Jakarta(ANTARA Kaltim)-Wakil Ketua DPRD Kaltim H Hadi Mulyadi, memberi motivasi ketika didaulat menjadi pembicara  pada Silaturrahim Bulanan Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Timur (KPMKT) di Jakarta, Minggu (3/11) lalu. Sering memberikan arahan serupa, membuat apa yang disampaikan oleh politikus PKS ini begitu renyah ditanggapi oleh seluruh pelajar dan mahasiswa asal Kaltim yang hadir saat itu.
 
“Saya delapan tahun kuliah baru lulus, karena tiga kali mengajukan judul skripsi ditolak oleh dosen pembimbing. Saya bahkan sempat menikah dulu, baru menyelesaikan kuliah. Tapi Alhamdulillah berkat ikhtiar yang maksimal dan sabar, akhirnya saya tidak jadi DO,” kenangnya saat membuka arahan.

Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah Kalimantan ini menuturkan, dirinya mengambil jurusan matematika di Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Meskipun sejak sekolah dasar dirinya sudah mencintai matematika, namun untuk lulus S1 ternyata tak mudah. Apalagi dosen-dosennya waktu itu banyak lulusan ITB, sehingga standar yang digunakan pun mengacu pada perguruan tinggi ternama di Kota Bandung tersebut.

Namun yang membuatnya bersyukur, meskipun kuliahnya sempat tertatih, dirinya sudah dipercaya menjadi asisten dosen, mengajar di sejumlah fakultas lain di Unhas dan sejumlah perguruan tinggi swasta lain di Makassar.

“Jadi pada dasarnya saya ini berlatar belakang guru dan dosen, karena saya mengajar mulai TK Alquran, SD, SMP, SMA hingga program S1 dan S2. Selain mata pelajaran dan mata kuliah matematika  serta kalkulus, di Fisipol Unmul Samarinda, saya diminta mengajar mata kuliah tehnik pidato. Dewasa ini berbicara di depan umum dan menulis, merupakan keterampilan yang sangat penting,” kata politikus kelahiran  Samarinda, 9 Mei 1968 yang dikenal  merakyat dan aktif mengisi berbagai majelis dakwah ini.

Hadi Mulyadi menegaskan, sebagai generasi penerus dan calon pemimpin di masa depan, mahasiswa harus mempunyai visi. Melalui visi itu, ada tujuan yang ingin diraih. Dia memberikan ilustrasi, ada seorang mahasiswa mendatangi sekelompok tukang. Mahasiswa itu mengajukan pertanyaan, sedang mengerjakan apa Anda? Tukang pertama menjawab, seperti yang anda lihat, tukang kedua mengatakan bahwa dia sedang mencari sesuap nasi, tukang ketiga berkata dia sedang membangun pondasi, tukang keempat menyatakan dia tengah membangun kampus dan tukang kelima menjawab bahwa dia sedang membangun peradaban manusia.

Jawaban tukang keempat dan kelima menunjukkan yang bersangkutan mempunyai visi. Masing-masing sudah mempunyai gambaran proses yang tengah berlangsung akan berujung ke mana.

“Begitupula mahasiswa, harus sudah bisa memetakan potensi yang dimilikinya. Masing-masing lahir dengan potensi yang tinggal dipupuk dan senantiasa diberi ruang agar terus berkembang dan memberi manfaat bagi bagi diri sendiri maupun orang lain. Umur mahasiswa yang rata-rata 17 – 25 tahun adalah usia yang sangat penting dalam menentukan masa depan, sehingga pada usia dewasa sempurna 25 – 40 tahun, sukses bisa diraih,” beber Hadi.

Hadi Mulyadi juga mengingatkan agar para mahasiswa belajar mensyukuri apa yang sudah ada pada diri, meskipun kadangkala hal itu bertentangan dengan pilihan dan keinginan awal. Selain itu, juga jangan  pernah berhenti belajar, karena di dalam belajar ada keberkahan.

Silaturrahim Bulanan yang mengambil tema ‘Sinergitas Mahasiswa & Pemerintah Dalam Membangun Kaltim’  tersebut berlangsung di Asrama Mahasiswa Kaltim di Jl Kebon Manggis I No 10 RT 01 RW 02 Matraman,  Jakarta Timur. Hadir Ketua KPMKT Cabang Jakarta, Sunardin, mahasiswa senior Kaltim yang tengah  studi S2, Azwar Aswin dan sekitar 100 mahasiswa Kaltim di Jakarta.

Dalam sesi diskusi, sejumlah mahasiswa Kaltim di Jakarta seperti Sanggam Indra Permana Sianipar (Bontang), M Puji Indra (Kutim), Arwin (Kutim), Rusdianto (PPU) dan Ahmad Fauzan (Balikpapan), banyak menyoroti eksploitasi sumber daya alam yang berdampak buruk kepada masyarakat, seperti tambang batu bara yang menimbulkan hujan debu, merusak jalan umum  dan menyusutkan lahan pertanian. Juga soal Kaltim yang masih krisis listrik dan air bersih, seperti di PPU.

“Kaltim sudah mempunyai Perda penyelenggaraan jalan khusus tambang batu bara dan angkutan kelapa sawit, tinggal pengawasannya saja. Soal listrik, pemerintah provinsi konsen mengatasinya melalui PT PLN. Sedangkan air bersih juga ditangani melalui bantuan keuangan ke kabupaten/kota,” kata Hadi Mulyadi. (Humas DPRD Kaltim/adv/bar/dhi/met)









Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013