Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, melakukan revitalisasi peternakan melalui integrasi usaha mulai hulu hingga hilir, untuk mempercepat distribusi ke masyarakat sekaligus menekan harga karena tidak melibatkan tengkulak.
"Melalui revitalisasi ini, maka pelaku pertanian, khususnya dari subsektor peternakan lebih bersemangat karena mereka saling terhubung antara usaha hulu hingga hilir," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Rabu.
Dalam rangka menggairahkan petani tersebut telah ada beberapa kelompok yang telah bergabung dan terintegrasi, antara lain Kelompok Tani (Poktan) Beringin Setia di Desa Babulu Darat, Poktan Bina Mandiri di Kelurahan Petung dengan jenis usaha yang dipadukan adalah penetasan ayam buras, bakalan sapi, rumah pemotongan umum, pakan ternak, dan pemasaran.
Kemudian Poktan Jeruk di Desa Sukaraja dan Poktan Sri Rezeki di Desa Argomulyo, Kecamatan Sepaku, yakni usaha sapi potong yang meliputi pembibitan, penggemukan, perdagangan, dan pengolahan kotoran hewan.
Kemudian Poktan Bina Karya di Kelurahan Gunung Steleng, Kecamatan Penajam, bahkan ada usaha yang melibatkan kelompok wanita tani (KWT) di sejumlah desa/kelurahan yang memproduksi beberapa olahan, seperti olahan dari tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, dan lainnya.
Revitalisasi ini juga dilakukan untuk mendukung reformasi birokrasi oleh pemerintah pusat, terutama terkait inovasi pelayanan publik, baik pelayanan pengembangan ternak, kesehatan ternak, dan sejumlah inovasi lainnya
"Inovasinya antara lain melakukan integrasi sejumlah unit usaha dalam kelompok yang saling bekerja sama, membentuk integrasi dan jaringan dalam usaha mulai dari lokasi peternakan hingga industri hilir, sehingga dapat menurunkan biaya produksi sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi peternak," katanya.
Berdasarkan penuturan dari Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kemenpan RB, lanjutnya, tahun 2023 terdapat perubahan evaluasi reformasi birokrasi, yakni dengan penyampaian informasi praktik reformasi birokrasi.
"Tidak terkecuali bagi Pemkab PPU, diharapkan melaporkan informasi praktik reformasi birokrasi, untuk mendapatkan gambaran perkembangan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan instansi pemerintah berupa inovasi yang berdampak positif pada masyarakat luas," katanya.
Saat ini, setidaknya ada 10 inovasi yang dibuat, antara lain Sectio Caesaria Sapi, Sapi Brahman dan Kebun Sawit, Biogas Kotoran Sapi, penguatan data melalui iSikhnas, peningkatan populasi sapi melalui Program SIWAB, Investasi Swasta Peternakan, termasuk integrasi usaha hulu hilir. (Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Melalui revitalisasi ini, maka pelaku pertanian, khususnya dari subsektor peternakan lebih bersemangat karena mereka saling terhubung antara usaha hulu hingga hilir," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Rabu.
Dalam rangka menggairahkan petani tersebut telah ada beberapa kelompok yang telah bergabung dan terintegrasi, antara lain Kelompok Tani (Poktan) Beringin Setia di Desa Babulu Darat, Poktan Bina Mandiri di Kelurahan Petung dengan jenis usaha yang dipadukan adalah penetasan ayam buras, bakalan sapi, rumah pemotongan umum, pakan ternak, dan pemasaran.
Kemudian Poktan Jeruk di Desa Sukaraja dan Poktan Sri Rezeki di Desa Argomulyo, Kecamatan Sepaku, yakni usaha sapi potong yang meliputi pembibitan, penggemukan, perdagangan, dan pengolahan kotoran hewan.
Kemudian Poktan Bina Karya di Kelurahan Gunung Steleng, Kecamatan Penajam, bahkan ada usaha yang melibatkan kelompok wanita tani (KWT) di sejumlah desa/kelurahan yang memproduksi beberapa olahan, seperti olahan dari tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, dan lainnya.
Revitalisasi ini juga dilakukan untuk mendukung reformasi birokrasi oleh pemerintah pusat, terutama terkait inovasi pelayanan publik, baik pelayanan pengembangan ternak, kesehatan ternak, dan sejumlah inovasi lainnya
"Inovasinya antara lain melakukan integrasi sejumlah unit usaha dalam kelompok yang saling bekerja sama, membentuk integrasi dan jaringan dalam usaha mulai dari lokasi peternakan hingga industri hilir, sehingga dapat menurunkan biaya produksi sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi peternak," katanya.
Berdasarkan penuturan dari Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kemenpan RB, lanjutnya, tahun 2023 terdapat perubahan evaluasi reformasi birokrasi, yakni dengan penyampaian informasi praktik reformasi birokrasi.
"Tidak terkecuali bagi Pemkab PPU, diharapkan melaporkan informasi praktik reformasi birokrasi, untuk mendapatkan gambaran perkembangan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan instansi pemerintah berupa inovasi yang berdampak positif pada masyarakat luas," katanya.
Saat ini, setidaknya ada 10 inovasi yang dibuat, antara lain Sectio Caesaria Sapi, Sapi Brahman dan Kebun Sawit, Biogas Kotoran Sapi, penguatan data melalui iSikhnas, peningkatan populasi sapi melalui Program SIWAB, Investasi Swasta Peternakan, termasuk integrasi usaha hulu hilir. (Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023