Tawau, Malaysia (ANTARA Kaltim) - Tenaga pengajar di sekolah anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di Tawau, Sabah, Malaysia, mengapresiasi pelaksanaan lomba cerdas cermat yang digelar Konsulat RI Tawau, 5-13 Oktober 2013.
Seorang guru Sekolah TKI, Galih Satria di Tawau, Minggu menyebutkan, cerdas cermat dengan diikuti seluruh sekolah anak-anak TKI di wilayah itu sangat baik dan memberikan semangat bagi anak-anak dalam meningkatkan cara belajar.
Ketika diwawancara usai menyaksikan semi final dan final lomba cerdas cermat di Kantor Konsulat RI Tawau, dia meminta agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan setiap tahun oleh Kantor Perwakilan RI di Tawau agar kepercayaan diri anak-anak TKI yang sehari-harinya berada di perkebunan kelapa sawit mengikuti orangtuanya dapat lebih baik.
Selain itu, soal-soal yang menjadi bahan pada kegiatan cerdas cermat merupakan gambaran bagi tenaga guru dalam memberikan pelajaran kepada murid-muridnya ke depan untuk lebih meningkat lagi.
Ia mengatakan, sangat apresiatif terhadap lomba cerdas cermat ini karena soal-soal benar-benar mencerminkan mata pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku di Indonesia.
"Ini menjadi gambaran bagi guru-guru untuk lebih giat dan meningkatkan lagi pemahaman anak didiknya terhadap mata pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku di Indonesia. Jadi ini Indonesia sekali ketika berda di negara orang," ujar Galih yang mengajar di Sekolah TKI bentukan Humana di Sungai Balung Tawau.
Galih menyatakan, dengan adanya lomba semacam ini maka anak-anak TKI yang sehari-harinya menggunakan Bahasa Melayu secara perlahan-lahan memahami Bahasa Indonesia dengan baik berkat pengajaran yang diperolehnya di sekolah masing-masing meskipun masih berupa pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM) atau community learning center (CLC).
Hal yang sama disampaikan Yeli Kurnia, tenaga pengajar di sekolah anak-anak TKI di Bombalai Tawau. Ia menilai lomba cerdas cermat dan pidato yang dilaksanakan Konsulat RI Tawau tersebut sangat baik.
Yeli Kurnia yang mengajar di sekolah TKI bentukan Humana itu berpendapat materi soal yang diberikan kepada murid-murid yang mengikuti lomba itu benar-benar sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Indonesia.
"Semoga lomba ini dapat dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya atau menjadi program tahunan," harap dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Seorang guru Sekolah TKI, Galih Satria di Tawau, Minggu menyebutkan, cerdas cermat dengan diikuti seluruh sekolah anak-anak TKI di wilayah itu sangat baik dan memberikan semangat bagi anak-anak dalam meningkatkan cara belajar.
Ketika diwawancara usai menyaksikan semi final dan final lomba cerdas cermat di Kantor Konsulat RI Tawau, dia meminta agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan setiap tahun oleh Kantor Perwakilan RI di Tawau agar kepercayaan diri anak-anak TKI yang sehari-harinya berada di perkebunan kelapa sawit mengikuti orangtuanya dapat lebih baik.
Selain itu, soal-soal yang menjadi bahan pada kegiatan cerdas cermat merupakan gambaran bagi tenaga guru dalam memberikan pelajaran kepada murid-muridnya ke depan untuk lebih meningkat lagi.
Ia mengatakan, sangat apresiatif terhadap lomba cerdas cermat ini karena soal-soal benar-benar mencerminkan mata pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku di Indonesia.
"Ini menjadi gambaran bagi guru-guru untuk lebih giat dan meningkatkan lagi pemahaman anak didiknya terhadap mata pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku di Indonesia. Jadi ini Indonesia sekali ketika berda di negara orang," ujar Galih yang mengajar di Sekolah TKI bentukan Humana di Sungai Balung Tawau.
Galih menyatakan, dengan adanya lomba semacam ini maka anak-anak TKI yang sehari-harinya menggunakan Bahasa Melayu secara perlahan-lahan memahami Bahasa Indonesia dengan baik berkat pengajaran yang diperolehnya di sekolah masing-masing meskipun masih berupa pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM) atau community learning center (CLC).
Hal yang sama disampaikan Yeli Kurnia, tenaga pengajar di sekolah anak-anak TKI di Bombalai Tawau. Ia menilai lomba cerdas cermat dan pidato yang dilaksanakan Konsulat RI Tawau tersebut sangat baik.
Yeli Kurnia yang mengajar di sekolah TKI bentukan Humana itu berpendapat materi soal yang diberikan kepada murid-murid yang mengikuti lomba itu benar-benar sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Indonesia.
"Semoga lomba ini dapat dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya atau menjadi program tahunan," harap dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013