Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI pada tahun anggaran 2013 memberikan bantuan untuk pembangunan Bandar Udara (Bandara) Juwata Tarakan, di Provinsi Kalimantan Utara, senilai Rp124,9 miliar.

"Dana sebesar itu antara lain digunakan untuk pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan prasarana bandara, termasuk untuk prasarana keamanan penerbangan," ujar Hetifah Sjaifudian, anggota DPR RI Komisi V bidang infrastruktur dan perhubungan di Samarinda, Senin.

Hetifah yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ini merinci, untuk pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan prasarana Bandara Juwata, dana yang dialokasikan Kemenhub senilai Rp77,3 miliar.

Kemudian untuk pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan prasarana keamanan penerbangan dialokasikan Rp12,9 miliar, selanjutnya untuk pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan prasarana navigasi penerbangan diberikan dana sebesar Rp5,8 miliar.

Ada pula anggaran yang digunakan untuk dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya, yakni melalui program dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara dengan alokasi sebesar Rp29 miliar.

Menurut Hetifah, dukungan terhadap pengembangan Bandara Juwata dilakukan karena Tarakan merupakan kota yang menjadi pintu gerbang untuk masuk ke Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), apalagi Tarakan juga termasuk kota yang dekat dengan kawasan perbatasan untuk menghubungkan dengan Malaysia bagian timur.

Bandara Juwata Tarakan dilakukan pembangunan apron dengan konstruksi sarang laba-laba, terminal penumpang dilengkapi dengan empat unit garbarata dan pembangunan landasan pacu baru (paralel runway).

Saat ini Bandara Juwata di Tarakan telah dapat didarati pesawat Boeing 737-900ER dan Airbus 320. Ini berarti penumpang yang ingin ke atau pergi dari Tarakan semakin lebih banyak.

Pada umumnya, penumpang yang turun di Tarakan belum tentu tujuan utamanya adalah kota itu, tetapi banyak juga yang melanjutkan perjalanan menggunakan speed boat ke kabupaten terdekatnya, seperti ke Bulungan, Malinau, Nunukan, maupun ke Tana Tidung.

Mereka harus masuk melalui Tarakan karena jika dari Samarinda atau Balikpapan melalui jalur darat, maka akan membutuhkan waktu hingga berhari-hari, sehingga jarak tempuhnya akan lebih efektif menggunakan jalur udara yang disambung dengan jalur air mulai laut hingga masuk sungai. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013