Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser mengusulkan pembangunan empat jembatan di daerah rawan bencana ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.
"Pembangunan jembatan tersebut sudah berdasarkan hasil kajian risiko kebencanaan yang dilakukan BPBD," kata Kepala Pelaksana Kabupaten BPBD Paser, Ruslan di Tanah Grogot, Selasa.
Ia mengatakan, empat jembatan tersebut yakni satu jembatan dibangun di Sungai Sangar, Muara Lambakan, Kecamatan Long Kali dan tiga jembatan lagi di Muara Adang II. Jembatan tersebut sangat dibutuhkan untuk mobilisasi masyarakat.
Menurut dia, pada saat terjadi banjir, mobilisasi masyarakat setempat terputus akibat meluapnya air sungai yang menutup akses jembatan. Tidak adanya infrastruktur jembatan juga berdampak pada ekonomi dan kondisi sosial masyarakat setempat.
"Sulitnya akses menuju ke sana, menjadi kendala BPBD Paser saat melakukan penanganan korban bencana. Akibatnya, pemerintah daerah harus melakukan penanganan melalui transportasi udara," katanya.
Ia berharap keberadaan jembatan tersebut akan memudahkan penanganan bencana, baik pencegahan, saat terjadi bencana dan pasca bencana serta mengurangi tingginya biaya penanganan.
Ruslan menjelaskan, berdasarkan hasil perhitungan teknis oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), pembangunan empat jembatan itu menelan anggaran sebesar Rp70 miliar.
“Rencana pembangunan empat jembatan itu masih tahap usulan. Prosesnya cukup panjang karena kita menggunakan aplikasi konsultasi dan proposal secara elektronik ke BNPB,” katanya.
Ia berharap BNPB dapat mengakomodir usulan tersebut, sehingga pembangunan jembatan segera terealisasi dan pada saat nanti terjadi bencana serupa, pemerintah daerah dapat dengan mudah melakukan penanganan korban bencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Pembangunan jembatan tersebut sudah berdasarkan hasil kajian risiko kebencanaan yang dilakukan BPBD," kata Kepala Pelaksana Kabupaten BPBD Paser, Ruslan di Tanah Grogot, Selasa.
Ia mengatakan, empat jembatan tersebut yakni satu jembatan dibangun di Sungai Sangar, Muara Lambakan, Kecamatan Long Kali dan tiga jembatan lagi di Muara Adang II. Jembatan tersebut sangat dibutuhkan untuk mobilisasi masyarakat.
Menurut dia, pada saat terjadi banjir, mobilisasi masyarakat setempat terputus akibat meluapnya air sungai yang menutup akses jembatan. Tidak adanya infrastruktur jembatan juga berdampak pada ekonomi dan kondisi sosial masyarakat setempat.
"Sulitnya akses menuju ke sana, menjadi kendala BPBD Paser saat melakukan penanganan korban bencana. Akibatnya, pemerintah daerah harus melakukan penanganan melalui transportasi udara," katanya.
Ia berharap keberadaan jembatan tersebut akan memudahkan penanganan bencana, baik pencegahan, saat terjadi bencana dan pasca bencana serta mengurangi tingginya biaya penanganan.
Ruslan menjelaskan, berdasarkan hasil perhitungan teknis oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), pembangunan empat jembatan itu menelan anggaran sebesar Rp70 miliar.
“Rencana pembangunan empat jembatan itu masih tahap usulan. Prosesnya cukup panjang karena kita menggunakan aplikasi konsultasi dan proposal secara elektronik ke BNPB,” katanya.
Ia berharap BNPB dapat mengakomodir usulan tersebut, sehingga pembangunan jembatan segera terealisasi dan pada saat nanti terjadi bencana serupa, pemerintah daerah dapat dengan mudah melakukan penanganan korban bencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023