Samarinda (ANTARA Kaltim)- Bandara Sepinggan yang saat ini mengalami pembenahan fisik mendapat porsi pembahasan penting dalam lawatan kerja Komisi III Ke Kementerian Perhubungan Bidang Bandar Udara, beberapa waktu lalu.

Setelah proses pengembangan rampung Bandara Sepinggan diyakini akan menjadi terminal penumpang terbesar ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai, Bali. Dengan luas terminalnya mencapai 110 ribu meter persegi, Sepinggan dilengkapi fasilitas yang modern, seperti dalam hal baggage handling system yang memakai shorter conveyor dengan barcode raeder dan sistem operasi terminal yang menggunakan airport intergrated master system.

Bandara Sepinggan kini menjadi salah satu bandara tersibuk di Indonesia, karena merupakan pintu gerbang Kalimantan dan Kaltim khususnya . Bandara Sepinggan merupakan pintu masuk utama penyumbang kenaikan kunjungan wisman ke Tanah Air setelah Bandara Husein Sastranegara, Bandung dan Adi Sucipto Jogjakarta. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2012 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia meningkat 5,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu mencapai lebih dari delapan juta orang.

Hanya saja menurut Kasubdit Tatanan Keandarudaraan dan Lingkungan Kementerian Perhubungan, Nafhan Syahroni yang menerima rombongan Komisi III kala itu, ada satu persoalan yang juga harus menjadi pertimbangan penting semua pihak. Baik Angkasa Pura, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi Kaltim. Yakni lahan parkir Bandara Sepinggan yang terbatas. Padahal, area parkir bandara itu juga dioperasikan untuk kendaraan inap.

“Angkasa Pura yang mengembangkan Sepinggan baiknya berkoordinasi lagi dengan pemerintah kota dan provinsi terkait sempitnya lahan parkir tersedia. Lihat saja saya kira dengan area perluasan nanti, tetap saja posisi lahan parkirnya kurang ideal,” ungkap Darlis Pattalongi, Anggota DPRD Kaltim dari Komisi III.

Ia membandingkan dengan Bandara Juanda Surabaya yang lahan parkirnya seluas 28.900 m2 hingga bisa menampung 3.000 kendaraan.
Apalagi dengan jumlah penumpang yang selalu meningkat 13 persen per tahun --2012 terakumulasi trafik penumpang rata-rata 6,6 juta orang, lahan parkir ideal terasa wajib diperhatikan.

“Kita harus berpikir ke depan. Jika kenaikannya sedrastis itu setiap tahun. Bayangkan yang terjadi 10, 15 atau 20 tahun mendatang. Bahkan menurut Angkasa Pura saja, 10 juta penumpang diperkirakan jadi rata-rata penumpang setiap tahun mulai 2019 mendatang,” sebut Darlis.

Sebagai informasi, proyek pengembangan Bandara Internasional Sepinggan terdiri dari tiga paket pekerjaan yang dikerjakan oleh BUMN. Hingga 27 Januari lalu, paket I telah terealisasi 100 persen, paket II mencapai 50,5 persen, serta paket III mencapai 46,9 persen.

Paket I senilai Rp129,6 miliar dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk, mencakup pembangunan terminal kargo, hangar, apron, taxiway, gedung administasi, kantor satker dan gedung airlines, serta shelter alat-alat besar.

Paket II adalah pembangunan gedung terminal penumpang senilai Rp1,12 triliun dikerjakan PT Wijaya Karya Tbk, PT Adhi karya Tbk, dan PT Pembangunan Perumahan Tbk. Sedangkan paket III terdiri dari pembangunan fasilitas dan infrastruktur penunjang yaitu garbarata, apron, flyover, jalan akses dan lansekap senilai Rp252,9 miliar yang dikerjakan PT Jaya Konstrukti Manggala Pratama Tbk, dan PT Istaka Karya.

Menurut Darlis sangat disayangkan jika investasi luar biasa yang dikeluarkan untuk pengembangan Sepinggan justru tidak memberikan layanan optimal pada servis parkirnya.  

“Jalan di depan lokasi bandara itu berstatus jalan provinsi. Jika ada upaya pemindahan atau pergeseran jalan demi memenuhi lahan parkir ideal bandara, anggarannya bisa diperjuangkan melalui APBD provinsi. Saya kira DPRD pasti akan mendukung penuh. Karena memang demi kemaslahatan bersama,” urainya lagi.

Ia berharap baik Angkasa Pura, Pemkot Balikpapan ataupun Pemprov Kaltim bisa jeli melihat keinginan ini. “Bukan permintaan yang mengada-ada. Silakan bandingkan lahan parkir Sepinggan sekarang dengan bandara lainnya yang berstatus internasional, akan jelas perbedaannya. Lihat saja sekarang di Bandara Sepinggan. Bukan di hari libur saja, antrean kendaraan untuk keluar area parkir saja sudah padat,” tambahnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/dhi/met)  
 





Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013