Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji meyakini petani serai di Maluhu, Tenggarong, Kutai Kartanegara, pada 2024 mendatang mampu mandiri karena mulai dari pelatihan budi daya, pemanfaatan mesin, hingga pemasarannya sudah difasilitasi instansi terkait.
"Lahan di Maluhu ini bagus, sehingga cocok untuk pengembangan serai. Targetnya di tahun 2023 ke 2024 para peserta Workshop Teknologi Tepat Guna (TTG) ini sudah bisa mandiri, sudah memiliki usaha dan
pemasaran yang bagus," ujar Seno di Maluhu, Tenggarong, beberapa hari lalu.
Ia ke Tenggarong dalam rangka menghadiri Workshop TTG Budi Daya Serai Terintegrasi yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim.
Pelatihan ini disebut terintegrasi karena materi yang disampaikan tidak hanya mengenai teknik budi daya serai, tapi juga menyasar hingga pengolahan pascapanen, yakni cara pengolahan serai sampai diprediksi menjadi minyak atsiri, kemudian peserta mendapat bantuan peralatan pengolah serai, bahkan calon pembeli minyak atsiri pun dijadikan narasumber, sehingga produk mereka sudah ada yang siap menampung.
Seno Aji juga meminta kepada pihak terkait mulai dari tingkat desa hingga provinsi untuk terus memonitor, sehingga produk dari petani serai dari hasil pelatihan TTG ini memiliki manfaat besar bukan hanya bagi peserta, tapi juga bagi masyarakat luas, seperti manfaat ekonomi maupun manfaat ilmu yang dibagikan ke warga lain.
Workshop TTG Budi Daya Serai Terintegrasi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang digelar selama tujuh hari ini dibuka oleh Ketua Panitia sekaligus Kabid Usaha Ekonomi Masyarakat, Sumbar Daya Alam dan TTG DPMD Provinsi Kaltim, Elvis.
Menurut Elvis, tujuan workshop adalah agar masyarakat mampu meningkatkan daya saing, nilai tambah, menambah produksi, meningkatkan produktivitas, dan untuk mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat.
"Melalui kegiatan ini tentu diharapkan bisa menambah pengetahuan serta keterampilan bagi peserta. Diharapkan pula semuanya peserta dapat terus menggali dan berkreasi dalam memanfaatkan potensi SDA dan SDM di lingkungan masing-masing," ucap Elvis. ( Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Lahan di Maluhu ini bagus, sehingga cocok untuk pengembangan serai. Targetnya di tahun 2023 ke 2024 para peserta Workshop Teknologi Tepat Guna (TTG) ini sudah bisa mandiri, sudah memiliki usaha dan
pemasaran yang bagus," ujar Seno di Maluhu, Tenggarong, beberapa hari lalu.
Ia ke Tenggarong dalam rangka menghadiri Workshop TTG Budi Daya Serai Terintegrasi yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim.
Pelatihan ini disebut terintegrasi karena materi yang disampaikan tidak hanya mengenai teknik budi daya serai, tapi juga menyasar hingga pengolahan pascapanen, yakni cara pengolahan serai sampai diprediksi menjadi minyak atsiri, kemudian peserta mendapat bantuan peralatan pengolah serai, bahkan calon pembeli minyak atsiri pun dijadikan narasumber, sehingga produk mereka sudah ada yang siap menampung.
Seno Aji juga meminta kepada pihak terkait mulai dari tingkat desa hingga provinsi untuk terus memonitor, sehingga produk dari petani serai dari hasil pelatihan TTG ini memiliki manfaat besar bukan hanya bagi peserta, tapi juga bagi masyarakat luas, seperti manfaat ekonomi maupun manfaat ilmu yang dibagikan ke warga lain.
Workshop TTG Budi Daya Serai Terintegrasi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang digelar selama tujuh hari ini dibuka oleh Ketua Panitia sekaligus Kabid Usaha Ekonomi Masyarakat, Sumbar Daya Alam dan TTG DPMD Provinsi Kaltim, Elvis.
Menurut Elvis, tujuan workshop adalah agar masyarakat mampu meningkatkan daya saing, nilai tambah, menambah produksi, meningkatkan produktivitas, dan untuk mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat.
"Melalui kegiatan ini tentu diharapkan bisa menambah pengetahuan serta keterampilan bagi peserta. Diharapkan pula semuanya peserta dapat terus menggali dan berkreasi dalam memanfaatkan potensi SDA dan SDM di lingkungan masing-masing," ucap Elvis. ( Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022