Samarinda(ANTARA Kaltim)-Tindak asusila di kalangan pelajar kian memprihatinkan. Pergaulan bebas hingga mengobral adegan mesum ke situs atau jejaring sosial, sudah bukan hal baru. Kurangnya pemahaman atau ajaran langsung terkait bahayanya seks bebas dan pornograpi diklaim menjadi penyebab.

Menyikapi hal tersebut Anggota DPRD Kaltim Maria Margaretha Rini Puspita menilai perlu pengawasan ekstra dalam mengatasi permasalahan ini. Seluruh komponen yang terkait harus ikut bertanggung jawab. Dinas pendidikan menurutnya harus cepat mengambil langkah-langkah pencegahan agar kejadian tersebut dapat dihindarkan.

Memang, lanjutnya, kebanyakan remaja selalu memiliki sifat dan kemauan, serta rasa penasaran yang tinggi. Larangan dan pengucilan serta ketidakterbukaan soal seks justru semakin memperbesar rasa penasaran mereka. Akibat larangan dan penabuan soal seks, para remaja mengejar informasi dengan sesama remaja sepermainan.

Banyak faktor, kata Rini yang membuat kasus-kasus tersebut bisa terjadi, salah satu adalah kurangnya pengawasan, dan minimnya informasi pendidikan seks di sekolah maupun di rumah.
Karena itu ia mengusulkan, agar pelajar tak salah menerima informasi soal seks, dinas pendidikan harus memperketat pengawasan pengunaan handphone dan internet di lingkungan sekolah, melalui imbauan kepada tiap-tiap sekolah agar lebih selektif lagi dalam memperbolehkan siswanya menggunakan perangkat canggih ini.

“Pelajar mengunakan handphone atau internet wajar saja. Karena selain memang merupakan suatu kebutuhan, tetapi harus disampaikan fungsi yang sebenarnya bukan untuk disalahgunakan, “ ucapnya. Bila diperlukan, katanya, lakukan razia berkala terhadap handphone siswa, terutama terhadap isi memory card.

Menurut Anggota Komisi IV DPRD Kaltim ini,  sekolah jangan pernah lelah memberikan sosialisasi tentang sebab dan akibat terkait moral pelajar, apalagi yang berhubungan dengan tindakan asusila.
“Kalau perlu masukan pelajaran hukum dasar di dalam kurikulum, agar nantinya pelajar paham dengan akibat jika pelajar melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan etika pendidikan,“ terangnya.

Ia menambahkan satu hal paling penting lainnya untuk menghindari kondisi di atas adalah pengawasan dari orang tua.  

“Benar sekali, orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab besar. Melalui orang tualah pelajar mendapatkan pendidikan yang tidak di dapat di sekolah, yaitu pendidikan moral. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting sekali untuk menciptakan pelajar yang berkualitas, tidak hanya keilmuan tetapi juga moral dan etika yang baik,“ tegasnya. (Humas DPRD kaltim/adv/yud/dhi/met)







Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013