Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Bima Arya Sugiarto berterima kasih Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memahami lontaran wacana pasangan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk bakal capres dan cawapres sebagai proses atau dialektika yang wajar.
"Kami pun di internal KIB dan PAN juga masih berproses dan sangat menghormati bahwa Mas Ganjar saat ini masih kader PDI Perjuangan. Kami sangat menghormati Mas Ganjar, menghormati juga otoritas dari PDIP, menghormati tata tertib dan aturan yang berlaku di PDIP gitu. Kami juga menangkap realitas dari publik bahwa kader PDIP diminati oleh banyak sekali elemen masyarakat, termasuk muncul di internal PAN," kata Bima di Kota Bogor, Senin.
Menurut Bima, selama ini bukan sekali dua kali PAN juga mendukung calon dari partai lain yang artinya ini hal yang biasa mengapa memunculkan Ganjar Pranowo, karena kader PDI perjuangan itu salah satu kader terbaik bangsa.
Begitupun dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kata Bima, realitas menunjukkan bahwa hasil survei saat ini Ganjar Pranowo nomor satu, Ridwan Kamil nomor empat.
Sementara, nomor dua ada Prabowo Subianto dari Gerindra, nomor tiga Anies Baswedan yang sudah dicalonkan oleh NasDem.
"Nah kan Mas Ganjar dan Kang Emil belum. Jadi ini ruang yang masih terbuka saya kira, bagi partai-partai untuk pada ujungnya nanti mendorong memastikan lagi nama-nama itu," kata Bima.
Bima mengemukakan ada tiga faktor yang membuat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) melirik Ganjar-Ridwan Kamil (RK), faktor pertama adalah elektabilitas berdasarkan survei, tren dua tokoh itu naik.
Kedua adalah kualitas, Ketua DPP PAN itu melihat dua tokoh ini memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik di wilayah masing-masing, namun ada faktor yang ketiga yaitu akseptabilitas, bagaimana pun juga elektabilitas yang tinggi, kualitas yang mumpuni itu harus disokong dengan akseptabilitas. Yakni dua tokoh ini harus dapat diterima, terutama oleh KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) dari Partai Golkar, PAN, dan PPP.
"Kami tentu berharap ya Mas Ganjar dan Kang Emil terus membangun komunikasi yang baik dengan semua, tidak saja tentunya dengan internal PDIP, tetapi juga dengan KIB," kata Bima.
Bima memandang, ke depan masih banyak kemungkinan terjadi, bisa saja Ganjar Pranowo dicalonkan oleh PDIP dan KIB bergabung, sambil berharap wakilnya merupakan representasi dari KIB.
Tapi, kata Bima, mungkin juga kalau Ganjar Pranowo tidak berangkat maju pemilihan presiden (pilpres) lewat PDIP, karena politik itu seni segala kemungkinan KIB siap untuk mencalonkannya. KIB akan semakin mengerucutkan nama-nama calon pada akhir tahun.
"Tapi di internal KIB pun ini masih berproses, ya tapi kami lihat PPP tingkat wilayah sudah memunculkan nama Mas Ganjar, PAN di tingkat wilayah sudah banyak memunculkan Mas Ganjar," kata dia.
Sebelumnya, kedua tokoh kepala daerah Ganjar dan Ridwan Kamil yang ditantang Bima Arya selaku Ketua Asosiasi Pemerintah Seluruh Indonesia (Apeksi) yang juga sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) PAN saat pertemuan Forum Y20 di Solo pada Jumat (28/10).
Bima Arya yang juga Wali Kota Bogor menantang Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk saling melengkapi berpasangan memimpin Indonesia mendatang.
Tantangan Bima Arya pun ditanggapi Sekjen PDIP Hasto Kristyanto di sela acara Kursus Politik Pembekalan Anggota Baru PDI Perjuangan Se-Indonesia Tahun 2022, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (30/10).
Hasto mengatakan mengenal baik Bima Arya sebagai sesama politisi muda saat itu sering berdialog tentang bagaimana peran politisi muda bagi bangsa dan negara.
Dia menghargai bahwa setiap orang saat bisa boleh menyampaikan pendapatnya sebagai kemajuan dalam demokrasi Indonesia saat ini, sehingga pendapat Bima Arya soal Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil merupakan hal yang bisa disampaikan ke publik, menjadi bagian wacana publik, termasuk mengenai jodoh-menjodohkan.
