Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Tim Ekspedisi Indonesia 4X4 ke Perbatasan (Indonesia 4X4 Expedition to Border) menggelar bakti sosial pengobatan di Semamu, sekitar 120 km ke arah barat Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Selasa.

"Di sini ada 18 kepala keluarga, atau sekitar 100 jiwa yang jarang tersentuh pelayanan medis," kata dr Silverius Purba, dokter Tim Ekspedisi yang memimpin layanan pengobatan itu.

Meski begitu, menurut dokter Silver, di kampung ini sudah ada Puskesmas Pembantu Semamu. Obat-obatan juga tersedia cukup. Hanya saja belum ada tenaga kesehatan yang memberikan layanan untuk memanfaatkan semua fasilitas tersebut.

Layanan kesehatan oleh Tim Ekspedisi ini berlaku hingga pukul 12.00 Wita. Selain dari ke-18 keluarga, tak ada lagi yang memanfaatkan layanan ini.

"Kami sudah sampaikan juga tentang kedatangan Tim dan layanan kesehatan ini ke beberapa pemukiman lain di sekitar Semamu, tapi mungkin karena jauh tak bisa maksimal kita manfaatkan kesempatan ini," tutur Willy Charles, Kepala Bagian Perencanaan Kecamatan Mentarang Hulu yang mendampingi Tim Ekspedisi di Semamu.

Di sisi lain, menurut dr Silver, kondisi warga Semamu cukup sehat. Yang ditemukan oleh dia dan tim kesehatan hanyalah keluhan kesehatan ringan seperti sakit kepala atau badan sakit dan ngilu.

"Cukup minum air putih yang banyak dan cukup istirahat sebenarnya. Tapi saya kasih juga vitamin dan beberapa obat lain yang sesuai," kata dr Silver.


Jalan Terjal

Sehari sebebelumnya, tim mencapai Camp Jempulon, lebih kurang 90 km ke arah barat Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (3/11).

Tim bermalam di bekas bengkel proyek pembangunan dan peningkatan kualitas jalan Malinau-Long Bawan.

"Kemarin kami bisa maju sampai sejauh ini setelah berkendara lebih kurang 7 jam," kata Alex MH dari tim Aceh.

Alex menggunakan kendaraan berkode EB 15, yaitu Daihatsu Taft yang sudah dimodifikasi untuk keperluan turing jarak jauh seperti Ekspedisi ini.

Sampai sebelum menyeberang anak Sungai Malinau, kondisi jalan adalah jalan gravel, jalan kerikil yang dipadatkan. Kondisi ini sudah cukup nyaman bagi kendaraan bermotor.

Namun demikian, jalan dibuat di lereng-lereng bukit dan mengikuti naik turun medan. Setelah keluar dari kampung di dekat RSUD Malinau, kondisi jalan menanjak curam dan turunan terjal serta penuh tikungan-tikungan tajam.

Kondisi jalan ekstrem ini makan korban. As kopel Range Rover yang dikemudikan Krishna Anggakusumah dari Tim Kalimantan Selatan patah di bagian ujung yang memutar gardan belakang.

"Bisa kita las, tapi untuk sementara mobil ditinggal dulu 20 km dari Camp Jempulon ini," kata Greeffion Kamil, pemimpin Ekspedisi. Mobil ditinggal sebelum menyeberangi Sungai Jempulon.

Fionk, panggilan akrab Greeffion Kamil, baru akan kembali mengantar as kopel yang sudah dilas dinihari baru kemudian Tim Kalsel melanjutkan perjalanan dan bergabung kembali dengan rombongan besar.

Sisi lain jalan dengan kontur ekstrem ini adalah pemandangan indah yang disuguhkan sepanjang perjalanan. Panorama Sungai Malinau dengan airnya yang cokelat dipadu dengan barisan hijau gradasi dari pucuk-pucuk kanopi pepohonan memanjakan mata para peserta.

"Ini memang perjalanan bulan madu yang tak ada duanya," kata Ika Kartika, satu-satunya peserta perempuan. Secara bergantian Ika mengemudikan Jeep Cherokee bernomor EB 09 dengan suaminya Adi Santoso untuk tim DKI Jakarta. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013