentukan pemerintah, karena hal ini bisa mempengaruhi jarak pandang sehingga bisa mengakibatkan kecelakaan dan merugikan penumpang.
"Jam operasional klotok adalah jam 6 pagi sampai 6 sore. Di luar jam itu baik senja, malam maupun subuh, tentu sangat berpengaruh pada jarak pandang yang tidak optimal, sehingga hal ini bisa berakibat pada hal lain yang tidak diinginkan," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat baik nelayan, pengemudi kapal, speed boat, klotok, dan pihak yang melakukan aktivitas di Teluk Balikpapan maupun perairan di sekitar PPU, selalu waspada terhadap cuaca ekstrem, karena akhir-akhir ini kerap terjadi gelombang tinggi dan angin kencang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Aktivitas pengangkut material dan logistik ke IKN tahun ini lebih sering ketimbang tahun lalu. Kalau tahun lalu sehari paling cuma satu kapal, tapi sekarang ada tiga kapal rata-rata dalam sehari," ujar Komandan Pos Pantau TNI AL Kabupaten PPU Peltu Mes Suharsono di Penajam, Rabu.
Sejumlah material yang kerap diangkut antara lain batu koral, tiang pancang, pipa besi maupun non-besi, logistik, dan sejumlah material lain, namun yang paling sering adalah batu koral dari Palu.
Aktivitas kapal pengangkut material lebih sering saat ini karena padatnya aktivitas pembangunan di kawasan IKN seperti istana negara, hunian pekerja, jalan logistik, jalan tol, embung, drainase, intake air baku, kantor kementerian koordinator, kompleks perkantoran, dan lainnya.
Sampai hari ini, lanjut Harsono, Pos TNI AL PPU sepenuhnya terus memberikan pengamanan demi kelancaran aktivitas kapal yang ke luar maupun masuk mengangkut material pembangunan di IKN dan sekitar IKN seperti Bendungan Sepaku Semoi dan lainnya.
Dalam hal ini, pihaknya selalu melakukan patroli di perairan antara Kota Balikpapan dan Kabupaten PPU, terutama untuk menjaga dan mengantisipasi terhadap kemungkinan gangguan yang bisa saja menghambat perjalanan kapal.
Ia mengatakan, saat ini jumlah personil di Pos TNI AL Penajam masih tiga orang, namun ia mendapat informasi akan ada penambahan personil untuk memperkuat pengamanan, karena selain mulai padatnya aktivitas kapal juga karena di kawasan tersebut telah ditetapkan menjadi IKN.
Ia juga mengimbau kepada pengelola atau pengemudi kapal klotok, untuk menghentikan mengangkut penumpang di luar jam yang sudah ditentukan pemerintah, karena hal ini bisa mempengaruhi jarak pandang sehingga bisa mengakibatkan kecelakaan dan merugikan penumpang.
"Jam operasional klotok adalah jam 6 pagi sampai 6 sore. Di luar jam itu baik senja, malam maupun subuh, tentu sangat berpengaruh pada jarak pandang yang tidak optimal, sehingga hal ini bisa berakibat pada hal lain yang tidak diinginkan," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat baik nelayan, pengemudi kapal, speed boat, klotok, dan pihak yang melakukan aktivitas di Teluk Balikpapan maupun perairan di sekitar PPU, selalu waspada terhadap cuaca ekstrem, karena akhir-akhir ini kerap terjadi gelombang tinggi dan angin kencang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023