Bagi PDI Perjuangan, kata Hasto, disiplin partai sangat jelas, mekanismenya sangat jelas dan sudah diterapkan dengan baik, bagaimana capres dan cawapres itu pada momentum yang tepat akan diumumkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ya kalau peluangnya kan namanya instrumen survei itu kan sangat dinamis, bahkan seharusnya yang fair setiap lembaga survei itu mengumumkan bagaimana pendanaannya supaya menihilkan dari berbagai bias-bias kepentingan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Kami pun di internal KIB dan PAN juga masih berproses dan sangat menghormati bahwa Mas Ganjar saat ini masih kader PDI Perjuangan. Kami sangat menghormati Mas Ganjar, menghormati juga otoritas dari PDIP, menghormati tata tertib dan aturan yang berlaku di PDIP gitu. Kami juga menangkap realitas dari publik bahwa kader PDIP diminati oleh banyak sekali elemen masyarakat, termasuk muncul di internal PAN," kata Bima di Kota Bogor, Senin.
Menurut Bima, selama ini bukan sekali dua kali PAN juga mendukung calon dari partai lain yang artinya ini hal yang biasa mengapa memunculkan Ganjar Pranowo, karena kader PDI perjuangan itu salah satu kader terbaik bangsa.
Begitupun dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kata Bima, realitas menunjukkan bahwa hasil survei saat ini Ganjar Pranowo nomor satu, Ridwan Kamil nomor empat.
Sementara, nomor dua ada Prabowo Subianto dari Gerindra, nomor tiga Anies Baswedan yang sudah dicalonkan oleh NasDem.
"Nah kan Mas Ganjar dan Kang Emil belum. Jadi ini ruang yang masih terbuka saya kira, bagi partai-partai untuk pada ujungnya nanti mendorong memastikan lagi nama-nama itu," kata Bima.
Bima mengemukakan ada tiga faktor yang membuat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) melirik Ganjar-Ridwan Kamil (RK), faktor pertama adalah elektabilitas berdasarkan survei, tren dua tokoh itu naik.
Kedua adalah kualitas, Ketua DPP PAN itu melihat dua tokoh ini memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik di wilayah masing-masing, namun ada faktor yang ketiga yaitu akseptabilitas, bagaimana pun juga elektabilitas yang tinggi, kualitas yang mumpuni itu harus disokong dengan akseptabilitas. Yakni dua tokoh ini harus dapat diterima, terutama oleh KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) dari Partai Golkar, PAN, dan PPP.
"Kami tentu berharap ya Mas Ganjar dan Kang Emil terus membangun komunikasi yang baik dengan semua, tidak saja tentunya dengan internal PDIP, tetapi juga dengan KIB," kata Bima.
Bima memandang, ke depan masih banyak kemungkinan terjadi, bisa saja Ganjar Pranowo dicalonkan oleh PDIP dan KIB bergabung, sambil berharap wakilnya merupakan representasi dari KIB.
Tapi, kata Bima, mungkin juga kalau Ganjar Pranowo tidak berangkat maju pemilihan presiden (pilpres) lewat PDIP, karena politik itu seni segala kemungkinan KIB siap untuk mencalonkannya. KIB akan semakin mengerucutkan nama-nama calon pada akhir tahun.
"Tapi di internal KIB pun ini masih berproses, ya tapi kami lihat PPP tingkat wilayah sudah memunculkan nama Mas Ganjar, PAN di tingkat wilayah sudah banyak memunculkan Mas Ganjar," kata dia.
Sebelumnya, kedua tokoh kepala daerah Ganjar dan Ridwan Kamil yang ditantang Bima Arya selaku Ketua Asosiasi Pemerintah Seluruh Indonesia (Apeksi) yang juga sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) PAN saat pertemuan Forum Y20 di Solo pada Jumat (28/10).
Bima Arya yang juga Wali Kota Bogor menantang Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk saling melengkapi berpasangan memimpin Indonesia mendatang.
Tantangan Bima Arya pun ditanggapi Sekjen PDIP Hasto Kristyanto di sela acara Kursus Politik Pembekalan Anggota Baru PDI Perjuangan Se-Indonesia Tahun 2022, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (30/10).
Hasto mengatakan mengenal baik Bima Arya sebagai sesama politisi muda saat itu sering berdialog tentang bagaimana peran politisi muda bagi bangsa dan negara.
Dia menghargai bahwa setiap orang saat bisa boleh menyampaikan pendapatnya sebagai kemajuan dalam demokrasi Indonesia saat ini, sehingga pendapat Bima Arya soal Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil merupakan hal yang bisa disampaikan ke publik, menjadi bagian wacana publik, termasuk mengenai jodoh-menjodohkan.
Bagi PDI Perjuangan, kata Hasto, disiplin partai sangat jelas, mekanismenya sangat jelas dan sudah diterapkan dengan baik, bagaimana capres dan cawapres itu pada momentum yang tepat akan diumumkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ya kalau peluangnya kan namanya instrumen survei itu kan sangat dinamis, bahkan seharusnya yang fair setiap lembaga survei itu mengumumkan bagaimana pendanaannya supaya menihilkan dari berbagai bias-bias kepentingan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022