Indeks pembangunan manusia Provinsi Kalimantan Timur pada 2022 mencapai 77,44 atau naik 0,56 poin dibandingkan dengan indeks tahun 2021 yang tercatat 76,88.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur Yusniar Juliana di Kota Samarinda, Jumat, mengatakan bahwa peningkatan terjadi pada semua komponen penyusun indeks pembangunan manusia atau IPM.
"Baik komponen kualitas kesehatan, pendidikan, maupun pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan," katanya.
Menurut dia, peningkatan terjadi pada komponen kesehatan dimensi umur panjang dan hidup sehat. Data BPS menunjukkan bayi yang lahir tahun 2022 di Kalimantan Timur memiliki harapan dapat hidup hingga usia 71,85 tahun atau 0,01 tahun lebih lama dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.
Indikator komponen pendidikan dimensi pengetahuan juga meningkat, terlihat dari harapan lama sekolah penduduk umur tujuh tahun yang meningkat 0,03 tahun dari tahun sebelumnya menjadi 13,84 tahun.
Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas pada 2022 meningkat 0,08 tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 9,92 tahun.
Peningkatan juga terjadi pada komponen pengeluaran riil dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan.
Rata-rata pengeluaran riil per kapita di Kalimantan Timur pada 2022 tercatat Rp12,64 juta, meningkat Rp525 ribu atau 4,33 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Yusniar menjelaskan, pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk guna meningkatkan kemampuan dan memanfaatkan kemampuan untuk bekerja, menikmati kehidupan, serta aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti kebudayaan, sosial, dan politik.
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur capaian upaya peningkatan kualitas hidup manusia dari aspek pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.
"IPM sebagai suatu indikator capaian pembangunan manusia, maka terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan IPM, yakni kecepatan dan status pencapaian," kata Yusniar.
Ia mengemukakan bahwa IPM Provinsi Kalimantan Timur cenderung meningkat sejak tahun 2010 dan IPM Provinsi Kalimantan Timur sudah tergolong tinggi. IPM Kalimantan Timur yang pada 2010 baru 71,31 telah meningkat menjadi 77,44 pada 2022.
"Selama periode tersebut, IPM Kaltim rata-rata tumbuh sebesar 0,69 persen per tahun," kata Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur Yusniar Juliana di Kota Samarinda, Jumat, mengatakan bahwa peningkatan terjadi pada semua komponen penyusun indeks pembangunan manusia atau IPM.
"Baik komponen kualitas kesehatan, pendidikan, maupun pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan," katanya.
Menurut dia, peningkatan terjadi pada komponen kesehatan dimensi umur panjang dan hidup sehat. Data BPS menunjukkan bayi yang lahir tahun 2022 di Kalimantan Timur memiliki harapan dapat hidup hingga usia 71,85 tahun atau 0,01 tahun lebih lama dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.
Indikator komponen pendidikan dimensi pengetahuan juga meningkat, terlihat dari harapan lama sekolah penduduk umur tujuh tahun yang meningkat 0,03 tahun dari tahun sebelumnya menjadi 13,84 tahun.
Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas pada 2022 meningkat 0,08 tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 9,92 tahun.
Peningkatan juga terjadi pada komponen pengeluaran riil dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan.
Rata-rata pengeluaran riil per kapita di Kalimantan Timur pada 2022 tercatat Rp12,64 juta, meningkat Rp525 ribu atau 4,33 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Yusniar menjelaskan, pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk guna meningkatkan kemampuan dan memanfaatkan kemampuan untuk bekerja, menikmati kehidupan, serta aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti kebudayaan, sosial, dan politik.
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur capaian upaya peningkatan kualitas hidup manusia dari aspek pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.
"IPM sebagai suatu indikator capaian pembangunan manusia, maka terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan IPM, yakni kecepatan dan status pencapaian," kata Yusniar.
Ia mengemukakan bahwa IPM Provinsi Kalimantan Timur cenderung meningkat sejak tahun 2010 dan IPM Provinsi Kalimantan Timur sudah tergolong tinggi. IPM Kalimantan Timur yang pada 2010 baru 71,31 telah meningkat menjadi 77,44 pada 2022.
"Selama periode tersebut, IPM Kaltim rata-rata tumbuh sebesar 0,69 persen per tahun," kata Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022